Kisah Para rasul merupakan kitab dalam
Perjanjian Baru yang unik. Sebab kitab
ini menceritakan sejarah perkembangan kekristenan setelah Tuhan Yesus naik ke
sorga, yaitu mengenai jemaat mula-mula dan bagaimana cara Para rasul menyebarluaskan
Injil dari Yerusalem sampai ke bangsa-bangsa luar Yahudi.
Penulis
Kitab
Kitab Kisah Para Rasul ini tidak
menyebutkan penulisnya secara jelas (bersifat anonim). Namun banyak ahli mengakui bahwa kitab ini
ditulis oleh Lukas. Alasan-alasannya
yaitu:
1. Penulis
kitab Kisah Para Rasul dan Injil Lukas adalah sama yaitu:Tabib Lukas. Hal ini disebabkan kedua kitab itu ditujukan
pada orang yang sama yaitu Teofilus (Luk. 1:3 bdg. Kis. 1:1). Pada permulaan Kitab Kisah Para Rasul,
penulis mengingatkan Teofilus akan karangannya yang pertama yaitu Injil
Lukas. Selain itu kedua kitab diatas
memiliki banyak persamaan diantaranya: ungkapan-ungkapan gaya bahasa, cara
penyajian cerita dan istilah-istilah medis yang digunakan.
2. Kesaksian
kitab menunjukkan bahwa Lukas penulis kitab ini. Dalam Kis. 16:10 dan 20:6 terdapat kata ganti
“kami” ini berarti penulis kitab adalah teman perjalanan Paulus. Diantara teman-teman Paulus hanya Lukas yang
memenuhi kriteria teman Paulus itu.
3. Tradisi
Kristen semenjak Irenius pada abad keuda menjelaskan bahwa kitab ini ditulis
oleh Lukas. Hal ini didukung oleh bapak
gereja lainnya.
Tanggal
Dan tempat Penulisan
Banyak ahli berpendapat bahwa kitab ini
ditulis setelah kenaikan Tuhan Yesus (Kis. 1:9-11) dan sebelum kematian
Paulus. Dalam ayat-ayat terakhir (Kis.
28:30-31) dijelaskan mengenai keadaan Paulus waktu di penjara di Roma selama
dua tahun. Kemudian Paulus dilepaskan
dan melayani jemaat beberapa waktu. Dan
bila Kisah Para Rasul ini ditulis sesudah tahun 63 M, yaitu saat Paulus
dilepaskan dari penjara maka pasti peristiwa itu ditulis dalam kitab ini. Tetapi peristiwa itu tidak disinggung sama
sekali sedangkan Lukas menyertai Paulus sampai akhir hayatnya (2 Tim. 4:6,
11). Oleh karena itu jelas bahwa Kitab
Kisah Para rasul ini ditulis kira-kira tahun 62-63 M. Dan untuk tempat penulisannya banyak ahli
setuju bahwa kitab ini ditulis di Roma.
Hal ini disebabkan karena pelayanan Lukas waktu menulis kitab ini, ia
berada bersama Paulus di Roma.
Alamat
Sama seperti Injil Lukas, Kitab Kisah
Para rasul dialamatkan kepada teofilus (1:1).
Hal ini sebenarnya bukan untuk Teofilus saja, tetapi juga untuk
orang-orang percaya yang berlatar belakang kafir. Maksudnya supaya kitab ini dapat mengisi
keperluan gereja-gereja non Yahudi akan kisah yang lengkap mengenai awal kekristenan,
yaitu bagaimana Allah menyatakan perbuatan-perbuatanNya yang ajaib sehingga
iman mereka dikuatkan.
Asal
bahan
Lukas memang cocok sebagai penulis
kitab ini, sebab ia mengenal tokoh-tokoh yang disebut didalamnya. Bahkan ia terlibat langsung dalam peristiwa-peristiwa
yang diceritakan dalam kitab ini, lihat pemakaian istilah “kami” dalam Kis.
16:10-17, 20:5 – 21:18, 27:1 – 28:6.
Banyak ahli bertanya bagaimana Lukas
mendapat informasi mengenai jemaat yerusalem sedangkan ia tidak pernah
pelayanan disana? Memang ia tak pernah
melayani di yerusalem tetapi perlu diketahui bahwa Lukas pernah pelayanan
bersama-sama dengan Markus di Roma (Kol. 4:10, 14). Dan kita tahu bahwa Markus mengenal jemaat
Yerusalem, karena ia adalah orang Yerusalem (Kis. 12:12). Sama dengan yakobus yang bertemu dengan Lukas
mendapat informasi tentang jemaat di Yerusalem dari mereka.
Ada kemungkinan Lukas adalah orang
Antiokhia. Ini berarti ia mengenal
situasi jemaat disana, sehingga ia dapat menulis mengenai perkembangan jemaat Antiokhia. Hal ini dikuatkan dengan keberadaan Lukas
yang mengenal Barnabas secara dekat (Kis. 13:1-2), sedang Barnabas adalah salah
satu orang yang ambil bagian dalam mendririkan jemaat di Antiokhia. Selain itu Lukas juga memiliki hubungan
pribadi dengan Filipus. Filipus adalah
kawan sekerja Stefanus (Kis. 6:5). Oleh
karena itu dari Filipuslah Lukas mendapat keterangan tentang penganiayaan di
Yerusalem. Dari keterangan diatas jelas
bahwa Lukas menguasai bahan sebab ia mendapat bahan informasi dari sumber yang
jelas dan dapat dipercaya.
Tema
Dan isi
Tema utama kitab Kisah para rasul adalah penyebaran Injil yang penuh keberanian melalui kuasa Roh Kudus. Kalau dibaca secara keseluruhan memang kitab ini menceritakan mengenai pelayanan para rasul setelah Tuhan Yesus naik ke sorga. “Bersaksi bagi Kristus” menjadi tekanan kitab ini. Rumusan hal ini terdapat dalam pasal 1 ayat 8. Ayat itu menyatakan bahwa saksi-saksi Kristus yang diutus, sekaligus diberi perlengkapan rohani dan daerah pelayanannya. Lukas ingin menceritakan tentan g penyebarluasan Injil, mulai dari Yerusalem sampai ke Roma. Itulah sebabnya Petrus adalah oknum pertama dan terpenting dalam bagian pertama, sedangkan dalam bagian terakhir yang menyangkut penyebarluasan Injil diantara bangsa-bangsa kafir, Pauluslah yang terpenting. Ada tiga unsur yang melatar belakangi Kisah para rasul yaitu Penebusan Anak (Luk. 24:46), rencana Allah tentang penginjilan sedunia (Luk. 24:47) dan kuasa Roh Kudus (Luk. 24:48-49).
Dibawah ini juga dijelaskan mengenai
hal-hal yang berkaitan dengan isi kitab ini yaitu:
1. Nama
kitan ini memberi penjelasan tentang maksud dan tujuan kitab ini yaitu Kisah
Para rasul. Ada penafsir yang lebih suka
menamakan kitan ini “Kisah Perbuatan Roh Kudus” karena dalam isinya banyak
dibicarakan tentang perbuatan Roh Kudus.
Selain itu ada penafsir-penafsir lain yang membandingkan dengan Lukas
1:1, yaitu bahwa Injil Lukas itu menyangkut perbuatan Yesus Kristus “sampai pada
hari Ia terangkat “ (Kis. 1:1), dan buku yang kedua menceritakan “perbuatan
Tuhan Yesus sesudah terangkat”. Walaupun
begitu nama “Kisah Para Rasul” nama paling tepat untuk kitab ini. Memang benar Kristus yang naik ke sorga
maupun Roh Kudus yang diam dalam hati orang percaya, turut bekerja bersama-sama
dalam segala sesuatu, namun yang senantiasa kelihatan adalah Para Rasul, utusan
Kristus yang dikuasai oleh Roh Kudus.
Dan jika kita ingin memahami arti kenaikan Kristus dan keajaiban
Pentakosta maka kita harus memandang kepada para rasul.
2. Kata
kunci adalah kata “saksi” yang terdapat dalam berbagai bentuk sebanyak
kira-kira dua puluh kali.
3. Kisah
Para Rasul adalah lanjutan dari Injil Lukas.
Injil Lukas diakhiri dengan cerita kenaikan Tuhan Yesus dan Kisah Para
Rasul diawali dengan kenaikan itu.
Dengan demikian boleh dikatakan bahwa Kisah Para Rasul ialah lanjutan
dari pekerjaan Allah yang ada dalam Injil Lukas.
4. Yesus
menguasai segala sesuatu melalui pelayanan Para Rasul. Dialah yang mencurahkan Roh Kudus (2:33),
Dialah yang menyembuhkan orang lumpuh (13:16, 4:10), Dialah yang menambah
jumlah orang Kristen (2:47), Dialah yang tampak berdiri disebelah kanan Allah
(7:55), Dialah yang manampakkan Diri kepada Paulus di jalan menuju Damsik
sehingga ia bertobat (9:5), dll. Jadi
kenaikanNya tidak memisahkan Dia dari murid-muridNya tetapi Dia selalu
menyertai murid-muridNya dengan menurunkan Roh Kudus sebagai daya penggerak dan
dalam memberitakan Injil. Berkali-kali
Roh Kudus memenuhi mereka (2:4, 4:8, 6:5, 7:55, 9:17, 11:24 dan 13:9). Dalam keadaan dimana diperlukan disiplin
(5:3,4), hikmat (6:3), atau dipimpin (16:6,7) Roh Kudus bekerja dalam diri
orang percaya.
5. Kunci
untuk mengerti Kisah Para rasul ialah kuasa Roh Kudus. Pencurahan Roh Kudus dalam pasal 2 memiliki
peranan yang penting dalam masa pelayanan para rasul. Dalam pasal-pasal berikutnya dijelaskan: Roh
Kuduslah yang memimpin Filipus sehingga ia bertemu dengan sida-sida dari
Etiopia (8:26, dst), Roh Kuduslah yang mempertemukan Petrus dengan Kornelius (psl.
10-11), Dialah yang membawa Ananias bertemu dengan paulus (9:10), Roh Kudus
yang memimpin Paulus sehingga Injil akhirnya diberitakan sampai ke Eropa (16:6,
dst).
6. Keselamatan
itu bersifat universial. Paulus
mengakhiri khotbahnya di Roma dengan mengatakan demikian: “Sebab itu kamu harus
tahu bahwa keselamatan yang dari pada Allah ini disampaikan kepada
bangsa-bangsa lain” (28:28). Maksudnya
keselamatan itu tidak hanya untuk orang Yahudi saja melai9nkan untuk semua
bangsa. Dengan pimpinan Roh Kudus para
rasul memberitakan Injil kepada bangsa-bangsa kafir.
7. Dalam
Kisah Para rasul, banyak dijelaskan mengenai para rasul yang sangat peka
terhadap pimpinan Roh Kudus. Hal itu
nyata dalam kisah-kisah sebgai berikut:
a. Filipus
dalam Kis. 8:4-40.
Filipus sibuk melayani di Samaria,
pelayanannya sungguh maju dan berkembang (8:4-8). Tetapi pada suatu saat Allah memanggilnya ke
tempat yang sunyi (8:26), dan Filipus mendengar suara Allah itu dan ia
menurutinya. Melalui ketaatannya itu ia
dipertemukan dengan sida-sida dari Etiopia.
Dan melalui pelayanannya itu akhirnya Injil boleh diberitakan masuk ke
benua Afrika.
b. Petrus
dalam Kis. 10:1 – 11:18.
Dalam Kisah Para Rasul ini, Petrus
memang terbeban untuk orang Yahudi.
Tetapi pada waktu ia mendengar suara Tuhan yang menyuruh dia melayani
seorang kafir, dia rela pergi walaupun itu bertentangan dengan
keyakinannya. Dia membabtis Kornelius
walaupun dia tidak memenuhi syarat menurut Hukum yahudi (Kis. 10:14 dan
11:2-3), karena sebenarnya Kornelius orang kafir.
c. Paulus
dalam Kis. 16:4-10.
Bagian ini menjelaskan pelayanan Paulus di
Asia. Dalam pelayanannya dia selalu
minta petunjuk kepada Tuhan. Dia
bertanya: “Kemana Tuhan?” Oleh karena
itu Roh Kudus selalu menutup pintu-pintu yang tidak sesuai dengan kehendakNya
dan membuka pintu-pintu lain (6:7). Satu
kali Tuhan menjawab pertanyaan Paulus melalui penglihatan (16:9). Dan setelah paulus melihat penglihatan itu,
segeralah ia mencari kesempatan untuk berangkat ke Makedonia (16:10).
Dari
ketiga kisah diatas dapat disimpulkan bahwa memang setiap rasul memiliki
pelayanan dan rencana sendiri-sendiri tetapi pada saat mereka mendengar suara
Roh Kudus mereka langsung menjalankan karena mereka sadar bahwa rencana Allah
lebih penting daripada rencana sendiri.
8. Kisah
Para Rasul adalah “Buku Pertama Sejarah Misi”.
Sebagaimana sudah dijelaskan, kitab ini menceritakan mengenai meluasnya
Injil sesuai psl. 1:8. Hal itu dapat
digambarkan sebagai berikut:
a. Pasal 1:1 – 8:3 menjelaskan mengenai pelayanan di Yerusalem. Disinilah jemaat mula-mula didirikan.
b. Pasal 8:4 – 11:18 menjelaskan mengenai pelayanan di Yudea dan Samaria. Jemaat mula-mula mulai berkembang dan bertambah besar.
c. Pasal 11:19 – 28:31 menjelaskan mengenai pelayanan para rasul sampai ke Roma. Orang Kristen mulai sadar bahwa keselamatan tidak hanya untuk orang Yahudi saja tetapi juga untuk semua bangsa. Pada bagian ini jemaat diperluas tidak hanya orang Yahudi tetapi juga untuk orang non Yahudi.
Kitab Para Rasul bukanlah buku terakhir
sejarah misi. Kitab ini berakhir dengan
tercapainya kota Roma sebagai permulaan dari penggenapan istilah “ujung bumi”
(1:8). Selain itu kitab ini juga tidak
diakhiri dengan salam ataupun “titik”, tetapi menceritakan pelayanan Paulus di
Roma, dimana pelayanan itu hampir selesai.
Dan sekarang hamba-hamba Tuhan lain yang harus mengambil alih tugas
penginjilan yang sudah diteladankan oleh Rasul Paulus.
Secara selektif Kisah Para Rasul menjelaskan mengenai 30
tahun pertama sejarah gereja yaitu penyebaran Injil dari Yerusalem sampai ke
Roma. Lukas juga menyebutkan bahwa Injil
telah diberitakan pada 32 negara, 54 kota dan 9 pulau di laut Tengah serta 95
orang yang berbeda diantaranya sebagai pejabat dan administrator pemerintah
dengan jabatan yang tinggi.
9. Pentakosta. Hari lahirnya gereja adalah Pentakosta. Pada saat itu setelah Tuhan Yesus naik ke
sorga, kesebelas rasul, Maria ibu Yesus dan murid-murid lain berkumpul
berjumlah seratus dua puluh orang.
Mereka berdoa dan menantikan Roh Kudus seperti yang telah diperintahkan
Tuhan Yesus. Dan saat mereka berkumpul
itu, tiba-tiba Roh Kudus turun atas mereka dengan tanda-tanda yang dapat
didengar dan dilihat manusia. Mereka
berkata-kata dalam bahasa yang baru, sehingga para pendengarnya dapat mengerti
karena mereka berbicara dalam bahasa daerah mereka masing-masing tentang
“perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan Allah” (2:5-13). Kedatangan Roh Kudus ini adalah pemenuhan
nubuat Yohanes (Luk. 3:15-16) dan janji Kristus (24:49). Petrus mengatakannya sebagai penggenapan nabi
Yoel (Kis. 2:16-21) dan bukti dari kebangkitan Kristus (2:32-36). Ia mempersatukan orang-orang yang percaya dan
memberi mereka keberanian untuk menginjil dan menghadapi siksaan (2:4, 4:8,
6:8-15).
Garis
Besar
Garis besar kitab ini dapat dijelaskan
sebagai berikut:
Pendahuluan:
Rasul-rasul disiapkan dan diberi tugas (1:1-26).
a. Sebelum Kristus naik ke sorga
(1:1-8).
b. Sesudah Kristus naik ke sorga
(1:9-26).
1.
Pekabaran Injil di Yerusalem (2:1 – 8:3).
a. Pelayanan Petrus (2:1 – 8:3).
b. Pelayanan Stefanus (6:1 – 8:3).
2.
Pekabaran Injil di Yudea dan Samaria (8:4 – 11:18).
a. Pelayanan Filipus (8:4-40).
b. Pelayanan Paulus dimulai (9:1-31).
c. Pelayanan Petrus berakhir (9:32 –
11:18).
3.
Pekabaran Injil kepada bangsa-bangsa kafir (11:19 – 28:29).
a. Pelayanan Barnabas (11:19 – 12:25).
b. Pelayanan Rasul Paulus (13:1 –
28:29).
i.
Perjalanan misi pertama (13:1 – 15:1).
ii.
Sidang di yerusalem (15:1-35).
iii.
Perjalanan misi yang kedua (15:36 – 18:22).
iv.
Perjalanan misi yang ketiga (18:23 – 21:14).
v.
Paulus ditawan di Yerusalem (21:15 – 23:10).
vi.
Paulus sebagai tawanan di Kaesarea (23:11 –
26:32).
vii.
Paulus sebagai tawanan di Roma (27:1 –
28:29).
Penutup:
Tugas Paulus diselesaikan, tetapi penginjilan sedua akan diteruskan (28:30-31).
Tujuan
Tujuan dari penulisan kitab Kisah Para
Rasul ini yaitu:
1. Untuk
mengisi keperluan gereja-gereja non Yahudi akan kisah yang lengkap mengenai
awal kekristenan dimana kuasa Allah dinyatakan.
2. Untuk
menguatkan iman orang percaya bahwa Allah selalu menyertai anak-anakNya.
3. Sebagai
bukti sejarah mengenai keadaan gereja mula-mula.
4. Untuk
menjelaskan bahwa Injil bersifat universal yaitu untuk semua bangsa.
5. Untuk
mengungkapkan peranan Roh Kudus dalam kehidupan dan misi gereja. Menekankan babtisan Roh Kudus sebagai
persediaan Allah dalam memperkuat gereja untuk memberitakan Injil dan melanjutkan
pelayanan Yesus. Lukas secara eksplisit
mengisahkan tiga kali mengenai babtisan Roh Kudus yang disertai bahasa lidah
(2:4- dst, 10:45-46, 19:1-7).
Ciri
Khas
Ciri khas dari kitab Kisah Para Rasul
adalah sebagai berikut:
1. Gereja:
Kitab ini menyatakan sumber kuasa dan sifat sejati dari misi gereja.
2. Roh
Kudus: Oknum ketiga dari trinitas disebur secara khusus 50 kali, Mis: Babtisan
Roh (1:8), karunia Roh (19:6).
3. Amanat
gereja mula-mula: Lukas dengan cermat mencatat khotbah-khotbah yang diilhami
Roh Kudus yang disampaikan oleh Petrus, Stefanus, Paulus, dll. Yang memberi pengetahuan tentang gereja
mula-mula.
4. Doa:
Gereja mula-mula mengabdikan diri dalam doa yang tetap dan sungguh-sungguh
sehingga hasilnya luar biasa.
5. Tanda-tanda,
keajaiban-keajaiban dan mujijat-mujijat: Pernyataan ini menyertakan pekabaran
Injil dalam kuasa Roh Kudus.
6. Penganiayaan:
Pekabaran Injil terus menerus membangkitkan pertentangan dan penganiayaan.
7. Wanita:
Keterlibatan wanita disebutkan secara khusus dalam pelaksanaan pelayanan gerejawi.
8. Kemenangan:
Tembok pemisah (nasionalisme, keagamaan, suku dan budaya) dan pertentangan dan
penganiayaan tidak dapat menahan meluasnya Injil.
Perbandingan
Antara Kisah Para Rasul Dengan Keempat Injil
Perbandingan itu akan dijelaskan
sebagai berikut yaitu:
1. Kenaikan
Tuhan Yesus yang menjadi peristiwa terakhir dalam kitab Injil, menjadi
peristiwa yang pertama dalam Kisah Para Rasul.
2. Dalam
keempat Injil, Anak Manusia datang untuk menanggung hukuman dosa manusia,
sedang dalam Kisah Rasul Anak Allah dinyatakan dengan kuasa melalui Roh Kudus
(Kis. 2:1-4).
3. Dalam
keempat Injil permulaan pekerjaan Yesus dicatat sedang dalam Kisah Para Rasul
pekerjaan Tuhan berlangsung terus menerus dengan pimpinan dan kuasa Roh Kudus.
4. Dalam
keempat Injil, kita membaca tentang ajaran dan pelayanan Yesus sedang dalam
Kisah Para Rasul kita menyaksikan akibat dari ajaran dan pelayanan Yesus.
Tokoh-Tokoh
Dalam Kitab Kisah Para Rasul ini banyak
tokoh muncul didalamnya. Tokoh-tokoh itu
anatar lain yaitu:
1. Pada
pasal 1 sampai 11 tokoh yang penting yaitu Petrus. Petrus sangat berperan dalam pembentukan
jemaat mula-mula. Ada empat khotbah
penting yang pernah dilakukan Petrus yaitu khotbah Petrus pada hari Pentakhosta
(2:14-36), khotbah di serambi Salomo (3:11-26), kesaksian dihadapan mahkamah
agama (4:1-31) dan khotbah di rumah Kornelius (10:34-48). Selain Petrus tokoh yang lain yaitu Yohanes
(psl. 3-5), Stefanus (psl. 6-7) dan Filipus (8:4-40). Juga Barnabas (psl. 4-15), Saulus dari
Tarsus, dll.
2. Pasal
12 sampai 28 tokoh yang penting adalah Paulus.
Walaupun begitu tokoh lain yaitu: Barnabas, Silas (15:41 – 18:22),
Apolos (psl. 18:23 – 21:17) dan Prsikilla Akwila (18:23-28).
Dalam
pelayanannya Paulus melakukan tiga kali pekabaran Injil yaitu:
a. Perjalanan
Misi Yang Pertama (13:4 – 14:28).
Misi ini dilakukan tahun 47-48 AD. Dan diikuti oleh Paulus, Barnabas dan
Markus. Rutenya yaitu berangkat dari
Antiokhia Seleukia Siprus: Salamis Pafos, lalu ke Pamfilia: Perga lalu ke
Galatia: Antiokhia, Ikonium, Listra, Derbe kembali ke Antiokhia.
b. Perjalanan
Misi Yang Kedua (15:36 – 18:22).
Misi ini dilakukan tahun 48-52 AD. Dan diikuti oleh Paulus, Silas, Timotius dan
Lukas. Rutenya: berangkat dari Antiokhia
(Siria): Siria dan Kilikia lalu ke Galatia: Derbe, Listra dan Troas lalu ke
Makedonia: Filipi, Tesalonika dan Berea lalu ke Akhaya: Atena, Korintus lalu ke
Asia: Efesus dan Kaisarea lalu kembali ke Antiokhia di Siria.
c. Perjalanan
Misi Yang Ketiga (18:23 – 21:17).
Misi ini dilakukan tahun 52-56 AD. Diikuti oleh Paulus, Silas, Timotius, Lukas, Gayus,
Aristarkhus, Sopater, Sekudus, Tikhikus dan Trofimus. Rutenya yaitu: berangkat dari Antiokhis
(Siria) lalu ke Galatia dan Frigia kemudian ke Asia: Efesus, makedonia, Yunani
dan kota-kota di Makedonia serta Troas lalu ke Asia: Miletus kemudian ke Siria:
Tirus, Ptolemis, Kaisarea dan Yerusalem.
Kesimpulan
Kisah Para Rasul menceritakan mengenai
kisah pekabaran Injil yang dilakukan oleh para rasul, mulai dari Yerusalem
sampai ke daerah non Yahudi dengan kuasa dari Roh Kudus.
0 komentar:
Post a Comment