7:36 PM
0

 



     Kisah Para rasul merupakan kitab dalam Perjanjian Baru yang unik.  Sebab kitab ini menceritakan sejarah perkembangan kekristenan setelah Tuhan Yesus naik ke sorga, yaitu mengenai jemaat mula-mula dan bagaimana cara Para rasul menyebarluaskan Injil dari Yerusalem sampai ke bangsa-bangsa luar Yahudi.

 

Penulis Kitab

       Kitab Kisah Para Rasul ini tidak menyebutkan penulisnya secara jelas (bersifat anonim).  Namun banyak ahli mengakui bahwa kitab ini ditulis oleh Lukas.  Alasan-alasannya yaitu:

1.   Penulis kitab Kisah Para Rasul dan Injil Lukas adalah sama yaitu:Tabib Lukas.  Hal ini disebabkan kedua kitab itu ditujukan pada orang yang sama yaitu Teofilus (Luk. 1:3 bdg. Kis. 1:1).  Pada permulaan Kitab Kisah Para Rasul, penulis mengingatkan Teofilus akan karangannya yang pertama yaitu Injil Lukas.  Selain itu kedua kitab diatas memiliki banyak persamaan diantaranya: ungkapan-ungkapan gaya bahasa, cara penyajian cerita dan istilah-istilah medis yang digunakan.

2.    Kesaksian kitab menunjukkan bahwa Lukas penulis kitab ini.  Dalam Kis. 16:10 dan 20:6 terdapat kata ganti “kami” ini berarti penulis kitab adalah teman perjalanan Paulus.  Diantara teman-teman Paulus hanya Lukas yang memenuhi kriteria teman Paulus itu.

3.    Tradisi Kristen semenjak Irenius pada abad keuda menjelaskan bahwa kitab ini ditulis oleh Lukas.  Hal ini didukung oleh bapak gereja lainnya.


Tanggal Dan tempat Penulisan

        Banyak ahli berpendapat bahwa kitab ini ditulis setelah kenaikan Tuhan Yesus (Kis. 1:9-11) dan sebelum kematian Paulus.  Dalam ayat-ayat terakhir (Kis. 28:30-31) dijelaskan mengenai keadaan Paulus waktu di penjara di Roma selama dua tahun.   Kemudian Paulus dilepaskan dan melayani jemaat beberapa waktu.  Dan bila Kisah Para Rasul ini ditulis sesudah tahun 63 M, yaitu saat Paulus dilepaskan dari penjara maka pasti peristiwa itu ditulis dalam kitab ini.  Tetapi peristiwa itu tidak disinggung sama sekali sedangkan Lukas menyertai Paulus sampai akhir hayatnya (2 Tim. 4:6, 11).  Oleh karena itu jelas bahwa Kitab Kisah Para rasul ini ditulis kira-kira tahun 62-63 M.  Dan untuk tempat penulisannya banyak ahli setuju bahwa kitab ini ditulis di Roma.  Hal ini disebabkan karena pelayanan Lukas waktu menulis kitab ini, ia berada bersama Paulus di Roma.

 

Alamat

        Sama seperti Injil Lukas, Kitab Kisah Para rasul dialamatkan kepada teofilus (1:1).  Hal ini sebenarnya bukan untuk Teofilus saja, tetapi juga untuk orang-orang percaya yang berlatar belakang kafir.  Maksudnya supaya kitab ini dapat mengisi keperluan gereja-gereja non Yahudi akan kisah yang lengkap mengenai awal kekristenan, yaitu bagaimana Allah menyatakan perbuatan-perbuatanNya yang ajaib sehingga iman mereka dikuatkan.

 

Asal bahan

      Lukas memang cocok sebagai penulis kitab ini, sebab ia mengenal tokoh-tokoh yang disebut didalamnya.  Bahkan ia terlibat langsung dalam peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalam kitab ini, lihat pemakaian istilah “kami” dalam Kis. 16:10-17, 20:5 – 21:18, 27:1 – 28:6.

        Banyak ahli bertanya bagaimana Lukas mendapat informasi mengenai jemaat yerusalem sedangkan ia tidak pernah pelayanan disana?  Memang ia tak pernah melayani di yerusalem tetapi perlu diketahui bahwa Lukas pernah pelayanan bersama-sama dengan Markus di Roma (Kol. 4:10, 14).  Dan kita tahu bahwa Markus mengenal jemaat Yerusalem, karena ia adalah orang Yerusalem (Kis. 12:12).  Sama dengan yakobus yang bertemu dengan Lukas mendapat informasi tentang jemaat di Yerusalem dari mereka.

        Ada kemungkinan Lukas adalah orang Antiokhia.  Ini berarti ia mengenal situasi jemaat disana, sehingga ia dapat menulis mengenai perkembangan jemaat Antiokhia.  Hal ini dikuatkan dengan keberadaan Lukas yang mengenal Barnabas secara dekat (Kis. 13:1-2), sedang Barnabas adalah salah satu orang yang ambil bagian dalam mendririkan jemaat di Antiokhia.  Selain itu Lukas juga memiliki hubungan pribadi dengan Filipus.  Filipus adalah kawan sekerja Stefanus (Kis. 6:5).  Oleh karena itu dari Filipuslah Lukas mendapat keterangan tentang penganiayaan di Yerusalem.  Dari keterangan diatas jelas bahwa Lukas menguasai bahan sebab ia mendapat bahan informasi dari sumber yang jelas dan dapat dipercaya.

 

Tema Dan isi

     Tema utama kitab Kisah para rasul adalah penyebaran Injil yang penuh keberanian melalui kuasa Roh Kudus.  Kalau dibaca secara keseluruhan memang kitab ini menceritakan mengenai pelayanan para rasul setelah Tuhan Yesus naik ke sorga.  “Bersaksi bagi Kristus” menjadi tekanan kitab ini.  Rumusan hal ini terdapat dalam pasal 1 ayat 8.  Ayat itu menyatakan bahwa saksi-saksi Kristus yang diutus, sekaligus diberi perlengkapan rohani dan daerah pelayanannya.  Lukas ingin menceritakan tentan g penyebarluasan Injil, mulai dari Yerusalem sampai ke Roma.  Itulah sebabnya Petrus adalah oknum pertama dan terpenting dalam bagian pertama, sedangkan dalam bagian terakhir  yang menyangkut penyebarluasan Injil diantara bangsa-bangsa kafir, Pauluslah yang terpenting.   Ada tiga unsur yang melatar belakangi Kisah para rasul yaitu Penebusan Anak (Luk. 24:46), rencana Allah tentang penginjilan sedunia (Luk. 24:47) dan kuasa Roh Kudus (Luk. 24:48-49).  

         Dibawah ini juga dijelaskan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan isi kitab ini yaitu:

1.    Nama kitan ini memberi penjelasan tentang maksud dan tujuan kitab ini yaitu Kisah Para rasul.  Ada penafsir yang lebih suka menamakan kitan ini “Kisah Perbuatan Roh Kudus” karena dalam isinya banyak dibicarakan tentang perbuatan Roh Kudus.  Selain itu ada penafsir-penafsir lain yang membandingkan dengan Lukas 1:1, yaitu bahwa Injil Lukas itu menyangkut perbuatan Yesus Kristus “sampai pada hari Ia terangkat “ (Kis. 1:1), dan buku yang kedua menceritakan “perbuatan Tuhan Yesus sesudah terangkat”.  Walaupun begitu nama “Kisah Para Rasul” nama paling tepat untuk kitab ini.  Memang benar Kristus yang naik ke sorga maupun Roh Kudus yang diam dalam hati orang percaya, turut bekerja bersama-sama dalam segala sesuatu, namun yang senantiasa kelihatan adalah Para Rasul, utusan Kristus yang dikuasai oleh Roh Kudus.  Dan jika kita ingin memahami arti kenaikan Kristus dan keajaiban Pentakosta maka kita harus memandang kepada para rasul.

2.   Kata kunci adalah kata “saksi” yang terdapat dalam berbagai bentuk sebanyak kira-kira dua puluh kali.

3.  Kisah Para Rasul adalah lanjutan dari Injil Lukas.  Injil Lukas diakhiri dengan cerita kenaikan Tuhan Yesus dan Kisah Para Rasul diawali dengan kenaikan itu.  Dengan demikian boleh dikatakan bahwa Kisah Para Rasul ialah lanjutan dari pekerjaan Allah yang ada dalam Injil Lukas.

4.    Yesus menguasai segala sesuatu melalui pelayanan Para Rasul.  Dialah yang mencurahkan Roh Kudus (2:33), Dialah yang menyembuhkan orang lumpuh (13:16, 4:10), Dialah yang menambah jumlah orang Kristen (2:47), Dialah yang tampak berdiri disebelah kanan Allah (7:55), Dialah yang manampakkan Diri kepada Paulus di jalan menuju Damsik sehingga ia bertobat (9:5), dll.  Jadi kenaikanNya tidak memisahkan Dia dari murid-muridNya tetapi Dia selalu menyertai murid-muridNya dengan menurunkan Roh Kudus sebagai daya penggerak dan dalam memberitakan Injil.  Berkali-kali Roh Kudus memenuhi mereka (2:4, 4:8, 6:5, 7:55, 9:17, 11:24 dan 13:9).  Dalam keadaan dimana diperlukan disiplin (5:3,4), hikmat (6:3), atau dipimpin (16:6,7) Roh Kudus bekerja dalam diri orang percaya.

5.    Kunci untuk mengerti Kisah Para rasul ialah kuasa Roh Kudus.  Pencurahan Roh Kudus dalam pasal 2 memiliki peranan yang penting dalam masa pelayanan para rasul.  Dalam pasal-pasal berikutnya dijelaskan: Roh Kuduslah yang memimpin Filipus sehingga ia bertemu dengan sida-sida dari Etiopia (8:26, dst), Roh Kuduslah yang mempertemukan Petrus dengan Kornelius (psl. 10-11), Dialah yang membawa Ananias bertemu dengan paulus (9:10), Roh Kudus yang memimpin Paulus sehingga Injil akhirnya diberitakan sampai ke Eropa (16:6, dst).

6.  Keselamatan itu bersifat universial.  Paulus mengakhiri khotbahnya di Roma dengan mengatakan demikian: “Sebab itu kamu harus tahu bahwa keselamatan yang dari pada Allah ini disampaikan kepada bangsa-bangsa lain” (28:28).  Maksudnya keselamatan itu tidak hanya untuk orang Yahudi saja melai9nkan untuk semua bangsa.  Dengan pimpinan Roh Kudus para rasul memberitakan Injil kepada bangsa-bangsa kafir.

7.   Dalam Kisah Para rasul, banyak dijelaskan mengenai para rasul yang sangat peka terhadap pimpinan Roh Kudus.  Hal itu nyata dalam kisah-kisah sebgai berikut:

a.    Filipus dalam Kis. 8:4-40.

Filipus sibuk melayani di Samaria, pelayanannya sungguh maju dan berkembang (8:4-8).  Tetapi pada suatu saat Allah memanggilnya ke tempat yang sunyi (8:26), dan Filipus mendengar suara Allah itu dan ia menurutinya.  Melalui ketaatannya itu ia dipertemukan dengan sida-sida dari Etiopia.  Dan melalui pelayanannya itu akhirnya Injil boleh diberitakan masuk ke benua Afrika.

b.   Petrus dalam Kis. 10:1 – 11:18.

Dalam Kisah Para Rasul ini, Petrus memang terbeban untuk orang Yahudi.  Tetapi pada waktu ia mendengar suara Tuhan yang menyuruh dia melayani seorang kafir, dia rela pergi walaupun itu bertentangan dengan keyakinannya.  Dia membabtis Kornelius walaupun dia tidak memenuhi syarat menurut Hukum yahudi (Kis. 10:14 dan 11:2-3), karena sebenarnya Kornelius orang kafir.

c.    Paulus dalam Kis. 16:4-10.

Bagian ini menjelaskan pelayanan Paulus di Asia.  Dalam pelayanannya dia selalu minta petunjuk kepada Tuhan.  Dia bertanya: “Kemana Tuhan?”  Oleh karena itu Roh Kudus selalu menutup pintu-pintu yang tidak sesuai dengan kehendakNya dan membuka pintu-pintu lain (6:7).  Satu kali Tuhan menjawab pertanyaan Paulus melalui penglihatan (16:9).  Dan setelah paulus melihat penglihatan itu, segeralah ia mencari kesempatan untuk berangkat ke Makedonia (16:10).

 

Dari ketiga kisah diatas dapat disimpulkan bahwa memang setiap rasul memiliki pelayanan dan rencana sendiri-sendiri tetapi pada saat mereka mendengar suara Roh Kudus mereka langsung menjalankan karena mereka sadar bahwa rencana Allah lebih penting daripada rencana sendiri.

8.  Kisah Para Rasul adalah “Buku Pertama Sejarah Misi”.  Sebagaimana sudah dijelaskan, kitab ini menceritakan mengenai meluasnya Injil sesuai psl. 1:8.  Hal itu dapat digambarkan sebagai berikut:

a.    Pasal 1:1 – 8:3 menjelaskan mengenai pelayanan di Yerusalem.  Disinilah jemaat mula-mula didirikan.

b.   Pasal 8:4 – 11:18 menjelaskan mengenai pelayanan di Yudea dan Samaria.  Jemaat mula-mula mulai berkembang dan bertambah besar.

c.    Pasal 11:19 – 28:31 menjelaskan mengenai pelayanan para rasul sampai ke Roma.  Orang Kristen mulai sadar bahwa keselamatan tidak hanya untuk orang Yahudi saja tetapi juga untuk semua bangsa.  Pada bagian ini jemaat diperluas tidak hanya orang Yahudi tetapi juga untuk orang non Yahudi.

Kitab Para Rasul bukanlah buku terakhir sejarah misi.  Kitab ini berakhir dengan tercapainya kota Roma sebagai permulaan dari penggenapan istilah “ujung bumi” (1:8).  Selain itu kitab ini juga tidak diakhiri dengan salam ataupun “titik”, tetapi menceritakan pelayanan Paulus di Roma, dimana pelayanan itu hampir selesai.  Dan sekarang hamba-hamba Tuhan lain yang harus mengambil alih tugas penginjilan yang sudah diteladankan oleh Rasul Paulus.

Secara selektif  Kisah Para Rasul menjelaskan mengenai 30 tahun pertama sejarah gereja yaitu penyebaran Injil dari Yerusalem sampai ke Roma.  Lukas juga menyebutkan bahwa Injil telah diberitakan pada 32 negara, 54 kota dan 9 pulau di laut Tengah serta 95 orang yang berbeda diantaranya sebagai pejabat dan administrator pemerintah dengan jabatan yang tinggi.

9.    Pentakosta.  Hari lahirnya gereja adalah Pentakosta.  Pada saat itu setelah Tuhan Yesus naik ke sorga, kesebelas rasul, Maria ibu Yesus dan murid-murid lain berkumpul berjumlah seratus dua puluh orang.  Mereka berdoa dan menantikan Roh Kudus seperti yang telah diperintahkan Tuhan Yesus.  Dan saat mereka berkumpul itu, tiba-tiba Roh Kudus turun atas mereka dengan tanda-tanda yang dapat didengar dan dilihat manusia.  Mereka berkata-kata dalam bahasa yang baru, sehingga para pendengarnya dapat mengerti karena mereka berbicara dalam bahasa daerah mereka masing-masing tentang “perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan Allah” (2:5-13).  Kedatangan Roh Kudus ini adalah pemenuhan nubuat Yohanes (Luk. 3:15-16) dan janji Kristus (24:49).  Petrus mengatakannya sebagai penggenapan nabi Yoel (Kis. 2:16-21) dan bukti dari kebangkitan Kristus (2:32-36).  Ia mempersatukan orang-orang yang percaya dan memberi mereka keberanian untuk menginjil dan menghadapi siksaan (2:4, 4:8, 6:8-15).

 

Garis Besar

         Garis besar kitab ini dapat dijelaskan sebagai berikut:

Pendahuluan: Rasul-rasul disiapkan dan diberi tugas (1:1-26).

         a. Sebelum Kristus naik ke sorga (1:1-8).

         b. Sesudah Kristus naik ke sorga (1:9-26).

1. Pekabaran Injil di Yerusalem (2:1 – 8:3).

         a. Pelayanan Petrus (2:1 – 8:3).

         b. Pelayanan Stefanus (6:1 – 8:3).

2. Pekabaran Injil di Yudea dan Samaria (8:4 – 11:18).

         a. Pelayanan Filipus (8:4-40).

         b. Pelayanan Paulus dimulai (9:1-31).

         c. Pelayanan Petrus berakhir (9:32 – 11:18).

3. Pekabaran Injil kepada bangsa-bangsa kafir (11:19 – 28:29).

         a. Pelayanan Barnabas (11:19 – 12:25).

         b. Pelayanan Rasul Paulus (13:1 – 28:29).

                          i.        Perjalanan misi pertama (13:1 – 15:1).

                        ii.        Sidang di yerusalem (15:1-35).

                       iii.        Perjalanan misi yang kedua (15:36 – 18:22).

                       iv.        Perjalanan misi yang ketiga (18:23 – 21:14).

                        v.        Paulus ditawan di Yerusalem (21:15 – 23:10).

                       vi.        Paulus sebagai tawanan di Kaesarea (23:11 – 26:32).

                      vii.        Paulus sebagai tawanan di Roma (27:1 – 28:29).

Penutup: Tugas Paulus diselesaikan, tetapi penginjilan sedua akan diteruskan (28:30-31).

 

Tujuan

         Tujuan dari penulisan kitab Kisah Para Rasul ini yaitu:

1.  Untuk mengisi keperluan gereja-gereja non Yahudi akan kisah yang lengkap mengenai awal kekristenan dimana kuasa Allah dinyatakan.

2.    Untuk menguatkan iman orang percaya bahwa Allah selalu menyertai anak-anakNya.

3.    Sebagai bukti sejarah mengenai keadaan gereja mula-mula.

4.    Untuk menjelaskan bahwa Injil bersifat universal yaitu untuk semua bangsa.

5.  Untuk mengungkapkan peranan Roh Kudus dalam kehidupan dan misi gereja.  Menekankan babtisan Roh Kudus sebagai persediaan Allah dalam memperkuat gereja untuk memberitakan Injil dan melanjutkan pelayanan Yesus.  Lukas secara eksplisit mengisahkan tiga kali mengenai babtisan Roh Kudus yang disertai bahasa lidah (2:4- dst, 10:45-46, 19:1-7).

 

Ciri Khas

         Ciri khas dari kitab Kisah Para Rasul adalah sebagai berikut:

1.    Gereja: Kitab ini menyatakan sumber kuasa dan sifat sejati dari misi gereja.

2.    Roh Kudus: Oknum ketiga dari trinitas disebur secara khusus 50 kali, Mis: Babtisan Roh (1:8), karunia Roh (19:6).

3.    Amanat gereja mula-mula: Lukas dengan cermat mencatat khotbah-khotbah yang diilhami Roh Kudus yang disampaikan oleh Petrus, Stefanus, Paulus, dll.  Yang memberi pengetahuan tentang gereja mula-mula.

4.  Doa: Gereja mula-mula mengabdikan diri dalam doa yang tetap dan sungguh-sungguh sehingga hasilnya luar biasa.

5. Tanda-tanda, keajaiban-keajaiban dan mujijat-mujijat: Pernyataan ini menyertakan pekabaran Injil dalam kuasa Roh Kudus.

6. Penganiayaan: Pekabaran Injil terus menerus membangkitkan pertentangan dan penganiayaan.

7. Wanita: Keterlibatan wanita disebutkan secara khusus dalam pelaksanaan pelayanan gerejawi.

8. Kemenangan: Tembok pemisah (nasionalisme, keagamaan, suku dan budaya) dan pertentangan dan penganiayaan tidak dapat menahan meluasnya Injil.

 

Perbandingan Antara Kisah Para Rasul Dengan Keempat Injil

         Perbandingan itu akan dijelaskan sebagai berikut yaitu:

1.    Kenaikan Tuhan Yesus yang menjadi peristiwa terakhir dalam kitab Injil, menjadi peristiwa yang pertama dalam Kisah Para Rasul.

2.   Dalam keempat Injil, Anak Manusia datang untuk menanggung hukuman dosa manusia, sedang dalam Kisah Rasul Anak Allah dinyatakan dengan kuasa melalui Roh Kudus (Kis. 2:1-4).

3.  Dalam keempat Injil permulaan pekerjaan Yesus dicatat sedang dalam Kisah Para Rasul pekerjaan Tuhan berlangsung terus menerus dengan pimpinan dan kuasa Roh Kudus.

4.  Dalam keempat Injil, kita membaca tentang ajaran dan pelayanan Yesus sedang dalam Kisah Para Rasul kita menyaksikan akibat dari ajaran dan pelayanan Yesus.

 

Tokoh-Tokoh

         Dalam Kitab Kisah Para Rasul ini banyak tokoh muncul didalamnya.  Tokoh-tokoh itu anatar lain yaitu:

1.    Pada pasal 1 sampai 11 tokoh yang penting yaitu Petrus.  Petrus sangat berperan dalam pembentukan jemaat mula-mula.  Ada empat khotbah penting yang pernah dilakukan Petrus yaitu khotbah Petrus pada hari Pentakhosta (2:14-36), khotbah di serambi Salomo (3:11-26), kesaksian dihadapan mahkamah agama (4:1-31) dan khotbah di rumah Kornelius (10:34-48).  Selain Petrus tokoh yang lain yaitu Yohanes (psl. 3-5), Stefanus (psl. 6-7) dan Filipus (8:4-40).  Juga Barnabas (psl. 4-15), Saulus dari Tarsus, dll.

2.    Pasal 12 sampai 28 tokoh yang penting adalah Paulus.  Walaupun begitu tokoh lain yaitu: Barnabas, Silas (15:41 – 18:22), Apolos (psl. 18:23 – 21:17) dan Prsikilla Akwila (18:23-28).

Dalam pelayanannya Paulus melakukan tiga kali pekabaran Injil yaitu:

a.    Perjalanan Misi Yang Pertama (13:4 – 14:28).

Misi ini dilakukan tahun 47-48 AD.  Dan diikuti oleh Paulus, Barnabas dan Markus.  Rutenya yaitu berangkat dari Antiokhia Seleukia Siprus: Salamis Pafos, lalu ke Pamfilia: Perga lalu ke Galatia: Antiokhia, Ikonium, Listra, Derbe kembali ke Antiokhia.

b.   Perjalanan Misi Yang Kedua (15:36 – 18:22).

Misi ini dilakukan tahun 48-52 AD.  Dan diikuti oleh Paulus, Silas, Timotius dan Lukas.  Rutenya: berangkat dari Antiokhia (Siria): Siria dan Kilikia lalu ke Galatia: Derbe, Listra dan Troas lalu ke Makedonia: Filipi, Tesalonika dan Berea lalu ke Akhaya: Atena, Korintus lalu ke Asia: Efesus dan Kaisarea lalu kembali ke Antiokhia di Siria.

c.    Perjalanan Misi Yang Ketiga (18:23 – 21:17).

Misi ini dilakukan tahun 52-56 AD.  Diikuti oleh Paulus, Silas, Timotius, Lukas, Gayus, Aristarkhus, Sopater, Sekudus, Tikhikus dan Trofimus.  Rutenya yaitu: berangkat dari Antiokhis (Siria) lalu ke Galatia dan Frigia kemudian ke Asia: Efesus, makedonia, Yunani dan kota-kota di Makedonia serta Troas lalu ke Asia: Miletus kemudian ke Siria: Tirus, Ptolemis, Kaisarea dan Yerusalem.

 

Kesimpulan

         Kisah Para Rasul menceritakan mengenai kisah pekabaran Injil yang dilakukan oleh para rasul, mulai dari Yerusalem sampai ke daerah non Yahudi dengan kuasa dari Roh Kudus.

        

0 komentar:

Post a Comment