PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Di dalam Kitab Hosea, Hosea bernubuat pada abad ke-8 SM, terutama untuk
menyampaikan peringatan kepada umat Israel utara, selama 40 tahun menjelang
jatuhnya ibu kota (samaria). Pada masa
itu bangsa Israel utara semakin berdosa, baik dalam bidang moral maupun dalam
bidang politik (II Raj 14:23-17:41). Dan
di dalam nubuat Hosea, Israel di gambarkan sebagai seorang istri yang tidak
setia pada suaminya, sama seperti Gomer, istri Hosea, tidak setia
kepadanya. Seperti Gomer sering
meninggalkan Hosea untuk mengikuti laki-laki yang lain, Israel meninggalkan
Allah untuk menyembah berhala, padahal Allah selalu menunjukkan kasih setia
kepada mereka. Hal ini merupakan dosa
besar bagi Israel sebagai umat pilihan Allah, sehingga mereka akan di hukum.
Namun demikian Allah tetap mengasihi
mereka dan akhirnya akan memulihkan suatu hubungan erat dengan mereka: “Hai
Israel, tak mungkin engkau kubiarkan atau ku tinggalkan. Mungkinkah engkau ku
musnahkan seperti Adam? Tak tega hatiku melakukan seperti itu, karena cintaku
terlalu besar bagimu!” (Hos 11:8, BIS).[1]
Di dalam Kitab Hosea ini, berlatar belakang politik, sosial dan religi Kitab Hosea sama dengan latar belakang Kitab Amos.meskipun Amos mendahului pelayanannya
dari Hosea, tidak ada referensi yang menyatakan bahwa saling mengenal.
Nama Hosea berarti “keselamatan”. Hosea
kemungkinan berasal dari kerajaan Israel dan melakukan aktivitas pelayanannya
juga di Israel. Dan kedekatannya
dengan lingkungan dan tofografi Israel (5:1; 6:8-9; 12:12; 14:7) serta dengan
kenyataan bahwa dia menyebut raja Israel sebagai “raja Kita” (7:5). Hosea adalah anak Beeri, dan Hosea memiliki pengalaman seperti “nabi Yeremia ”. Dimana Yeremia melihat
kehancuran kerajaan Yehuda dalam jangka
waktu yang sangat cepat, kehancuran Yerusalem serta pembuangan rakyat Yehuda
yang dia tangisi dalam Kitab Ratapan, demikian pula Hosea melihat kehancuran bangsa Israel secara rohani. Hidup dalam kehidupan yang tidak benar, menyimpang dari jalan Allah.[2]
PEMBAHASAN
Definisi
Kesetiaan di dalam Kitab Hosea adalah nyata dari kesetiaan Hosea sangat setia
kepada istrinya. Di sini Hosea menjadi
suatu pelajaran bahkan seperti alat peraga. Rupanya ia di
suruh oleh Allah untuk menikah seorang perempuan tunasusila. Ketidaksetiaan
perempuan ini kemudian hari kepada Hosea menjadi gambaran umat Israel,
dimana umat Israel tidak setia kepada janji kesetiaannya
kepada-Allah.
Dan Hosea di sebut nabi yang meratap bagi bangsa Isrel, sama seperti Yeremia adalah nabi yang meratap bagi Yehuda.[3] Disini sangat jelas definisi tentang kesetiaan Hosea akan istrinya, yang melambangkan bangsa Israel.
Historisnya
Masa pelayanan nabi Hosea, kira-kira 40 tahun lamanya, di mulai sementara
pemerintahan Yerobeam II jahat itu, dan mungkin kehidupan dan pelayanannya
berakhir pada waktu hancurnya Kerajaan Utara. Walaupun ia hidup sexaman dengan Yesaya,
tetapi ia mulai pelayannya beberapa tahun lebih awal, karena pelayanannya
berlangsung selama 40 tahun, maka timbullah pertanyaan mengapa tulisannya
begitu singkat. Seperti yang terjadi
pada nabi-nabi lainnya, mungkin banyak dari ucapan-ucapannya yang tidak pernah
di catat. Roh Kudus hanya menyimpan
bagian-bagian yang di anggapnya berguna untuk nenegur, memperbaiki, dan
mendidik kita dalam kebenaran. Penulis-penulis lain di Alkitab mengutip Kitab
Hosea lebih dari 30 kali, baik secara lansung atau tidak langsung.
Dan Hosea bernubuat selama masa penindasaan Kerajaan Utara oleh Asyur.
Keadaan-keadaan ini dan pemusnahan Israel yang di lakukan oleh Asyur merupakan
pokok nubuat-nubuatnya. Asyru di
tunjukkan oleh Allah untuk menghancurkan Israel sebagaimana Babilonia di tunjuk
untuk menghancurkan Yehuda.
Sebagian
besar nabi kecil saja dan ucapan-ucapan awal Yesaya adalah mengenai Asyur.
Penindasan oleh Asyur merupakan akibat dosa-dosa Israel. Yaitu penyembahan berhala, kekacauan,
kelaliman, pembunuhan, perzinaan, pemabukan, penipuan, pencurian, dan dosa-dosa
hebat lainnya, merajelela dengan luar biasa, seperti yang belum pernah di
lakukan Israel. Dan pengetahuan akan
Allah di lupakan. Para imamlah yang
memainkan peranan utama dalam kejahatan. Dan raja-raja baru merebut tyakhta
pemerintahan setelah membunuh penguasa yang mendahuluinya. Dalam keadaan
seamcam ini Hosea mengulangi peringatan Allah, “ Aku akan mengakhiri
pemerintahan kaum Israel”.[4]
Analisa
Di dalam Kitab Hosea pasal 1-3, di jelaskan bhawa kelembutan Hosea
menunjukkan dia sebagai nabi yang kasih. Dan jiwa pengampunanya terhadap isterinya yang
tidak setia itu sesuai benar sebagai gamabran kasih Allah terhadap Israel yang
tidak patuh itu. Karena di dalam fasal 1
samapi 3 dari kitab Hosea berisi tentang kisah pribadi Ahosea bertalian dengan
hidup perkawinannya yang tidak bahagia. Dan
Gomer adalah istri Hosea yang tersesat. Berulang-ulang
dalam menghadapi tekanan dalam pencobaan ia menjual dirirnya dan melakukan yang
tidak senonoh. Akhirnya ia meninggalkan suaminya dan tiga orang anaknya. Hidupnya makin merosot, ia di kesampingkan
sebagai sesuatu yang sangat memalukan dan akhirnya di jual di pasar budak.
Meskipun demikian Hosea tetap mengasihi dia, menebusnya dari perbudakan, dan
memberinya tempat dio rumahnya lagi, di mana ia tinggal dalam kesunyian dan
kesedihan selama berhari-hari.
Dan di dalam fasal 1-3 itu merupakan ringkasan dari seluruh Kitab. Fasal-fasal itu membentangkan hubungan Allah
dengan yumat-Nya dan menyatakan kasih-Nya yang lembut sekalipun pemberontakan dan ketidaksetiaan mereka.
Melalui kesedihan yang dialaminya karena cintanya yang tidak terbalas itu,
Hosea mengerti akan dukacita Allah karena penyelewengan rohaniah umat-Nya. Ia mengerti akan kasih-Nya yang tidak terbatas
itu, yang menyebabkab Allah mencari Israel terus supaya membawa bangsa itu
kembali kepada kasih dan kesetiaan.
Sedangkan di dalam Kitab Hosea pasal 4-14, diceritakan dari gambaran dalam
tiga fasal yang pertama itu, Hosea beralih dan dalam fasal 4 mulai dengann
mengemukakan tunduhan-tuduhan Allah terhadap Israel. Ia menulis, “tidak ada kesetian dan tidak ada
kasih, dan tidak ada pengenalan akan Allah di negeri ini.” Nabi itu juga berbcara mengenai kelalaian
Israel yang di sengaja itu, penyembahan berhalanya yang menyebabkan Allah
menarik diri dar Israel. Di samping
tidihan bangsa Israel, maka Hosea berulang kali menyerukan panggilan untuk
bertobat kepada umat Allah. Dan di
antara nubuat-nubuat Hosea yang paling menonjol terdapat mengenai kejatuhan
Samaria; pembebasan Yehuda setelah doa syafaat Hizkia; hukuman atas Yehuda; dan
pemulihan terakhir bagi Yehuda dan Israel. Dan bagian terakhir ini sangat penting. Dan pengumpulan
bangsa Israel kembali di tanah Palestina mungkin merupakan tahap yang penting
bagi persiapan untuk masa itu, ketika mereka “akan berbalik dan akan mencari
Tuhan, Allah mereka, dan Daud, raja mereka.”[5]
Implikasi
1. Penyembahan
berhala Baal yang di anjurkan Yerobeam I benar-benar telah menghancurkan
kehidupan rohani bangsa Israel. Iblis
telah merajalela dan mengikat jiwa bangsa ini kurang lebih 200 tahun! Betapa
dalam kejahatan mereka yang telah mengenal dan mengalami berkat dan kemuliaan
Allah selama pemerinthan Raja Daud. Hosea
menulis bahwa dalam negeri mereka tidak ada kesatuan, tidak ada kasih dan tidak
ada pengenalan akan Allah yang ada hanya orang mengutuk, berbohong, membunuh,
mencuri, berzinah, melakukan kekerasan dan penumpahan darah. (4:1-2) mereka
binasa, karena tidak mengenala Allah. (4:6) Dosa itu memang bersumber pada
“tidak percaya dan tidak menyembah Allah.”
2. Begitu
juga di dalam kehidupan kita kalau kita tidak percaya lagi kepada TUHAN yang
Maha Esa, maka kita akan percaya kepada berhala diri kita, kepada dunia ini dan
setan. Dosa dan setan akan menguasai hidup kita dan membawa kita kepada
kehancuran dan kebinasaan. Sebab Firman Tuhan : “jangan menyembah patung!” (Kel
20:4-5; I Kor 10:14)
3. Keadaan
Isre dizaman akhir di gambarkan Nabi Hosea, sebagai “tidak mempunyai Raja,
tiada pemimpin, tiada korban, tiada tugu berhala dan tiada Efod dan Terafim.
Tetapi sesudah itu mereka akan berbalik dan akan mencari TUHAN, Allah mereka
dan Daud, raja mereka. Mereka akan
datrang dengan gemetar kepada TUHAN dan kepada kebaikanNya pada hari-hari yang
terakhir.” (3:4-5) nubuat ini akna di genapi dengan sempurna sebelum Tuhan
Yesus datang kembali pada waktu seluruh bangsa Israel akan bertobat dan
menerima Kirstus aebagai MesiasNYa. Israel dan Yehuda di persatukan, dan
bersama-sama umat Tuhan P.B akan masuk dalam kemuliaan Allah selama-lamanya
(Rom 11:25-26; I Pet 2:10).
4. Kepada
Israel, TUHAN menyatakan : “Aku adalah TUHAN, Allahmu, sejak di tanah Mesir.
Engkau tidak mengenal Allah kecuali Aku. Tidak ada Juruselamat selain dari Aku. Aku;ah
yang mengenal engkau”. (13:4-5).
5. Memang
hanya ada satu TUHAN dan satu Juruselamat dunia. Ketika Tuhan Yesus lahir,
Malaikat katakan kepda Yusuf: menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka”. (Mat
1:21), Tuhan Yesus berkata: “Aku ini jalan, Kebenaran dan Hidup. Tidak ada
seorangpun yang datang kepada Bapa (masuk sorga), kalau tidak melalui Aku”.
(Yoh 14:6). “keaelamatan tidak ada didalam
siapaun juga selain KRISTUS YESUS, sebab di bawah kolong langit ini
tidak ada nama lain yang di berikan kepada manusia, yang olehnya kita dapat di
selamatkan”. (KPR 4:12) hanya Tuhan Yesus yang bisa mengampuni dan menghapuskan
dosa manusia, karena Ia telah mati menanggung dosa seisi dunia diatas kayu
salib dab telah bangkit dari alam maut dengan kemenangan. Ia saja tiada laon yang dapat membenarkan dan
menyelamatkan kita dengan sempurna, asal kita mau bertobat dan percay
kepada-Nya (Rom 5:1-5)
6. Kebangkitan
Kristus yang membawa hidup baru kepada kita juga di nubuatkan Hosea. (6:2-3)
dalam keajdian baru ini kita akan hidup di hadapn hadirat-Nya dan akan
sunguh-sungguh mengenal TUHAn. Kristus
akan menjadi terang kita dan akan menyuburkan hidup kita dengan hujan pada
akhir musim (hujan Roh Kudus).
Dan inilah pengalaman setiap orang yang bertobat dan mau mengenal Tuhan
dengan sungguh-sungguh. Ia akan diberkati dengan buah-buah dan karunia-karunia
Roh Kudus yang ajaib.[6]
KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas di sini di
jelaskan bahwa Hosea adalah hamba yang setia, dan di dalam perkawinannya itu
sudah jelas bahwa itu di lambangkan sebagai gambaran hubungan Allah dan Israel.
Hosea
ingin membawa bangsa Israel agar mereka taat kepada Allah.
Dan Hosea di utus oleh Tuhan untuk menghardik segala dosa Israel. Bahwa walaupun Israel telah tenggelam dalam
lumpur dosa, tetapi kalau merek abertobat dan kembali kepada Tuhan, maka mereka
akan di ampuni dan di bawa kedalam kemuliaan Tuhan (2:15-22, 5:15, 6:1-6,
14:2-9). Dan di gambarkan juga Hosea
harus mengasihi istrinya walaupun telah bersundal, mengampuni dia dan menerima
dia kembali, (3:1) sebab istriya telah insaf dan berkata: “aku akan pulang
kembali kepada suamiku yang pertama. Sebab
waktu itu aku lebih berbahagia daripada sekarang” (2:6).
Karena begitu besar Kasih Allah kepada Israel dan kepada Gereja Perjanjian
Baru. Yang telah berzinah dengan dunia dan mati di dalam dosa. Pertobatan dan pengenalan kepada Allah di
dalam kasih Yesus Kristus, yang kekal. Senantiasa
Tuhan memanggil : “Marilah kepada-Ku, kamu semua yang letih lesu dan berbeban
berat, Aku akan memberi kelegaan dan sentosa kepadamu” (Mat 11:28).
Daftar
Pustaka
Baker L. David. Mari
Mengenal Perjanjian Lama, Jakarta:
Gunung Mulia, 1993.
Suparman. Diktab
Tafsir PL IV. Sidoarjo: STTIE, 2013.
Boyd M.
Frank. Kitab Nabi-Nabi Kecil, Malang: Gandum Mas, 1982-2000.
D.
Benson Litt. Clarence H. Pengantar
Perjanjian Lama, Malang: Gandum Mas, 1980-2000.
Senduk. Clarence.
Kristus Dalam Perjanjian Lama, Jakarta: Seksi
Penerbitan Yayasan Bethel, 1989.
[1]. Dr. David L. Baker, Mari Mengenal Perjanjian Lama.(Jakarta: Gunung Mulia, 1993).
Hlm. 115
[2]. Suparman, Diktat Tafsir PL IV (Sidoarjo: STTIE, 2013). Hlm.
15.
[3] Frank M. Boyd., Kitab Nabi-Nabi Kecil (Malang: Gandum
Mas, 1982-2000). Hlm.
60
[4] Clarence H. Benson Litt. D. Pengantar Perjanjian Lama, (Malang:
Gandum Mas, 1980-2000). Hlm. 67-68
[5]. Ibid, Hal. 68-69
[6]. Dr. H. L. Senduk., Kristus Dalam Perjanjian Lama (Diterbitkan Oleh: Seksi Penerbitan Yayasan
Bethel). Hal. 93-96
0 komentar:
Post a Comment