Di antara keempat kitab Injil kanonik,
kitab Yohanes merupakan kitab Injil yang paling berbeda. Kitab Injil lain banyak menekankan mengenai
sejarah dan pelayanan Yesus, kitab
Yohanes menekankan corak teologis mengenai keberadaan pribadi Yesus, baik itu sifat-sifatNya maupun keberadaanNya
yang berasal dari Allah yang memiliki unsur ilahi. Oleh karena itu kitab Injil ini tidak
dimasukkan dalam kitab Injil sinoptik.
Latar
Belakang penulisan
Kitab Yohanes ini memiliki latar
belakang yang komplek. Dalam kitab ini
ditemukan banyak sekali bahan dan cara berfikir agama Yahudi. Misalnya: mengenai Abraham, Musa dan
lain-lain. Selain itu juga ada cara
menafsir Perjanjian lama, menurut cara para nabi yang banyak ditiru oleh
penulis kitab ini. Walaupun begitu
penulis kitab ini sangat menentang agama dan tokoh-tokoh Yahudi.
Selain berlatar belakang keagamaan
Yahudi, kitab ini juga kaya dengan pola pikiran Yunani (Hellenisme), terutama
aliran pemikiran Gnostik. Banyak bahan
dari kebudayaan Yunani dan alam pikiran Gnostikyang terdapat dalam isi kitab
ini. Istilah logos, terang, dunia atas
dan dunia bawah adalah contoh-contoh dari bahan alam pikiran Yunani Gnostik. Oleh karena itu sebenarnya latar belakang
penulisan kitab ini bersamaan dengan adanya percampuran keagamaan antara
keyahudian, keyunanian, Gnostik dan kekristenan.
Penulis
Penulis kitab Yohanes tidak menyebutkan
namanya, oleh karena itu kitab ini bersifat anonim. Namun ada beberapa fakta yang membuktikan
bahwa penulis kitab ini adalah Yohanes.
Fakta-fakta itu antara lain:
1. Kesaksian
dari kitab Yohanes sendiri. Dalam kitab
ini banyak menjelaskan bahwa penulis kitab adalah:
a. Seorang Yahudi yang sudah terbiasa berpikir dalam bahasa Aram. Hal ini nampak dalam tulisan-tulisannya yang kadang-kadang memakai kata-kata Ibrani atau Aram yang diartikan. Penulis sangat mengenal adat istiadat Yahudi, misalnya: penghargaan orang Yahudi akan Mesias (1:19-28), percecokan antara orang Yahudi dengan orang Samaria tentang tempat ibadah (4:20), ia mengerti mengenai hari raya Yahudi baik waktunya maupun artinya (7:2; 11:55). Selain itu penulis memiliki hubungan pribadi dengan Yerusalem dan sekitarnya (9:7; 11:18; 18:1), ia mengenai geografi Galilea (1:44), Samaria (4:5), Yerusalem dan sekitarnya (11:18).
b. Saksi mata dari kejadian-kejadian yang dilaporkannya. Dalam 1:14 dijelaskan: “kita telah melihat kemuliaanNya...” dan dalam pasal 19:35, dimana ia berbicara melalui orang ketiga, “orang yang melihat hal itu sendiri yang memberi kesaksian itu.” Dari dua ayat diatas penulis melaporkan apa yang telah dilihatnya. Selain itu penulis adalah orang yang dekat dengan Yesus, karena tulisan-tulisannya menjelaskan dengan teliti mengenai kejadian yang dilakukan Yesus, misalnya: jam saat Yesus duduk ditepi sumur (4:6), jumlah dan ukuran tempayan pada pesta perkawinan di Kana (2:6, dll.
c. Murid yang dikasihi Yesus (21:20-24), yang berada dekat Yesus saat perjamuan terakhir (13:23), dan ia hadir saat pengadilan Yesus (18:15-16).
Dari kesaksian kitab Yohanes diatas
jelas bahwa penulis kitab ini yaitu Yohanes sebab yang memenuhi kriteria diatas
adalah Yohanes.
2. Kesaksian
gereja mula-mula. Gereja mula-mula tidak
ragu-ragu mengenai penulis kitab Yohanes ini.
Uskup Ireneus (142-202 AD) menulis “Yohanes murid Tuhan Yesus, dan yang
bersandar dekat kepadaNya, menulis Injil keempat pada waktu ia tinggal di
Efesus.” Pandangan ini didukung oleh
bapak gereja yang lain diantaranya:
Klement dari Aleksandria (190 AD), Origenes (220 AD), Hippolytus (225 AD),
Tertullianus (200 AD) dan Fragmen Mutori (170 AD).
Riwayat
Penulis
Yohanes adalah anak dari Zebedius (Mat.
4:21). Ia adalah seorang nelayan dari
Galilea. Ibunya bernama Salome (Mark.
15:40), ada kemungkinan bahwa Salome ini saudara wanita Maria ibu Yesus (Mat.
27:56 bnd. Mark. 15:40 dan Yoh. 19:25).Keluarga Yohanes adalah orang yang
kaya. Ayahnya banyak memiliki orang
upahan (Mark. 1:20), memiliki perusahaan di Kapernaum dan mempunyai rumah di
yerusalem (Yoh. 19:27) serta menjadi kenalan seorang imam besar (Yoh.
18:15,16). Walaupun begitu ia menjadi
dewasa di Galilea dan bersama saudaranya Andreas dan Petrus, ia bekerja sebagai
nelayan.
Yohanes pernah menjadi murid Yohanes
Pembabtis. Dan setelah mendengar
kesaksian Yohanes Pembabtis tentang Yesus, ia pergi meninggalkan Yohanes
Pembabtis an mengikut Yesus. Di pantai
danau galilea, ia dipanggil menjadi “penjala manusia” (Mat. 4:21). Oleh Yesus, Yohanes diberi nama Boanerges
yang artinya ‘anak-anak guruh’ (Mark. 3:17).
Hal ini berkaitan dengan wataknya yang keras, misalnya: keinginan untuk
memanggil api ke atas orang Samaria (Luk. 9:54), melarang orang bukan pengikut
Yesus untuk mengusir setan (Mark. 9:38).
Yohanes termasuk tiga murid inti dan termasuk murid yang terdekat dengan
Yesus. Lima kali ia disebut murid yang dikasihi Yesus (Yoh. 13:23; 19:26; 20:2;
21:7,20). Yesus juga mempercayakan
ibunya kepada pemeriharaan Yohanes (Yoh. 19:26). Ia menjadi saksi pertama mengenai kubur yang
kosong bersama Petrus (Yoh. 20:3-8).
Dalam Kisah Para Rasul, Yohanes sering
disebut. Karena ia sering bersama-sama
Petrus melayani jemaat mula-mula di Yerusalem (Kis. 3:1). Ketika Paulus melapor tentang sidang di
Yerusalem (Kis. 15), dia mengatakan bahwa Yohanes adalah soko guru jemaat (Gal.
2:9). Yohanes pernah melayani di Asia
kecil khususnya di Efesus. Pada waktu
kaisar Domitian mengadakan penganiayaan terhadap orang Kristen di Asia kecil,
Yohanes ditawan dan diasingkan di pulau Patmos.
Di pulau inilah ia menulis kitab Wahyu.
Kemudian ia dilepas dan kembali ke Efesus. Ia mati di Efesus pada usia kira-kira 100
tahun.
Tanggal
Dan Tempat Penulisan
Para penafsir Alkitab mengatakan bahwa
kitab Yohanes ditulis menjelang akhir abad pertama dan kemungkinan sebelum
tahun 100 AD. Hal ini dikarenakan bahwa
tradisi gereja mengatakan bahwa Yohanes menyelesaikan kitab ini sebelum ia
meninggal. Sedang ia meninggal tahun 100
AD. Selain itu kitab Yohanes ini ada,
setelah Injil-Injil Sinoptic beredar di masyarakat. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa kitab
Yohanes ditulis antara tahun 80 sampai 95 AD.
Untuk tempat penulisan banyak ahli
berpendapat bahwa kitab ini ditulis di Asia kecil tepatnya di Efesus. Hal ini dikarenakan menurut tradisi yahudi,
Yohanes mengakhiri pelayanannya di Efesus sedang kitab ini ditulis Yohanes pada
masa tuanya. Oleh karena itu kitab
Yohanes ditulis di Efesus.
Alamatnya
Dua kali Yohanes menyinggung para
pembaca secara langsung yaitu melalui kalimat: “supaya kamu percaya” (19:33;
20:31). Kamu disini yaitu: bukan orang
Yahudi asli sebab ada penjelasan-penjelasan tentang hari raya orang Yahudi yang
tidak perlu bagi orang Yahudi sendiri (2:13; 11:55). Dan ia juga menjelaskan mengenai adat
istiadat orang Yahudi (2:6).
Dari segi lain kita lihat bahwa istilah
“Mesias, Anak Allah” (20:31) hanya dimengerti oleh orang Yahudi. Semuanya ini berarti bahwa kitab ini ditulis
untuk orang Yahudi yang sudah lama tinggal di luar palestina atau orang Yahudi
di perantauan.
Integritas
Kitab Yohanes
Dalam kitab ini ada dua bagian pasal
yang sering dianggap sebagai pasal-pasal tambahan. Yaitu pasal 7:53 – 8:11 dan pasal 21. Hal ini disebabkaan karena kedua bagian itu
tidak terdapat dalam naskah tertua dan bapak-bapak gereja juga tidak mengenal
bagian itu. Tetapi sebenarnya kalau kita
kaji lebih dalam yang dipersoalkan oleh bapak-bapak gereja bukanlah masalah
keaslian Firman Tuhan tetapi tempatnya.
Oleh karena itu, persoalan itu tak perlu dipertentangkan karena
bapak-bapak gerejapun mengakui otoritas kedua bagian kitab itu buktinya tetap
memasukkan kedua bagian kitab itu kedalam kitab Yohanes. Dan sebenarnya kedua bagian yang dianggap
tambahan itu tidak bertentangan dengan pengajaran Yesus bahkan berisi mengenai
pengajaran Yesus. Ada bukti yang
menyatakan keaslian kitab Yohanes ini yaitu adanya fragmen-fragmen tua yang
berisi Yoh. 18:31-33 dan 37-38 yang berasal sekitar tahun 125 AD.
Tema
Dan isi
Tema utama kitab Yohanes ini adalah
menekankan keilahian Yesus, Anak Allah.
Kitab ini banyak menjelaskan mengenai keberadaan Yesus yang menyatakan
diriNya dengan Allah. Misalnya Ia
mengatakan: “Ia adalah Firman dan Firman itu adalah Allah” (1:1), “Aku dan Bapa
adalah satu” (10:30), “barang siapa melihat Aku ia melihat Bapa” (8:58). Selain itu dalam Yoh. 5:17-29 juga dijelaskan
mengenai keberadaan Yesus sebagai Anak Allah yang memiliki kesamaan dengan
Allah, yaitu:
1. Pekerjaan
Yesus yang tidak berbeda dengan pekerjaan Allah yaitu persamaan dengan Allah
dalam sifat (5:17-19).
2. Allah
membangkitkan, demikianlah juga Yesus, yaitu persamaan dengan Allah dalam kuasa
(5:21).
3. Sama-sama
menghakimi, yaitu persamaan dengan Allah dalam wewenang (Yoh. 5:22).
4. Sama-sama
terhormat (5:23).
5. Sama-sama
menghidupkan kembali (Yoh. 5:24-25).
6. Sama-sama
mempunyai hidup dalam diriNya sendiri (Yoh. 5:26).
Adapun
ayat-ayat yang lain mengenai kesamaan antara Allah dengan Yesus sebagai Anak
Allah yaitu Yoh. 10:30; 14:9; 17:3 dan 20:28.
Selain itu kitab ini juga menekankan sifat kemanusiaan Yesus. Hal ini nampak misalnya: Ia letih (4:6), haus
(4:7), kesal (6:26), susah hati (12:27), mengasihi (13:1), setia (18:8), berani
(18:23), dan lain-lain. Dan bagi mereka
yang tinggal bersamaNya Ia adalah “Yang Kudus dari Allah” (6:59).
Ada beberapa hal yang berkaitan dengan
isi dari kitab Yohanes ini yaitu:
1. Kitab
Yohanes ini memulai kitabnya dengan menunjukkan preeksistensi Tuhan Yesus,
yaitu “Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan
Firman itu adalah Allah.” (Yoh. 1:1).
Dalam kitab ini inkarnasi Tuhan Yesus ditekankan dengan cara sebagai
berikut: “Firman itu telah menjadi manusia, dan dian diantara kamu”
(1:14). Dari permulaan sampai penutup
Tuhan Yesus disoroti sebagai Firman yang menjadi manusia. Sorotan ini merupakan pusat kemuliaan dan
keindahan kitab Yohanes.
2. Mengenai
mukadimah. Dalam mukadimah kitab Yohanes
memiliki empat sebutan bagi Yesus yaitu Kalam atau Firman, Hidup, Terang dan
Anak. Selain itu juga disinggung
mengenai Yesus sebagai Firman yang menjadi manusia maupun Anak Tunggal. Dua puluh tiga kali Yesus mengatakan perkataan
yang benar dan Ia menggunakan istilah “Akulah” (4:26; 6:20, 35, 41, 48, 51;
8:12, 18, 24, 28, 58; 10:7, 9, 11, 14; 11:25; 13:19; 14:6; 15:1,5; 18:5, 6,
8). Dari kedua puluh tiga pernyataan itu
kami pilih tujuh pernyataan yang merupakan kiasan pekerjaan penyelamatan
manusia yaitu:
a. Akulah roti hidup (6:35, 41, 48, 51).
b. Akulah terang dunia (8:12).
c. Akulah pintu ke domba (10:7, 9).
d. Akulah gembala yang baik (10:11, 14).
e. Akulah kebangkitan dan hidup (11:25).
f. Akulah jalan kebenaran dan hidup (14:6).
g. Akulah pokok anggur yang benar (15:1,5).
3. Kata-kata
yang sering dipakai oleh Yohanes yaitu:
a. Kata tanda-tanda sering dipakai oleh Yohanes untuk menyatakan mujijat-mujijat Yesus (bnd. 2:11, 23; 4:48; 12:37). Antara tanda dan mujijat ini tidak bertentangan, karena mujijat sebagai tanda yang digunakan Yesus untuk mengajak pendengarNya ke hal-hal yang bersifat rohani.
b. Kata kedua yang sering muncul dalam kitab ini yaitu kata “percaya”. Kata ini dipakai untuk menegaskan bahwa siapa yang percaya pada Yesus ia menjadi pengikut Yesus yang nantinya akan selamat. Kata lain yang sering dipakai untuk menjelaskan apa artinya percaya yaitu: “menerima” (1:12), “datang” (6:35), dll.
c. Kata ketiga yang sering dipakai yaitu “hidup”. Istilah percaya tadi menyangkut respon manusia terhadap Yesus. Istilah hidup menyangkut sifat ilahi yang diberikan kepada orang yang percaya. “Menerima hidup” berarti menjadi Anak Allah dengan cara dilahirkan kembali (Yoh. 3:3).
4. Kita
perlu memperhatikan Yoh. 13-16, karena bagian ini merupakan keunikan dari kitab
Yohanes. Ada 4 unsur penting yang terdapat
dalam bagian ini yaitu:
a. Murid-murid harus saling mengasihi dan saling melayani seperti teladan Kristus (13:1-38; 15:9-17).
b. Yesus akan segera meninggalkan mereka namun Ia akan kembali untuk menyambut mereka dalam rumah Bapa (Yoh. 14:1-14).
c. Roh Kudus akan dikirim untuk menggantikan Dia. Oleh karena itu jangan takut (14:15-31; 16).
d. Murid-murid harus siap untuk memasuki proses penyucian dengan segala kerendahan hati (15:1-8).
5. Kitab
Yohanes melengkapi ketiga kitab Injil lainnya.
B. F. Westcott menghitung bahwa 92 % dari bahan dalam kitab Yohanes
adalah unik dan 8 % dari kitab Yohanes sama dengan kitab Injil-Injil
sinoptik. Perbedaan antara kitab Yohanes
dengan kitab Injil Sinoptik yaitu:
a. Bahan-bahan yang sudah tercantum dalam kitab Injil sinoptik hampir tidak ada dalam kitab Yohanes. Yohanes tidak menyebut tentang kelahiran Yesus, mujijat-mujijat penyembuhan dan perumpamaan-perumpamaan.
b. Kitab Yohanes bahan-bahannya banyak yang tidak terdapat dalam Injil sinoptik, khususnya tentang pelayanan Yesus di Yerusalem dan Yudea.
Oleh karena itu kitab Yohanes melengkapi ketiga kitab Injil yang pertama secara mendetail. Conyohnya mengenai Yohanes Pembabtis yang dimasukkan ke penjara (Yoh. 3:24), sebagai penjelas mengenai apa yang diungkapkan oleh Matius dalam Mat. 4:12 mengenai Yohanes Pembabtis.
Hubungan
antara ketiga kitab Injil pertama dengan kitab Yohanes dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a. Ketiga kitab Injil pertama memamerkan Tuhan Yesus sedang kitab Yohanes menafsirkan.
b. Ketiga kitab Injil pertama menceritakan khotbah-khotbah Yesus kepada orang banyak dan bercerita mengenai pelayanan di Galilea sedangkan kitab Yohanes menceritakan percakapan-percakapan Yesus dibawah empat mata (psl. 3-4) dan pengajaran khusus ditujukan kepada murid-muridNya (psl. 13-17) serta bercerita mengenai pelayananNya di Yudea.
c. Ketiga kitab Injil pertama bersifat bercerita sedangkan kitab Yohanes bersifat mengajar, hal ini nampak melalui percakapan-percakapan yang dilakukanNya (lht. 5:19-47; 6:35; 18:12, dll).
Garis
Besar
Garis besar kitab Yohanes ini dapat
dijelaskan sebagai berikut:
Pendahuluan:
Prolok Anak Allah diperkenalkan (1:1-18).
1. Pelayanan
Umum Anak Allah.
a. Menghadapi pribadi-pribadi (1:19 – 4:54).
b. Menghadapi orang banyak (5:1 – 6:71).
c. Pertentangan dengan orang banyak (7:1 – 11:53).
d. PelayananNya di depan umum mencapai klimaksnya (11:54 – 12:50).
2. Pelayanan
Anak Allah kepada MuridNya.
a. Perjamuan Akhir (13:1 – 17:26).
b. Percakapan terakhir (13:31 – 16:33).
c. Doa Anak Allah (17:1-26).
3. Pelayanan
Penderitaan Anak Allah.
a. Anak Allah ditangkap dan dokhianati (18:1 – 19:16).
b. Anak Allah disalib dan dikuburkan (19:17-42).
c. Anak Allah bangkit (20:1-10).
4. Pelayanan
Khusus Kepada Para Murid.
a. Persiapan untuk pelayanan (20:11 – 21:23).
Tambahan:
Kata penutup (21:24-25).
Ciri
Khas
Ciri khas kitab ini dapat dijelaskan
sebagai berikut yaitu:
1. Keilahian
Yesus sebagai Anak Allah ditekankan.
Yesus adalah Putra Allah yang menjadi manusia (Yoh. 1:14).
2. Kata
“percaya” dipakai sebanyak 98 kali yang artinya sama dengan menerima Yesus
(1:12).
3. “Hidup
kekal” adalah konsep kunci dari Yohanes.
4. Pertemuan
pribadi dengan Yesus diutamakan dalam kitab ini (lebih kurang dari 27 kali).
5. Kitab
ini menekankan “Kebenaran Yesus” adalah kebenaran, Roh Kudus adalah Roh
kebenaran dan Firman Allah adalah kebenaran (8:32; 15:3; 8:44-47, 51).
6. Angka
tujuh sangat menonjol: tujuh tanda, tujuh ajaran dan tujuh pernyataan “Aku
adalah” menegaskan siapa Yesus itu.
7. Pelayanan
Roh Kudus memungkinkan orang mengalami kelahiran kembali dalam Yesus Kristus.
8. Kata-kata
dan konsep lainnya dari Yohanes adalah firman, terang, daging, kasih,
kesaksian, tahu, kegelapan dan dunia.
Maksud
Dan Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan dari kitab Yohanes
adalah:
1. Untuk
mmenguatkan dasar iman supaya orang percaya dapat terus percaya kepada Yesus
sehingga dapat masuk dalam persekutuan dengan Bapa dan Anak (Yoh. 17:3).
2. Untuk
menyakinkan orang yang tidak percaya untuk percaya kepada Tuhan Yesus dan
diselamatkan (Yoh. 20:31).
3. Untuk
mempertahankan suatu keyakinan (apologetic).
4. Untuk
melengkapi berita tentang kehidupan dan pekerjaan Yesus yang sudah ada pada
waktu itu dan yang sudah dinyatakan secara tertulis dalam kitab Injil sinoptik.
Tokoh
Satu keunikan dari kitab Yohanes yaitu
pengembangan tokoh pelakunya dalam gambaran yang terpisah-pisah didalam
keseluruhan kisah. Maksudnya tokoh-tokoh
itu tidak hanya muncul satu kali saja tetapi beberapa kali untuk mendukung
cerita utama. Lihat tokoh: Nikodemus
(Yoh. 3:1-15; 7:50-52; 19:39), Filipus (1:43-46; 6:5-7; 14:8-11), Tomas (11:16;
14:5-6; 20:24-29), maria dan Marta (11:1-40); 12:2-8) dan Maria Ibu Yesus
(2:1-5; 19:26-27).
Hal
– Hal Lain
Ada tujuh peranan Roh Kudus yang
ditekankan Yohanes yaitu:
1. Seorang
penolong yang menyertai kamu yaitu Roh Kebenaran (14:6).
2. Roh
itu akan “Mengajar segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan
semua yang telah kukatakan (14:26).
3. Roh
itu bersaksi tentang Yesus (16:13-14).
4. Roh
itu akan menginsafkan dunia akan dosa(16:8).
5. Roh
itu memimpin anak-anak Tuhan dalam kebenaran (16:13).
6. Roh
itu akan memulyakan Kristus (16:14).
7. Roh
itu akan mengambil hak Allah dan hak Yesus, lalu Ia akan mengamanatkannya
kepada anak-anak Tuhan (16:15).
Ketujuh orang sajsi yang menyaksikan
bahwa Yesus adalah Anak Allah yaitu:
1. Yohanes
Pembabtis “Ia inilah Anak Allah” (1:34).
2. Natanael,
“Rabi, Engakau Anak Allah...” (1:49).
3. Petrus,
“Engkau adalah yang Kudus dari Allah”(6:69).
4. Marta,
“Engkaulah Mesias Anak Allah” (11:27).
5. Tomas,
“Ya Tuhanku dan Allahku” (20:28).
6. Yohanes,
penulis Injil ini, “Yesuslah Mesias Anak Allah” (20:31).
7. Tentang
diriNya sendiri Yesus berkata, “Akulah Anak Allah” (10:36).
Kesimpulan
Injil Yohanes memiliki perbedaan yang
mendasar dengan ketiga Injil pertama.
Injil Yohanes banyak memberikan pengajaran-pengajaran yang kadang
mengandung makna filsafat sedangkan ketiga Injil pertama banyak menceritakan
mengenai sejarah Yesus.
Dalam Injil ini Yohanes menekankan mengenai
keilahian Yesus Kristus sebagai Anak Allah yang telah menjelma menjadi manusia,
dengan tujuan untuk menyellamatkan orang yang berdosa (Yoh. 3:16; 14:6).
0 komentar:
Post a Comment