www.yoechua.com
Penciptaan
Menurut Kristen
Penciptaan
Menurut Padangan Kristen yang bersumber dari
Alkitab sangatlah jelas. Sehingga tidak ada
perdebatan yang mendasar.
1.
Pada
Mulanya...
Menurut Rita Wahyu dari ISCS
Indonesia, Permulaan Langit dan Bumi
tercatat pada Alkitab PL. Khususnya
Kejadian 1:1 “Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.” (Kej 1:1) Kata
BERE’SHIT / Pada mulanya dipahami
secara harafiah sebagai “In a beginning” yang mengarah “pada awal
dari ...” atau “pada pemulaan dari...” menegaskan bahwa permulaan yang dimaksud
dalam Kejadian 1:1 bukanlah permulaan kekekalan, melainkan permulaan dari
penciptaan langit dan bumi dan segala isinya termasuk benda-benda langit.[15]
Dalam penciptaan Bumi dan langit, Alkitab mencatat
dalam bahasa Ibrani Permulaan dengan kata “BERE’SHIT” dalam artian “in a beginning” merupakan bentuk
ekspresi iman yang terkait dengan keseluruhan fondasi hidup. Maksud dari ayat
ini adalah bahwa alam semesta beserta segala sesuatu yang ada di dalamnya.
Semua bergantun pada suatu konsep ilahi dan hanya bisa dipahami dalam terang
rencana Allah.[16]
Menurut Calvin, kata Pada Mulanya...“BERESHIT” jikamenguraikan istilah
"permulaan," Kristus, sama sekali tidak penting. Karena Musa hanya
bermaksud untuk menegaskan bahwa dunia tidak belum sempurna pada saat
permulaannya, dengan cara yang sekarang terlihat, tetapi bahwa ia menciptakan dari
kekacauan kosong langit dan bumi. Karenanya, bahasanya dapat dijelaskan. Ketika
Tuhan pada mulanya menciptakan langit dan bumi, bumi kosong dan sia-sia.[17]
Allah
telah eksis sejak kekekalan, Ia menciptakan alam semesta. Apa yang bisa dilihat oleh manusia, bisa
terjangkau mata, dan apa bisa terjangkau teknologi manusia, semuanya sebenarnya
hanyalah seperti “gelas” yang ada di dalam genggaman Allah. Sebab dimensi Allah
berada pada kekekalannya.[18]
Sehingga Manusia tidak dapat menjelaskan penciptaan, Tetapi tegas Allah menciptakan dunia yang tercatat di dalam Alkitab.
Dalam penciptaan ini sendiri secara absolut bahwa
Allah pada mulanya adalah pencipta Langit dan Bumi. Pada mulanya yang sangat
absolut Bahwa Allah yang menciptakan. Tidak ada teori manusia yang dapat
membuktikan bahkan penjelasan mengenai Big Bang pun tidak memadai. Pada mulanya
ketika Tuhan menciptakan (> absolut pada mulanya Tuhan menciptakan).
Penjelasan lebih lanjut William Craig menekankan bahwa
kebijaksanaan konvensional adalah bahwa tidak mungkin untuk
"membuktikan" keberadaan Tuhan dan Pencipta. Oleh karena itu, jika
kita akan percaya pada Tuhan, kita harus "Membutuhkan iman" bahwa
Tuhan itu ada.[19]
Sehingga cukup dengan mengimani apa yang Tuhan adalah Pencipta dan itu adalah
jawaban cukup.
Salah satu contoh kebijaksanaan
konvesional adalah kalām Cosmological yang dikembangkan oleh Al-Ghazali
(1058-1111). Al-Ghazali adalah seorang filsuf dan teolog muslim Persia yang
hidup dalam era pertengahan. Pengembangan ini sendiri diadaptasi dari doktrin
Aristoteles bahwa keabadian Alam semesta. Pendapatnya “Setiap keberadaan sesuatu yang dimulai memiliki alasan
untuk pada mulanya; sekarang dunia adalah yang dimulai; oleh karena itu, dunia
memiliki alasan untuk pada mulanya.” Ketika sampai pada penyebab utama, Allah
adalah kekal. Sehingga dapat memiliki argumen Kalam Cosmological memiliki formula
sebagai berikut :
1) Apa pun yang mulai ada pasti ada
sebabnya.
2) Alam semesta mulai ada.
3) Karena itu, alam semesta memiliki
sebab.
Analisis konseptual tentang apa
artinya menjadi penyebab alam semesta kemudian bertujuan untuk menetapkan
beberapa sifat signifikan secara teologis dari keberadaan sesuatu ini.[20]
Pada kenyataannya, siapapun yang menjadi “penyebab”
pasti berarti “memiliki alasan yang cukup,” Hal-hal yang mulai ada pasti ada
sebabnya. Dennett mengakui bahwa Allah itu “di luar waktu … tidak ada darinya
dengan inisiasi atau asal yang membutuhkan penjelasan. Apa yang benar-benar
perlu dijelaskan adalah alam semesta konkret ada itu dengan sendiri.” Sehingga
jelas Allah itu tidak pernah muncul, tidak memiliki sebab, dan asal. Dennett
menjelaskan bahwa segala sesuatu disebabkan oleh alam semesta itu sendiri.[22]
2.
Penciptaan
6 hari
Alkitab memakai satuan bentangan waktu/ periode
penciptaan dengan kata Ibrani “YOM”, yang arti harafianya adalah hari. Dan
perlu dipahami “YOM” pengertiannya sangat luas. Dapat bermakna waktu dari
matahari terbenam hingga terbit, siklus 24 jam. Namun juga bermakna waktu
tertentu. Dalam bentuk jamak, kata “YOM” ini pun bermakna satu tahun. Sehingga
makna “YOM” harus sesuai dengan konteksnya[24] Kalau melihat
konteks dari kejadian 1 bahwa bisa disimpulkan 1 hari itu sama dengan 24 jam.
Dimana terang dan gelap itu ada.
3.
Penciptaan Berasal Dari Firman Allah dari Yang Tidak
ada menjadi Ada
Pada Kejadian 1:2, Kata Ibrani Tidak berbentuk dan
kosong menggunakan kata “TOHU” dan “BOHU”, yang berarti tak berisi / tidak
berbentuk dan ksoong. Ungkapan tersebut, seperit jug ahalya dengan istilah
“gelap gulita menutupi samudera raya.’ Ini adalah bahasa kiasan yang bahwa pada
awal penciptaan bermula dengan tidak adanya bentuk apa-apa. “TOHU VAVOHU”
adalah ekspresi suatu ketidak-beraturan yang tidak terkatakan, kekosongan yang
tak terkatakan didalamnya, karena proses penciptaan itu masih sedang berlangsung.[25]
Pada Kejadian 1:2, Kata Ibrani “TEHOM” digunakan dalam
makna kumpulan air yang menyelimuti bumi, yang kala itu masih di proses oleh
Allah. Atau bisa diibaratkan Samudera / Lautan. Kemudian kata “samudera” “TEHOM”
digunakan untuk merunjuk kepada lautan yang luas dan yang dalam (abyss).
Sehingga “TEHOM” dan “laut” ‘YAM” dalam konteks tertentu adalah istilah yang
sinonim. Namun Alkitab tidak menjelaskan apa-apa tentang bagaimana atau kapan
massa kumpulan air ini muncul. “TEHOM” dipergunakan seabgai sesuatu yang
dikontraskan dengan langit. Sehingga mewakili yang kedalaman Bumi.[26]
Pada proses penciptaan dipergunakan verba ‘VAYOMER’
(dan Dia berfirman). Berasal dari Verba “AMAR” Leksikon Ibrani, berarti saying,
speech, word, speaking, answer. Kata ini diterjemahkan ke dalam bahasa
indonesia berfirman(jika Allah mengucapkan), berkata, menjawab, dan mengatakan,
dll[27]
Pada Naskah Ibrani, verba “VAYOMER” penerjemahannya
secara kontekstual, yaitu “dan Dia Berfirman”, sebab yang mengucapkannya adalah
Allah Sang Pencipta Langit dan Bumi yang melukiskan niat Allah yang menjadi
kenyataan dengan kuasa dari Sabda-Nya. Suatu Sabda yang memiliki makna daya
kreatif yang dinyatakan dengan suatu karya dan hasil. Betapa Kejadian pasal 1-2
setealh suatu kindung pujian bagi Allah yang Empunya Alam Semesta.[28]
Alam semesta ini adalah hasil dari penciptaan dari
Allah Sang Pencipta. Kata Ibrani “BARA” berarti Dia telah menciptakan, digunakan hanya untuk hubungan dengan
penciptaan oleh Allah sang Pencipta. Ini digunakan daam Alkitab Ibrani
digukanak hanya sehubungan dengna Alkitab Ibrani untuk membedakan karya Allah
dengan karya oleh manusia. Verba “BARA” adalah kata kerja yang pertamakali
digunakan dalam Alkitab.[29]
Dia juga mengajar dengan kata "diciptakan,"
bahwa apa yang sebelumnya tidak ada sekarang diciptakan; karena dia belum
menggunakan istilah “YATSAR” yang menandakan bingkai atau bentuk yang telah
ada. Akan tetapi “BARA” yang menandakan untuk membuat dari yang tidak ada.
Karena itu maknanya adalah, bahwa dunia terbuat dari ketiadaan. Oleh karena itu
kebodohan mereka dibantah yang membayangkan bahwa benda yang tidak berbentuk
ada dari kekekalan; bahwa dunia dilengkapi dengan ornamen baru, dan menerima
bentuk yang sebelum itu tidak ada.[30]
4.
Adam
dan Hawa
Pada Kejadian 1:26 ini pertama kainya kata “Adam”
‘ADAM’ artinya manusia ditulis dalam Alkitab dan dapat diartikan manusia secara
umum. Cara membedakannya adalah dengan menimbang konteks. Dalam Kejadian 2:7
ini secara khusus disebutkan bahan dasar manusia itu diciptakan “manusia”.
Alef-Dalet-Mem terhubung dengan kata untuk “tanah” atau “bumi”.[32]
Pada Kejadian 1:27 ini disebutkan bahwa Allah
menciptakan “BARA” manusia yang terdiri dari laki-laki/ jantan “ZAKHAR” dan
perempuan/betina “NEQEVAH’”. Pada Kejadian pasal 1 belum dirincikan bagaimana
manusia yang ‘betina’ itu diciptakan. Baru pasal kedua rincian pembentukan
manusia ini lebih jelas.[33]
Jikalau
menelusuri Kej. 2;7, ada dua hal yang perlu dicemati bahwa penciptaan Adam :
(1) Ada bahan yang menjadikan wujud manusia, yaitu debu yang berasal dari
tanah. (2) Ada hembusan napas kehidupan dari Allah sendiri, sehingga manusia
memiliki roh kehidupan.[34]
Alkitab mencatat dengan literal Debu yang berasal dari
tanah dan ditambahkan dengan Roh yang memberikan kehidupan.
Karena itu dia menciptakan sifat manusia dalam diri
Adam, dan dari situ membentuk Hawa, bahwa perempuan itu seharusnya hanya
sebagian dari seluruh umat manusia. Dengan cara ini Adam diajarkan untuk
mengenali dirinya sendiri dalam istrinya, seperti dalam cermin; dan Hawa, pada
gilirannya, untuk menyerahkan diri dengan sukarela kepada suaminya, sebagai
dibawa keluar darinya.[35]
Ia kehilangan salah satu tulang rusuknya; tetapi,
alih-alih itu, hadiah yang jauh lebih kaya diberikan kepadanya, karena ia
memperoleh rekan hidup yang setia; karena dia sekarang melihat dirinya sendiri,
yang sebelumnya tidak sempurna, menjadikan lengkap istrinya. [36]
Istilah “EZER KENEG’DO” dalam makna bahasa asli Ibrani
perempuan digambarkan dalam istilah “oposisi”: yaitu sebagai “pembantu yang berlawanan dengannya.”
Bahkan terjemahan “penolong” untuk
kata “EZER” adalah terjemahan yang lemah, tidak begitu representatif. “KENEG’DO”
berasal dari ajektiva: NEGED, artinya: dihadapkan
bersebarangan, ditambah dengan Khaf yang berarti kepemilikan. Sehingga
Perempuan yang disamping Adam adalah “EZER” (Pembantu/Penolong) dan “KENEG’DO” (Berseberangan
dengan Adam).[37]
Akan tetapi lebih lanjut justru berseberangan ini adalah saling melengkapi
antara laki-laki dengan perempuan.
Manusia itu menamai istrinya “Hawa” “KHAVAH” karena ia
adalah ibu dari semua yang hidup “KHAY”. Bentuk penulisan “KHAVAH” terkoneksi
dengan “KHAYAH” yang artinya makhluk
hidup/bernyawa. Adam memanggil isrinya dengan nama “KHAVAH”, karena dari
dia akan lahir seluruh umat manusia yang akan memenuhi bumi. Serta merupakan
suatu harapan dari Adam, suatu pernyataan keimanannya juga pengucapan
syukurnya, bahwa ia masih diberikan kesempatan untuk meneruskan kehidupannya.[38]
Kesimpulan
Untuk menelusuri Penciptaan dari orang Islam justru
tidak memiliki pandangan kuat mengenai Hal ini. Sehingga tidak memiliki
inkonsistenan yang terjadi di dalam kitab Mereka. Sebaliknya kekrisenan cukup
jelas menjelaskan mengenai teologi penciptaan yang benar.
Alkitab sudah cukup memberikan penjelasan penciptaan
secara benar. Keabsolutan penciptaa bumi dan alam semesta berada di dalam
kekausaan Allah. Sehingga tidak ada hal bahkan pengetahuan manusia yang dapat
melampuai sang pencipta. Sehingga Allahlah yang absolut sebagai penciptan Alam
Semesta.
Penggunaan bahasa Ibrani sangat mempengaruhi maksud
dan tujuan Allah mencipakan Alam Semesta ini.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Calvin,John.Commentary on Genesis - Volume 1.
Terjemahan John King dan Hull. (Grand Rapids. Michigan: Christian Classics
Ethereal Library)
2.
Craig,William Lane.Reasonable Faith: Christian Faith and
Apologetics. (2008. Wheaton. Illinois:Crossway Books).
3.
Dave, Donald G dan John B. Carman.Christian Faith in A Religiously
Prural World. (1978. Maryknoll. New
York:Orbis Books).
4.
Geisler,Norman L, dan Abdul Saleeb.Answering
Islam : the crescent in light of the cross.
(2003. Grand Rapids. Michingan:
Baker Books).
5.
Shavit,Uriya.Scientific and Political Freedom in Islam A
Critical Reading of the Modernist-Apologetic School. (2017.
New York:Routledge)
6.
Tjahjadi, Simon
Petrus L..Pertualangan Intelektual.
Konfrontasi dengan Para Filsuf dari zaman Yunani hingga Zaman modern. (2004.Yogyakarta:Kanisius).
7.
Wahyu,Rita.Eksegesis Peshat
Kitab Kejadian BERESHIT – PADA MULANYA.
(2018. Malang:ISCS).
8.
Yahya,Harun.Miracles of the
Qur’an. (2001. Canada:Al-Attique)
[1]Donald G Dave dan John
B. Carman, Christian Faith in A
Religiously Prural World. (1978,
Maryknoll, New York:Orbis Books), Hml. 59
[3]Harun Yahya, Miracles
of the Qur’an, (2001, Canada:Al-Attique),Hml. 12
[5]Uriya
Shavit, Scientific and Political Freedom
in Islam A Critical Reading of the Modernist-Apologetic School, (2017,
New York:Routledge) Hlm. 59-60.
[6] Norman
L. Geisler dan Abdul Saleeb, Answering Islam : the crescent in light of
the cross, (2003, Grand Rapids, Michingan: Baker Books), Hlm 35
[9]Simon
Petrus L. Tjahjadi, Pertualangan Intelektual, Konfrontasi dengan Para Filsuf dari zaman
Yunani hingga Zaman modern, (2004, Yogyakarta:Kanisius), Hml. 21
[10] Norman L. Geisler dan Abdul Saleeb, Answering Islam : the crescent in light of
the cross, (2003, Grand Rapids, Michingan: Baker Books), Hml. 40
[15] Rita Wahyu, Eksegesis
Peshat Kitab Kejadian BERESHIT – PADA MULANYA, (2018, Malang:ISCS), Hml.
90
[17] John Calvin, Commentary
on Genesis - Volume 1, Terjemahan John King
dan Hull, (Grand Rapids, Michigan: Christian Classics
Ethereal Library),Hml. 34
[18]Rita Wahyu, Eksegesis
Peshat Kitab Kejadian BERESHIT – PADA MULANYA, (2018, Malang:ISCS), Hml.91
[19] William Lane Craig, Reasonable
Faith: Christian Faith and Apologetics,
(2008, Wheaton, Illinois:Crossway
Books), Hlm. 93
[23]Rita Wahyu, Eksegesis
Peshat Kitab Kejadian BERESHIT – PADA MULANYA, (2018, Malang:ISCS), Hml.74
[24]Ibid, Rita Wahyu,
2018, Hlm. 74-75
[25]Ibid, Rita Wahyu,
2018, Hlm. 74-75
[26]Ibid,
Rita Wahyu, 2018, Hlm. 115-114
[27]Ibid,
Rita Wahyu, 2018, Hlm. 128
[28]Ibid, Rita Wahyu,
2018, Hml. 128-129
[29]Ibid, Rita Wahyu,
2018, Hlm. 95
[30] John Calvin, Commentary
on Genesis - Volume 1, Terjemahan John King
dan Hull, (Grand Rapids, Michigan: Christian Classics
Ethereal Library),Hml. 34-35
[31]Simon
Petrus L. Tjahjadi, Pertualangan Intelektual, Konfrontasi dengan Para Filsuf dari zaman
Yunani hingga Zaman modern, (2004, Yogyakarta:Kanisius), Hml. 22
[32] Rita Wahyu, Eksegesis
Peshat Kitab Kejadian BERESHIT – PADA MULANYA, (2018, Malang:ISCS), Hml.223-224
[33]Ibid, Rita Wahyu,
2018, Hml. 167
[35]John Calvin, Commentary
on Genesis - Volume 1, Terjemahan John King
dan Hull, (Grand Rapids, Michigan: Christian Classics
Ethereal Library),Hml. 82-83
[37]Rita Wahyu, Eksegesis
Peshat Kitab Kejadian BERESHIT – PADA MULANYA, (2018, Malang:ISCS), Hml. 241
[38]Ibid, Rita Wahyu,
2018, Hlm. 282
0 komentar:
Post a Comment