7:29 PM
0

 


 

      Di antara keempat kitab Injil kanonik, kitab Yohanes merupakan kitab Injil yang paling berbeda.  Kitab Injil lain banyak menekankan mengenai sejarah dan pelayanan Yesus,  kitab Yohanes menekankan corak teologis mengenai keberadaan pribadi Yesus,  baik itu sifat-sifatNya maupun keberadaanNya yang berasal dari Allah yang memiliki unsur ilahi.  Oleh karena itu kitab Injil ini tidak dimasukkan dalam kitab Injil sinoptik.

 

Latar Belakang penulisan

     Kitab Yohanes ini memiliki latar belakang yang komplek.  Dalam kitab ini ditemukan banyak sekali bahan dan cara berfikir agama Yahudi.  Misalnya: mengenai Abraham, Musa dan lain-lain.  Selain itu juga ada cara menafsir Perjanjian lama, menurut cara para nabi yang banyak ditiru oleh penulis kitab ini.  Walaupun begitu penulis kitab ini sangat menentang agama dan tokoh-tokoh Yahudi.

     Selain berlatar belakang keagamaan Yahudi, kitab ini juga kaya dengan pola pikiran Yunani (Hellenisme), terutama aliran pemikiran Gnostik.  Banyak bahan dari kebudayaan Yunani dan alam pikiran Gnostikyang terdapat dalam isi kitab ini.  Istilah logos, terang, dunia atas dan dunia bawah adalah contoh-contoh dari bahan alam pikiran Yunani Gnostik.  Oleh karena itu sebenarnya latar belakang penulisan kitab ini bersamaan dengan adanya percampuran keagamaan antara keyahudian, keyunanian, Gnostik dan kekristenan.

Penulis

      Penulis kitab Yohanes tidak menyebutkan namanya, oleh karena itu kitab ini bersifat anonim.  Namun ada beberapa fakta yang membuktikan bahwa penulis kitab ini adalah Yohanes.  Fakta-fakta itu antara lain:

1.    Kesaksian dari kitab Yohanes sendiri.  Dalam kitab ini banyak menjelaskan bahwa penulis kitab adalah:

a.  Seorang Yahudi yang sudah terbiasa berpikir dalam bahasa Aram.  Hal ini nampak dalam   tulisan-tulisannya yang kadang-kadang memakai kata-kata Ibrani atau Aram yang diartikan.  Penulis sangat mengenal adat istiadat Yahudi, misalnya: penghargaan orang Yahudi akan Mesias (1:19-28), percecokan antara orang Yahudi dengan orang Samaria tentang tempat ibadah (4:20), ia mengerti mengenai hari raya Yahudi baik waktunya maupun artinya (7:2; 11:55).  Selain itu penulis memiliki hubungan pribadi dengan Yerusalem dan sekitarnya (9:7; 11:18; 18:1), ia mengenai geografi Galilea (1:44), Samaria (4:5), Yerusalem dan sekitarnya (11:18).

b.  Saksi mata dari kejadian-kejadian yang dilaporkannya.  Dalam 1:14 dijelaskan: “kita telah melihat kemuliaanNya...” dan dalam pasal 19:35, dimana ia berbicara melalui orang ketiga, “orang yang melihat hal itu sendiri yang memberi kesaksian itu.”  Dari dua ayat diatas penulis melaporkan apa yang telah dilihatnya.  Selain itu penulis adalah orang yang dekat dengan Yesus, karena tulisan-tulisannya menjelaskan dengan teliti mengenai kejadian yang dilakukan Yesus, misalnya: jam saat Yesus duduk ditepi sumur (4:6), jumlah dan ukuran tempayan pada pesta perkawinan di Kana (2:6, dll.

c.    Murid yang dikasihi Yesus (21:20-24), yang berada dekat Yesus saat perjamuan terakhir (13:23), dan ia hadir saat pengadilan Yesus (18:15-16).

Dari kesaksian kitab Yohanes diatas jelas bahwa penulis kitab ini yaitu Yohanes sebab yang memenuhi kriteria diatas adalah Yohanes.

2.  Kesaksian gereja mula-mula.  Gereja mula-mula tidak ragu-ragu mengenai penulis kitab Yohanes ini.  Uskup Ireneus (142-202 AD) menulis “Yohanes murid Tuhan Yesus, dan yang bersandar dekat kepadaNya, menulis Injil keempat pada waktu ia tinggal di Efesus.”  Pandangan ini didukung oleh bapak gereja  yang lain diantaranya: Klement dari Aleksandria (190 AD), Origenes (220 AD), Hippolytus (225 AD), Tertullianus (200 AD) dan Fragmen Mutori (170 AD).

 

Riwayat Penulis

       Yohanes adalah anak dari Zebedius (Mat. 4:21).  Ia adalah seorang nelayan dari Galilea.  Ibunya bernama Salome (Mark. 15:40), ada kemungkinan bahwa Salome ini saudara wanita Maria ibu Yesus (Mat. 27:56 bnd. Mark. 15:40 dan Yoh. 19:25).Keluarga Yohanes adalah orang yang kaya.  Ayahnya banyak memiliki orang upahan (Mark. 1:20), memiliki perusahaan di Kapernaum dan mempunyai rumah di yerusalem (Yoh. 19:27) serta menjadi kenalan seorang imam besar (Yoh. 18:15,16).  Walaupun begitu ia menjadi dewasa di Galilea dan bersama saudaranya Andreas dan Petrus, ia bekerja sebagai nelayan.

        Yohanes pernah menjadi murid Yohanes Pembabtis.  Dan setelah mendengar kesaksian Yohanes Pembabtis tentang Yesus, ia pergi meninggalkan Yohanes Pembabtis an mengikut Yesus.  Di pantai danau galilea, ia dipanggil menjadi “penjala manusia” (Mat. 4:21).  Oleh Yesus, Yohanes diberi nama Boanerges yang artinya ‘anak-anak guruh’ (Mark. 3:17).  Hal ini berkaitan dengan wataknya yang keras, misalnya: keinginan untuk memanggil api ke atas orang Samaria (Luk. 9:54), melarang orang bukan pengikut Yesus untuk mengusir setan (Mark. 9:38).  Yohanes termasuk tiga murid inti dan termasuk murid yang terdekat dengan Yesus. Lima kali ia disebut murid yang dikasihi Yesus (Yoh. 13:23; 19:26; 20:2; 21:7,20).  Yesus juga mempercayakan ibunya kepada pemeriharaan Yohanes (Yoh. 19:26).  Ia menjadi saksi pertama mengenai kubur yang kosong bersama Petrus (Yoh. 20:3-8).

       Dalam Kisah Para Rasul, Yohanes sering disebut.  Karena ia sering bersama-sama Petrus melayani jemaat mula-mula di Yerusalem (Kis. 3:1).  Ketika Paulus melapor tentang sidang di Yerusalem (Kis. 15), dia mengatakan bahwa Yohanes adalah soko guru jemaat (Gal. 2:9).  Yohanes pernah melayani di Asia kecil khususnya di Efesus.  Pada waktu kaisar Domitian mengadakan penganiayaan terhadap orang Kristen di Asia kecil, Yohanes ditawan dan diasingkan di pulau Patmos.  Di pulau inilah ia menulis kitab Wahyu.  Kemudian ia dilepas dan kembali ke Efesus.  Ia mati di Efesus pada usia kira-kira 100 tahun.

 

Tanggal Dan Tempat Penulisan

      Para penafsir Alkitab mengatakan bahwa kitab Yohanes ditulis menjelang akhir abad pertama dan kemungkinan sebelum tahun 100 AD.  Hal ini dikarenakan bahwa tradisi gereja mengatakan bahwa Yohanes menyelesaikan kitab ini sebelum ia meninggal.  Sedang ia meninggal tahun 100 AD.  Selain itu kitab Yohanes ini ada, setelah Injil-Injil Sinoptic beredar di masyarakat.  Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa kitab Yohanes ditulis antara tahun 80 sampai 95 AD.

      Untuk tempat penulisan banyak ahli berpendapat bahwa kitab ini ditulis di Asia kecil tepatnya di Efesus.  Hal ini dikarenakan menurut tradisi yahudi, Yohanes mengakhiri pelayanannya di Efesus sedang kitab ini ditulis Yohanes pada masa tuanya.  Oleh karena itu kitab Yohanes ditulis di Efesus.

 

Alamatnya

      Dua kali Yohanes menyinggung para pembaca secara langsung yaitu melalui kalimat: “supaya kamu percaya” (19:33; 20:31).  Kamu disini yaitu: bukan orang Yahudi asli sebab ada penjelasan-penjelasan tentang hari raya orang Yahudi yang tidak perlu bagi orang Yahudi sendiri (2:13; 11:55).  Dan ia juga menjelaskan mengenai adat istiadat orang Yahudi (2:6).

        Dari segi lain kita lihat bahwa istilah “Mesias, Anak Allah” (20:31) hanya dimengerti oleh orang Yahudi.  Semuanya ini berarti bahwa kitab ini ditulis untuk orang Yahudi yang sudah lama tinggal di luar palestina atau orang Yahudi di perantauan.

 

Integritas Kitab Yohanes

     Dalam kitab ini ada dua bagian pasal yang sering dianggap sebagai pasal-pasal tambahan.  Yaitu pasal 7:53 – 8:11 dan pasal 21.  Hal ini disebabkaan karena kedua bagian itu tidak terdapat dalam naskah tertua dan bapak-bapak gereja juga tidak mengenal bagian itu.  Tetapi sebenarnya kalau kita kaji lebih dalam yang dipersoalkan oleh bapak-bapak gereja bukanlah masalah keaslian Firman Tuhan tetapi tempatnya.  Oleh karena itu, persoalan itu tak perlu dipertentangkan karena bapak-bapak gerejapun mengakui otoritas kedua bagian kitab itu buktinya tetap memasukkan kedua bagian kitab itu kedalam kitab Yohanes.  Dan sebenarnya kedua bagian yang dianggap tambahan itu tidak bertentangan dengan pengajaran Yesus bahkan berisi mengenai pengajaran Yesus.  Ada bukti yang menyatakan keaslian kitab Yohanes ini yaitu adanya fragmen-fragmen tua yang berisi Yoh. 18:31-33 dan 37-38 yang berasal sekitar tahun 125 AD.

 

Tema Dan isi

       Tema utama kitab Yohanes ini adalah menekankan keilahian Yesus, Anak Allah.  Kitab ini banyak menjelaskan mengenai keberadaan Yesus yang menyatakan diriNya dengan Allah.  Misalnya Ia mengatakan: “Ia adalah Firman dan Firman itu adalah Allah” (1:1), “Aku dan Bapa adalah satu” (10:30), “barang siapa melihat Aku ia melihat Bapa” (8:58).  Selain itu dalam Yoh. 5:17-29 juga dijelaskan mengenai keberadaan Yesus sebagai Anak Allah yang memiliki kesamaan dengan Allah, yaitu:

1.   Pekerjaan Yesus yang tidak berbeda dengan pekerjaan Allah yaitu persamaan dengan Allah dalam sifat (5:17-19).

2.   Allah membangkitkan, demikianlah juga Yesus, yaitu persamaan dengan Allah dalam kuasa (5:21).

3.    Sama-sama menghakimi, yaitu persamaan dengan Allah dalam wewenang (Yoh. 5:22).

4.    Sama-sama terhormat (5:23).

5.    Sama-sama menghidupkan kembali (Yoh. 5:24-25).

6.    Sama-sama mempunyai hidup dalam diriNya sendiri (Yoh. 5:26).

Adapun ayat-ayat yang lain mengenai kesamaan antara Allah dengan Yesus sebagai Anak Allah yaitu Yoh. 10:30; 14:9; 17:3 dan 20:28.  Selain itu kitab ini juga menekankan sifat kemanusiaan Yesus.  Hal ini nampak misalnya: Ia letih (4:6), haus (4:7), kesal (6:26), susah hati (12:27), mengasihi (13:1), setia (18:8), berani (18:23), dan lain-lain.  Dan bagi mereka yang tinggal bersamaNya Ia adalah “Yang Kudus dari Allah” (6:59).

         Ada beberapa hal yang berkaitan dengan isi dari kitab Yohanes ini yaitu:

1.    Kitab Yohanes ini memulai kitabnya dengan menunjukkan preeksistensi Tuhan Yesus, yaitu “Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.” (Yoh. 1:1).  Dalam kitab ini inkarnasi Tuhan Yesus ditekankan dengan cara sebagai berikut: “Firman itu telah menjadi manusia, dan dian diantara kamu” (1:14).  Dari permulaan sampai penutup Tuhan Yesus disoroti sebagai Firman yang menjadi manusia.  Sorotan ini merupakan pusat kemuliaan dan keindahan kitab Yohanes.

2.   Mengenai mukadimah.  Dalam mukadimah kitab Yohanes memiliki empat sebutan bagi Yesus yaitu Kalam atau Firman, Hidup, Terang dan Anak.  Selain itu juga disinggung mengenai Yesus sebagai Firman yang menjadi manusia maupun Anak Tunggal.  Dua puluh tiga kali Yesus mengatakan perkataan yang benar dan Ia menggunakan istilah “Akulah” (4:26; 6:20, 35, 41, 48, 51; 8:12, 18, 24, 28, 58; 10:7, 9, 11, 14; 11:25; 13:19; 14:6; 15:1,5; 18:5, 6, 8).  Dari kedua puluh tiga pernyataan itu kami pilih tujuh pernyataan yang merupakan kiasan pekerjaan penyelamatan manusia yaitu:

a.    Akulah roti hidup (6:35, 41, 48, 51).

b.   Akulah terang dunia (8:12).

c.    Akulah pintu ke domba (10:7, 9).

d.   Akulah gembala yang baik (10:11, 14).

e.    Akulah kebangkitan dan hidup (11:25).

f.     Akulah jalan kebenaran dan hidup (14:6).

g.   Akulah pokok anggur yang benar (15:1,5).

3.    Kata-kata yang sering dipakai oleh Yohanes yaitu:

a.    Kata tanda-tanda sering dipakai oleh Yohanes untuk menyatakan mujijat-mujijat Yesus (bnd. 2:11, 23; 4:48; 12:37).  Antara tanda dan mujijat ini tidak bertentangan, karena mujijat sebagai tanda yang digunakan Yesus untuk mengajak pendengarNya ke hal-hal yang bersifat rohani.

b.   Kata kedua yang sering muncul dalam kitab ini yaitu kata “percaya”.  Kata ini dipakai untuk menegaskan bahwa siapa yang percaya pada Yesus ia menjadi pengikut Yesus yang nantinya akan selamat.  Kata lain yang sering dipakai untuk menjelaskan apa artinya percaya yaitu: “menerima” (1:12), “datang” (6:35), dll.

c.    Kata ketiga yang sering dipakai yaitu “hidup”.  Istilah percaya tadi menyangkut respon manusia terhadap Yesus.  Istilah hidup menyangkut sifat ilahi yang diberikan kepada orang yang percaya.  “Menerima hidup” berarti menjadi Anak Allah dengan cara dilahirkan kembali (Yoh. 3:3).

4.    Kita perlu memperhatikan Yoh. 13-16, karena bagian ini merupakan keunikan dari kitab Yohanes.  Ada 4 unsur penting yang terdapat dalam bagian ini yaitu:

a.   Murid-murid harus saling mengasihi dan saling melayani seperti teladan Kristus (13:1-38; 15:9-17).

b.  Yesus akan segera meninggalkan mereka namun Ia akan kembali untuk menyambut mereka dalam rumah Bapa (Yoh. 14:1-14).

c.    Roh Kudus akan dikirim untuk menggantikan Dia.  Oleh karena itu jangan takut (14:15-31; 16).

d.   Murid-murid harus siap untuk memasuki proses penyucian dengan segala kerendahan hati (15:1-8).

5.    Kitab Yohanes melengkapi ketiga kitab Injil lainnya.  B. F. Westcott menghitung bahwa 92 % dari bahan dalam kitab Yohanes adalah unik dan 8 % dari kitab Yohanes sama dengan kitab Injil-Injil sinoptik.  Perbedaan antara kitab Yohanes dengan kitab Injil Sinoptik yaitu:

a.    Bahan-bahan yang sudah tercantum dalam kitab Injil sinoptik hampir tidak ada dalam kitab Yohanes.  Yohanes tidak menyebut tentang kelahiran Yesus, mujijat-mujijat penyembuhan dan perumpamaan-perumpamaan.

b.   Kitab Yohanes bahan-bahannya banyak yang tidak terdapat dalam Injil sinoptik, khususnya tentang pelayanan Yesus di Yerusalem dan Yudea.

Oleh karena itu kitab Yohanes melengkapi ketiga kitab Injil yang pertama secara mendetail.  Conyohnya mengenai Yohanes Pembabtis yang dimasukkan ke penjara (Yoh. 3:24), sebagai penjelas mengenai apa yang diungkapkan oleh Matius dalam Mat. 4:12 mengenai Yohanes Pembabtis.

     Hubungan antara ketiga kitab Injil pertama dengan kitab Yohanes dapat dijelaskan sebagai berikut:

a.  Ketiga kitab Injil pertama memamerkan Tuhan Yesus sedang kitab Yohanes menafsirkan.

b.  Ketiga kitab Injil pertama  menceritakan khotbah-khotbah Yesus kepada orang banyak dan bercerita mengenai pelayanan di Galilea sedangkan kitab Yohanes menceritakan percakapan-percakapan Yesus dibawah empat mata (psl. 3-4) dan pengajaran khusus ditujukan kepada murid-muridNya (psl. 13-17) serta bercerita mengenai pelayananNya di Yudea.

c.    Ketiga kitab Injil pertama bersifat bercerita sedangkan kitab Yohanes bersifat mengajar, hal ini nampak melalui percakapan-percakapan yang dilakukanNya (lht. 5:19-47; 6:35; 18:12, dll).

 

Garis Besar

         Garis besar kitab Yohanes ini dapat dijelaskan sebagai berikut:

Pendahuluan: Prolok Anak Allah diperkenalkan (1:1-18).

1.    Pelayanan Umum Anak Allah.

a.    Menghadapi pribadi-pribadi (1:19 – 4:54).

b.   Menghadapi orang banyak (5:1 – 6:71).

c.    Pertentangan dengan orang banyak (7:1 – 11:53).

d.   PelayananNya di depan umum mencapai klimaksnya (11:54 – 12:50).

2.    Pelayanan Anak Allah kepada MuridNya.

a.    Perjamuan Akhir (13:1 – 17:26).

b.   Percakapan terakhir (13:31 – 16:33).

c.    Doa Anak Allah (17:1-26).

3.    Pelayanan Penderitaan Anak Allah.

a.    Anak Allah ditangkap dan dokhianati (18:1 – 19:16).

b.   Anak Allah disalib dan dikuburkan (19:17-42).

c.    Anak Allah bangkit (20:1-10).

4.    Pelayanan Khusus Kepada Para Murid.

a.    Persiapan untuk pelayanan (20:11 – 21:23).

Tambahan: Kata penutup (21:24-25).

 

Ciri Khas

         Ciri khas kitab ini dapat dijelaskan sebagai berikut yaitu:

1.    Keilahian Yesus sebagai Anak Allah ditekankan.  Yesus adalah Putra Allah yang menjadi manusia (Yoh. 1:14).

2.  Kata “percaya” dipakai sebanyak 98 kali yang artinya sama dengan menerima Yesus (1:12).

3.    “Hidup kekal” adalah konsep kunci dari Yohanes.

4.    Pertemuan pribadi dengan Yesus diutamakan dalam kitab ini (lebih kurang dari 27 kali).

5.  Kitab ini menekankan “Kebenaran Yesus” adalah kebenaran, Roh Kudus adalah Roh kebenaran dan Firman Allah adalah kebenaran (8:32; 15:3; 8:44-47, 51).

6.  Angka tujuh sangat menonjol: tujuh tanda, tujuh ajaran dan tujuh pernyataan “Aku adalah” menegaskan siapa Yesus itu.

7.   Pelayanan Roh Kudus memungkinkan orang mengalami kelahiran kembali dalam Yesus Kristus.

8.   Kata-kata dan konsep lainnya dari Yohanes adalah firman, terang, daging, kasih, kesaksian, tahu, kegelapan dan dunia.

 

Maksud Dan Tujuan Penulisan

         Tujuan penulisan dari kitab Yohanes adalah:

1.    Untuk mmenguatkan dasar iman supaya orang percaya dapat terus percaya kepada Yesus sehingga dapat masuk dalam persekutuan dengan Bapa dan Anak (Yoh. 17:3).

2.  Untuk menyakinkan orang yang tidak percaya untuk percaya kepada Tuhan Yesus dan diselamatkan (Yoh. 20:31).

3.    Untuk mempertahankan suatu keyakinan (apologetic).

4.  Untuk melengkapi berita tentang kehidupan dan pekerjaan Yesus yang sudah ada pada waktu itu dan yang sudah dinyatakan secara tertulis dalam kitab Injil sinoptik.

 

Tokoh

      Satu keunikan dari kitab Yohanes yaitu pengembangan tokoh pelakunya dalam gambaran yang terpisah-pisah didalam keseluruhan kisah.  Maksudnya tokoh-tokoh itu tidak hanya muncul satu kali saja tetapi beberapa kali untuk mendukung cerita utama.  Lihat tokoh: Nikodemus (Yoh. 3:1-15; 7:50-52; 19:39), Filipus (1:43-46; 6:5-7; 14:8-11), Tomas (11:16; 14:5-6; 20:24-29), maria dan Marta (11:1-40); 12:2-8) dan Maria Ibu Yesus (2:1-5; 19:26-27).

 

Hal – Hal Lain

         Ada tujuh peranan Roh Kudus yang ditekankan Yohanes yaitu:

1.    Seorang penolong yang menyertai kamu yaitu Roh Kebenaran (14:6).

2.  Roh itu akan “Mengajar segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah kukatakan (14:26).

3.    Roh itu bersaksi tentang Yesus (16:13-14).

4.    Roh itu akan menginsafkan dunia akan dosa(16:8).

5.    Roh itu memimpin anak-anak Tuhan dalam kebenaran (16:13).

6.    Roh itu akan memulyakan Kristus (16:14).

7.   Roh itu akan mengambil hak Allah dan hak Yesus, lalu Ia akan mengamanatkannya kepada anak-anak Tuhan (16:15).

         Ketujuh orang sajsi yang menyaksikan bahwa Yesus adalah Anak Allah yaitu:

1.    Yohanes Pembabtis “Ia inilah Anak Allah” (1:34).

2.    Natanael, “Rabi, Engakau Anak Allah...” (1:49).

3.    Petrus, “Engkau adalah yang Kudus dari Allah”(6:69).

4.    Marta, “Engkaulah Mesias Anak Allah” (11:27).

5.    Tomas, “Ya Tuhanku dan Allahku” (20:28).

6.    Yohanes, penulis Injil ini, “Yesuslah Mesias Anak Allah” (20:31).

7.    Tentang diriNya sendiri Yesus berkata, “Akulah Anak Allah” (10:36).

 

Kesimpulan

    Injil Yohanes memiliki perbedaan yang mendasar dengan ketiga Injil pertama.  Injil Yohanes banyak memberikan pengajaran-pengajaran yang kadang mengandung makna filsafat sedangkan ketiga Injil pertama banyak menceritakan mengenai sejarah Yesus.

      Dalam Injil ini Yohanes menekankan mengenai keilahian Yesus Kristus sebagai Anak Allah yang telah menjelma menjadi manusia, dengan tujuan untuk menyellamatkan orang yang berdosa (Yoh. 3:16; 14:6).

 

 

        

0 komentar:

Post a Comment