8:23 PM
0

www.padfield.com


PENDAHULUAN

 

Latar Belakang Masalah

Di dalam Kitab Hosea, Hosea bernubuat pada abad ke-8 SM, terutama untuk menyampaikan peringatan kepada umat Israel utara, selama 40 tahun menjelang jatuhnya ibu kota (samaria).  Pada masa itu bangsa Israel utara semakin berdosa, baik dalam bidang moral maupun dalam bidang politik (II Raj 14:23-17:41).  Dan di dalam nubuat Hosea, Israel di gambarkan sebagai seorang istri yang tidak setia pada suaminya, sama seperti Gomer, istri Hosea, tidak setia kepadanya.  Seperti Gomer sering meninggalkan Hosea untuk mengikuti laki-laki yang lain, Israel meninggalkan Allah untuk menyembah berhala, padahal Allah selalu menunjukkan kasih setia kepada mereka.  Hal ini merupakan dosa besar bagi Israel sebagai umat pilihan Allah, sehingga mereka akan di hukum.

 Namun demikian Allah tetap mengasihi mereka dan akhirnya akan memulihkan suatu hubungan erat dengan mereka: “Hai Israel, tak mungkin engkau kubiarkan atau ku tinggalkan. Mungkinkah engkau ku musnahkan seperti Adam? Tak tega hatiku melakukan seperti itu, karena cintaku terlalu besar bagimu!” (Hos 11:8, BIS).[1]

Di dalam Kitab Hosea ini, berlatar belakang politik, sosial dan religi Kitab  Hosea sama dengan latar belakang Kitab Amos.meskipun Amos mendahului pelayanannya dari Hosea, tidak ada referensi yang menyatakan bahwa saling mengenal.

Nama Hosea berarti “keselamatan”.  Hosea kemungkinan berasal dari kerajaan Israel dan melakukan aktivitas pelayanannya juga di Israel.  Dan kedekatannya dengan lingkungan dan tofografi Israel (5:1; 6:8-9; 12:12; 14:7) serta dengan kenyataan bahwa dia menyebut raja Israel sebagai “raja Kita” (7:5).  Hosea adalah anak Beeri, dan Hosea memiliki pengalaman seperti  “nabi Yeremia ”.  Dimana Yeremia melihat kehancuran kerajaan  Yehuda dalam jangka waktu yang sangat cepat, kehancuran Yerusalem serta pembuangan rakyat Yehuda yang dia tangisi dalam Kitab Ratapan, demikian pula Hosea melihat kehancuran bangsa Israel secara rohani.  Hidup dalam kehidupan yang tidak benar, menyimpang dari jalan Allah.[2]

 

 

PEMBAHASAN

Definisi

Kesetiaan di dalam Kitab Hosea adalah nyata dari kesetiaan Hosea sangat setia kepada istrinya.  Di sini Hosea menjadi suatu pelajaran bahkan seperti alat peraga.  Rupanya ia di suruh oleh Allah untuk menikah seorang perempuan tunasusila. Ketidaksetiaan perempuan ini kemudian hari kepada Hosea menjadi gambaran umat Israel, dimana umat Israel tidak setia kepada janji kesetiaannya kepada-Allah.

Dan Hosea di sebut nabi yang meratap bagi bangsa Isrel, sama seperti Yeremia adalah nabi yang meratap bagi Yehuda.[3]  Disini sangat jelas definisi tentang kesetiaan Hosea akan istrinya, yang melambangkan bangsa Israel.

 

Historisnya

Masa pelayanan nabi Hosea, kira-kira 40 tahun lamanya, di mulai sementara pemerintahan Yerobeam II jahat itu, dan mungkin kehidupan dan pelayanannya berakhir pada waktu hancurnya Kerajaan Utara.  Walaupun ia hidup sexaman dengan Yesaya, tetapi ia mulai pelayannya beberapa tahun lebih awal, karena pelayanannya berlangsung selama 40 tahun, maka timbullah pertanyaan mengapa tulisannya begitu singkat.  Seperti yang terjadi pada nabi-nabi lainnya, mungkin banyak dari ucapan-ucapannya yang tidak pernah di catat.  Roh Kudus hanya menyimpan bagian-bagian yang di anggapnya berguna untuk nenegur, memperbaiki, dan mendidik kita dalam kebenaran. Penulis-penulis lain di Alkitab mengutip Kitab Hosea lebih dari 30 kali, baik secara lansung atau tidak langsung.

Dan Hosea bernubuat selama masa penindasaan Kerajaan Utara oleh Asyur. Keadaan-keadaan ini dan pemusnahan Israel yang di lakukan oleh Asyur merupakan pokok nubuat-nubuatnya.  Asyru di tunjukkan oleh Allah untuk menghancurkan Israel sebagaimana Babilonia di tunjuk untuk menghancurkan Yehuda.

     Sebagian besar nabi kecil saja dan ucapan-ucapan awal Yesaya adalah mengenai Asyur. Penindasan oleh Asyur merupakan akibat dosa-dosa Israel.  Yaitu penyembahan berhala, kekacauan, kelaliman, pembunuhan, perzinaan, pemabukan, penipuan, pencurian, dan dosa-dosa hebat lainnya, merajelela dengan luar biasa, seperti yang belum pernah di lakukan Israel.  Dan pengetahuan akan Allah di lupakan.  Para imamlah yang memainkan peranan utama dalam kejahatan.  Dan raja-raja baru merebut tyakhta pemerintahan setelah membunuh penguasa yang mendahuluinya. Dalam keadaan seamcam ini Hosea mengulangi peringatan Allah, “ Aku akan mengakhiri pemerintahan kaum Israel”.[4]

 

Analisa

Di dalam Kitab Hosea pasal 1-3, di jelaskan bhawa kelembutan Hosea menunjukkan dia sebagai nabi yang kasih.  Dan jiwa pengampunanya terhadap isterinya yang tidak setia itu sesuai benar sebagai gamabran kasih Allah terhadap Israel yang tidak patuh itu.  Karena di dalam fasal 1 samapi 3 dari kitab Hosea berisi tentang kisah pribadi Ahosea bertalian dengan hidup perkawinannya yang tidak bahagia.  Dan Gomer adalah istri Hosea yang tersesat.  Berulang-ulang dalam menghadapi tekanan dalam pencobaan ia menjual dirirnya dan melakukan yang tidak senonoh. Akhirnya ia meninggalkan suaminya dan tiga orang anaknya.  Hidupnya makin merosot, ia di kesampingkan sebagai sesuatu yang sangat memalukan dan akhirnya di jual di pasar budak. Meskipun demikian Hosea tetap mengasihi dia, menebusnya dari perbudakan, dan memberinya tempat dio rumahnya lagi, di mana ia tinggal dalam kesunyian dan kesedihan selama berhari-hari.

Dan di dalam fasal 1-3 itu merupakan ringkasan dari seluruh Kitab.  Fasal-fasal itu membentangkan hubungan Allah dengan yumat-Nya dan menyatakan kasih-Nya yang lembut sekalipun  pemberontakan dan ketidaksetiaan mereka. Melalui kesedihan yang dialaminya karena cintanya yang tidak terbalas itu, Hosea mengerti akan dukacita Allah karena penyelewengan rohaniah umat-Nya.  Ia mengerti akan kasih-Nya yang tidak terbatas itu, yang menyebabkab Allah mencari Israel terus supaya membawa bangsa itu kembali kepada kasih dan kesetiaan.

 

Sedangkan di dalam Kitab Hosea pasal 4-14, diceritakan dari gambaran dalam tiga fasal yang pertama itu, Hosea beralih dan dalam fasal 4 mulai dengann mengemukakan tunduhan-tuduhan Allah terhadap Israel.  Ia menulis, “tidak ada kesetian dan tidak ada kasih, dan tidak ada pengenalan akan Allah di negeri ini.”  Nabi itu juga berbcara mengenai kelalaian Israel yang di sengaja itu, penyembahan berhalanya yang menyebabkan Allah menarik diri dar Israel.  Di samping tidihan bangsa Israel, maka Hosea berulang kali menyerukan panggilan untuk bertobat kepada umat Allah.  Dan di antara nubuat-nubuat Hosea yang paling menonjol terdapat mengenai kejatuhan Samaria; pembebasan Yehuda setelah doa syafaat Hizkia; hukuman atas Yehuda; dan pemulihan terakhir bagi Yehuda dan Israel.  Dan bagian terakhir ini sangat penting. Dan pengumpulan bangsa Israel kembali di tanah Palestina mungkin merupakan tahap yang penting bagi persiapan untuk masa itu, ketika mereka “akan berbalik dan akan mencari Tuhan, Allah mereka, dan Daud, raja mereka.”[5]

 

Implikasi

1.    Penyembahan berhala Baal yang di anjurkan Yerobeam I benar-benar telah menghancurkan kehidupan rohani bangsa Israel.  Iblis telah merajalela dan mengikat jiwa bangsa ini kurang lebih 200 tahun! Betapa dalam kejahatan mereka yang telah mengenal dan mengalami berkat dan kemuliaan Allah selama pemerinthan Raja Daud.  Hosea menulis bahwa dalam negeri mereka tidak ada kesatuan, tidak ada kasih dan tidak ada pengenalan akan Allah yang ada hanya orang mengutuk, berbohong, membunuh, mencuri, berzinah, melakukan kekerasan dan penumpahan darah. (4:1-2) mereka binasa, karena tidak mengenala Allah. (4:6) Dosa itu memang bersumber pada “tidak percaya dan tidak menyembah Allah.”

2.    Begitu juga di dalam kehidupan kita kalau kita tidak percaya lagi kepada TUHAN yang Maha Esa, maka kita akan percaya kepada berhala diri kita, kepada dunia ini dan setan. Dosa dan setan akan menguasai hidup kita dan membawa kita kepada kehancuran dan kebinasaan. Sebab Firman Tuhan : “jangan menyembah patung!” (Kel 20:4-5; I Kor 10:14)

3.    Keadaan Isre dizaman akhir di gambarkan Nabi Hosea, sebagai “tidak mempunyai Raja, tiada pemimpin, tiada korban, tiada tugu berhala dan tiada Efod dan Terafim. Tetapi sesudah itu mereka akan berbalik dan akan mencari TUHAN, Allah mereka dan Daud, raja mereka.  Mereka akan datrang dengan gemetar kepada TUHAN dan kepada kebaikanNya pada hari-hari yang terakhir.” (3:4-5) nubuat ini akna di genapi dengan sempurna sebelum Tuhan Yesus datang kembali pada waktu seluruh bangsa Israel akan bertobat dan menerima Kirstus aebagai MesiasNYa. Israel dan Yehuda di persatukan, dan bersama-sama umat Tuhan P.B akan masuk dalam kemuliaan Allah selama-lamanya (Rom 11:25-26; I Pet 2:10).

4.    Kepada Israel, TUHAN menyatakan : “Aku adalah TUHAN, Allahmu, sejak di tanah Mesir. Engkau tidak mengenal Allah kecuali Aku.  Tidak ada Juruselamat selain dari Aku. Aku;ah yang mengenal engkau”. (13:4-5).

5.    Memang hanya ada satu TUHAN dan satu Juruselamat dunia. Ketika Tuhan Yesus lahir, Malaikat katakan kepda Yusuf: menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka”. (Mat 1:21), Tuhan Yesus berkata: “Aku ini jalan, Kebenaran dan Hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa (masuk sorga), kalau tidak melalui Aku”. (Yoh 14:6). “keaelamatan tidak ada didalam  siapaun juga selain KRISTUS YESUS, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang di berikan kepada manusia, yang olehnya kita dapat di selamatkan”. (KPR 4:12) hanya Tuhan Yesus yang bisa mengampuni dan menghapuskan dosa manusia, karena Ia telah mati menanggung dosa seisi dunia diatas kayu salib dab telah bangkit dari alam maut dengan kemenangan.  Ia saja tiada laon yang dapat membenarkan dan menyelamatkan kita dengan sempurna, asal kita mau bertobat dan percay kepada-Nya (Rom 5:1-5)

6.    Kebangkitan Kristus yang membawa hidup baru kepada kita juga di nubuatkan Hosea. (6:2-3) dalam keajdian baru ini kita akan hidup di hadapn hadirat-Nya dan akan sunguh-sungguh mengenal TUHAn.  Kristus akan menjadi terang kita dan akan menyuburkan hidup kita dengan hujan pada akhir musim (hujan Roh Kudus).

Dan inilah pengalaman setiap orang yang bertobat dan mau mengenal Tuhan dengan sungguh-sungguh. Ia akan diberkati dengan buah-buah dan karunia-karunia Roh Kudus yang ajaib.[6]

                

 

KESIMPULAN

Dari pembahasan di atas  di sini di jelaskan bahwa Hosea adalah hamba yang setia, dan di dalam perkawinannya itu sudah jelas bahwa itu di lambangkan sebagai gambaran hubungan Allah dan Israel.   Hosea ingin membawa bangsa Israel agar mereka taat kepada Allah.

Dan Hosea di utus oleh Tuhan untuk menghardik segala dosa Israel.  Bahwa walaupun Israel telah tenggelam dalam lumpur dosa, tetapi kalau merek abertobat dan kembali kepada Tuhan, maka mereka akan di ampuni dan di bawa kedalam kemuliaan Tuhan (2:15-22, 5:15, 6:1-6, 14:2-9).  Dan di gambarkan juga Hosea harus mengasihi istrinya walaupun telah bersundal, mengampuni dia dan menerima dia kembali, (3:1) sebab istriya telah insaf dan berkata: “aku akan pulang kembali kepada suamiku yang pertama.  Sebab waktu itu aku lebih berbahagia daripada sekarang” (2:6).

 

Karena begitu besar Kasih Allah kepada Israel dan kepada Gereja Perjanjian Baru. Yang telah berzinah dengan dunia dan mati di dalam dosa.  Pertobatan dan pengenalan kepada Allah di dalam kasih Yesus Kristus, yang kekal.  Senantiasa Tuhan memanggil : “Marilah kepada-Ku, kamu semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan dan sentosa kepadamu” (Mat 11:28).

 

 

Daftar Pustaka

Baker  L. David. Mari Mengenal Perjanjian Lama,  Jakarta: Gunung Mulia, 1993.

 

Suparman.    Diktab Tafsir PL IV. Sidoarjo: STTIE, 2013.

 

Boyd M. Frank. Kitab Nabi-Nabi Kecil,  Malang: Gandum Mas, 1982-2000.

 

D. Benson Litt. Clarence H. Pengantar Perjanjian Lama, Malang: Gandum Mas, 1980-2000.

 

Senduk. Clarence. Kristus Dalam Perjanjian Lama, Jakarta: Seksi Penerbitan Yayasan Bethel, 1989.

 

 

 



[1]. Dr. David L. Baker, Mari Mengenal Perjanjian Lama.(Jakarta: Gunung Mulia, 1993). Hlm. 115

[2]. Suparman, Diktat Tafsir PL IV  (Sidoarjo: STTIE, 2013). Hlm. 15.

[3] Frank M. Boyd., Kitab Nabi-Nabi Kecil (Malang: Gandum Mas, 1982-2000). Hlm. 60

[4] Clarence H. Benson Litt. D. Pengantar Perjanjian Lama, (Malang: Gandum Mas, 1980-2000). Hlm. 67-68

[5]. Ibid, Hal. 68-69

[6]. Dr. H. L. Senduk., Kristus Dalam Perjanjian Lama  (Diterbitkan Oleh: Seksi Penerbitan Yayasan Bethel). Hal. 93-96


0 komentar:

Post a Comment