8:33 PM
0

www.padfield.com


PENDAHULUAN

 

Latar Belakang

            Kitab Imamat merupakan judul terjemahan dari bahasa Inggris Leviticus.  Judul bahasa Inggris tersebut berasal dari judul dalam Vulgata Latin, Leviticus yang berasal dari kata Levitikon, “mengenai orang-orang Lewi,”judul yang terdapat di LXX.  Bagi orang Yahudi kitab ini dikenal melalui kata pertamanya.  Wayyiqra, “Dan Dia memanggil,”sesuai dengan kebiasaan orang Yahudi yang memberikan nama kepada banyak kitab Perjanjian Lama menurut kata atau kelompok kata pertamanya.  Kitab Imamat meyajikan rencana Allah untuk mengajar umat pilihan-Nya bagaiman menghampiri Dia dengan cara yang kudus.  Penekanan khusus diberikan kepada tugas keimanan untuk menjadikan pendekatan kepada Allah ini penuh hormat dan kudus. Bentuk yang sederhana yang sangat sederhana dari Kitab Imamat telah memusingkan para kritikus.  Yang menguraikan dasar-dasar manusia untuk bersekutu dengan Allah, sebagai tambahan yang belakangan dari sebuah “Kitab Kekudusan.”  Seklipun demikian, pergeseran penekanan saja sudah bisa menjelaskan perbedaan antara kedua bagian utama Kitab Imamat.  Banyak mengatakan bahwa Kitab Imamat disampaikan kepada kita melaui Musa untuk mengantisipasi “Kurban Abadi” Yesus Kristus dari Perjanjian Baru, dan Kitab Ibrani meyajikan gambaran ini dalam Perjanjian Baru, dan Kitab Imamat menyediakan latar belakang bagi aspek-aspek yang lebih penting tentang “Iaman menurut peraturan Melkisedek.”  Sesungguhnya, studi tentang Kitab Imamat memiliki nilai abadi hanya nilai studi itu menunjuk kepada Yesus Kristus Iman Besar Kita.  [1]

            Kitab Imamat juga dikenal sebagai “Buku Pandauan Iman”, sebuah nama yang diberikan para nabi Yahudi.  Yang dianggap sebagai buku panduan pelaksanaan kurban dan upacara pembersihan atau pengudusan, upaca yang membedakan Israel sebagai umat Allah yang kudus.[2]

 

PEMBAHASAN

            Allah yang telah memilih Musa untuk memimpin Israel keluar dari perbudakan di Mesir dan menerima hukum-hukum-Nya, termasuk hukum tentang kurban Ay 1-3, dalam hukum-hukum yang ada arturan yang ada orang yang tidak sengaja berboat dosa: kurban yang disebut ini adalah untuk menyucikan orang yang tak sengaja berdosa atau melakukan sesuatu yang bertentangan dengan hukum Allah.  korban yang berbeda digunakan untuk orang yang berbeda dan juga untuk seluruh umat.  Segenap umat Israel bersalah, dalam pemahaman Israel segenap umat berdosa karena tindakan beberapa orang saja.  lembu jantan juga digunakan sebagai kurban untuk dosa segenap umat Israel.[3]

            Menurut Imamat 7:37, ada lima kurban yang termasuk dalam hukum yang dinyatakan Tuhan Allah kepada Musa di Gunung Sinai.  Salah satu di antaranya kurban “Kurban Penghapus Dosa” mudah dikacaukan dengan penebus salah, karena keduanya sama kecuali bahwa kurban penebus sala menuntut ganti rugi kepada orang yang dirugikan oleh dosa tersebut.[4]

 

Korban penghapus Dosa (4:1-5:13).

            Setiap orang yang berbuat salah tidak dengan sengaja berbuat dosa.  Kata Ibrani hatta’t bisa berarti “dosa” atau “korbanpenghapus dosa.”  Kenyataan ini dapat menjelaskan pernyataan Paulus tentang Kristus dalam II Korintus 5:21a, “Dia yang tidak mengenal dosa telah membuat-Nya menjadi dosa (maksudnya, “kurban penghapus dosa”) kerena kita.  Kurban pengahpud dosa ini hanya berlaku bagi orang-orang yang bish’gaga, “tidak segaja berbuat dosa.”  Untuk dosa yang dilakukan dengan sengaja (atau karena menentang) tidak dapat didamaikan (Bil. 15:30,31).[5]

 

            Ay 3-7.  Jika yang berbuar dosa itu imam.  Oran yang diurapi atau imam besar mewakili seluruh rmasyarakat, dan oleh karena itu dosanya membuat seluruh masyarakat bermasalah.  Yang harus dikorbankan dalam kasus semacam ini adalah seekor lembu jantan muda yang tanpa cacat.  Upacaranya banyak persamaan dengan upacara kurban bakaran kecuali bahwa darahnya dipercikan di depan tabir rumah ibadat dan pada tanduk-tandik dari mezbah ay 14-18. 

            Ay 8-12.  Segala lemak harus dipisahkan.  Bahwa sesudah lemak dan berbagai organ tubuh tertentunya dibakar di atas mezbah, bangkai hewan tersebut dibawa keluar kesebuah tempat bersih di luar perkemahan untuk membakar.  Dan dalam Ay13 jikalau berbuat dosa segenap uamat Israel.  Dosa umat Israel diselesaikan dalam upacara yang sangat mirip dengan upacara bagi dosa seseorang imam besar.  Pelaksanaan upacara sendiri mungkin berbeda dengan yang dijelaskan di sini sebagaimana ditunjukan dalam kisah (Bil. 15:22-26).  Ay 22.  Dan jikalau yang berbuat dosa itu seseorang pemuka.  Seseorang pemuka atau pemimpin, sebagai orang yang telah diurapi Allah, bertanggung jawab untuk hidup saleh di hadapan umat itu.  Kurban penghapus dosa yang ditetapkan bagi pemuka ini adalah seekor kambing jantan.  Darahnya tidak dibawa ke dalam Kemah pertemuan seperti dalam kasus-kasus yang disebutkan sebelumnya, tetapi diletakan pada tanduk-tanduk dari mwezbah kurban bakaran dan dicurahkan ke bagian bawah mezbah.  Selanjutnya bila yang bebrbuat dosa seorang dari rakyat jelata.  Seorang warga secara peribadi bertanggung jawab kepada Allah.  Dia tidak bisa mengelak dengan bersembunyi di antara masyarakat dan mengaku tidak bersalah.  Dia harus membawa seekor kambing betina atau anak domba.  Upacaranya sama dengan pengahapus dosa seorang pemuka.[6]

          5:1-5.  Kini dikemukakan tiga hal tentang persembahan kurban penghapus dosa. 

1.    Apa bila seorang berbuat dosa, yakni jika ia mendengar tetapi ia tidak mau memberi keterangan.  Hal pertama ialah tentang seseorang saksi yang tidak bersedia untuk bersaksi.  Dia adalah seseorang yang melihat atau mendengar terjadinya suatu kejahatan sehingga dapat berperan dalam pemecahan masalah tersebut.  Dia harus membayar sanksi jika dia diam saja menyembunyikan apa yang diketahuinya itu.

2.    Bila seseorang kena sasuatu yang najis.  Hal yang kedua tetimpa kenajisan seremonial secara tidak sengaja.  Seseorang yang tidak sengaja menyentuh sesekor hewan liar atau jinak atau hewan melata yang najis, ia harus bertanggung jawab.  Kenajisan manusia juga tidak boleh disentuh. 

3.    Apa bila seseorang bersupah teledor.  Hal ketiga ialah orang besumpah secara ceroboh atau bersumpah atas segala hal.  Sekalipun orang ini mungkin waktu itu tidak sadar bahwa ia telah berbuat salah, dia harus bertnggung jawab manakala hal itu disadarinya. 

Ay 6-13.  Berbagai persembahan diizinkan untuk menghapusan dosa.  Mungkin kakan dipertanyakan apakah kurban penhapus dosa dan kurban penebus salah 95:14.15) tidak tumpang tindih.  Sesungguhnya, diantara dua jenis kurban ini terdapat perbedaan yang pasti akan telihat oleh pengamat yang jeli.  Seekor domba atau kambing betina harus dipersembahkan untuk dosa-dosa yang disebutkan pada 5:1-4.  Bagi mereka yang tidak mampu memepersembahkan hewan, dua ekor burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati (ay. 7) merupakan kurban yang ditentukan.  Bagi yang sangat miskin, sedikit tepung sudah cukup (ay. 11).[7]

Peran orang yang mempersembahkan kurban, penyajian dan penyembalihan kurban digambarkan dengan teliti (Im. 1:3-9).  Dengan sedikit pengecualian (seperti misalnya kurban penhapus dosa untuk seluruh jemaah atau persembahan binatnag kecil bersayap oleh orang yang kurang mampu), upacara pada semua kurban itu sama, sapai pada penetapan kurban di atas mezbah.[8]

Persembahan kurban binatang menunjukan bahwa orang tersebut meberikan hidupnya kepada Allah melalui nyawa binatang itu.  Meskipun dosa itu sengaja, itu tetap dosa.  Perintah-perintah Allah berguna untuk membuat bangsa Israel menyadari dosa-dosa mereka (bahkan dosa yang tidak sengaja sekalipun) supaya mereka dapat diampuni untuk dosa-dosa itu dan berguna untuk menjaga agar bangsa itu tidak mengulangi dosa-dosa tersebut.  Imamat 4 dan 5 meyebut beberapa dari dosa yang tidak sengaja.  Hukum-hukum itu bermaksud untuk mengajar dan menuntun bangsa itu supaya mereka menyadari atas keperdosaan mereka.[9]

Korban penghapus dosa adalah bagi orang-orang yang seperti ini yaitu:  Berbuat tampe menyadarinya atau berbuar dosa karena kelemahan, kelalaian yang berlawanan dengan pemberontakan terbuka terhadap Allah.  baik itu secara individu maupun kelompok dapar bersalah karena dosa yang tidak sengaja.  Dan tidak itu saja mereka juga dipanggil untuk menepati perkataan mereka, meskipun mereka membuat janji yang sulit untuk ditepati.[10]

Pesan utama dari kitab Imamat adalah kekudusan Allah “Kuuslah kamu, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, kudus” (19:2).  Namun bagaimankah bangsa itu yang tidak kudus dapat menghampiri Allah yang Kudus? Jawabanya mula-mula dosa-dosa harus dibereskan.  Maka pasal-pasal pembukaan kitab Imamat memberikan intruksi rinci tentang kurban-kurban peresembaha, yang merupakan simbol aktif dari pertobatan dan ketaatan.  Entah itu berupa sapi jantan, gandum, kambing, atau domaba, korban persembahan haruslah sempurna, tampa cacat merupakan gambaran dari kurban tertinggi yang akan datang.  Dalam Imamat, kurban-kurban, imam-imam, dan hari pendamaian yang kudus membuka jalan bagi bangsa Iesrael untuk datang kepada Allah.  umat Allah juga harus menyembah Dia dengan kehidupan mereka, dan peraturan-peraturan untuk hidup sehari-hari, yang menyangkut tanggung jawab keluarga, perilaku seksual, baebagai hubungan, keduniawian dan nazar.  Tekanan terakhir dalam Imamat adalah perayaan.  Kitab ini memberikan bebrbagai instruksi tentang hari-hari raya.  Ini adalah peristiwa-peristiwa yang khusus, tetap, dan dilakukan bersama-sama untuk mengingat apa yang Allah telah lakukan, menguncap syukur kepada-Nya, dan mendedikasi ulang kehidupan untuk melayani Dia.  Allah memberikan petunjuk-petunjuk spesifik tentang jenis pernyembahan yang akan menyenangkan hati-Nya.  perintah-perintah ini mengajar tetang sifat Allah dan dapat menolong mereka untuk mengebangkan sikap yang benar terhadap penyembahan.  Melaui persembahan-persembahan, meka diajarkan seriusnya dosa dan pentingnya membwa dosa-dosa mereka kepada Allah untuk memperoleh pengampunan.   Allah memberi standar yang jelas kepada bangsa Israel untuk menjalani hidup yang kudus.  Mereka harus terpisah dah harus berbeda dengan bangsa-bangsa kafir di sekitar mereka.[11]

Kehidupan kekal atau hidup dalam berbagai kebaikan dari janji Allah itu tidaklah diberi persyaratan oleh suatu hukum kepatuhan baru.  Imamat 18:5 juga tidak membuat persyaratan ketika berkata, orang yang melakukannya, akan hidupkarena-Nya  ini menunjukan betapa indah penetapan dan peraturan-Nya Allah, sehingga selalu manaatinya dengan sempurna, maka tindakan menaati tersebut berarti bagi-Nya.  dalam Imamat dengan latar belakang teologis tentang, “Akulah Tuhan, Allahmu.”  Maka mentaati hukum di sini berarti pengudusan Israel dan bukti besar bahwa Tuhan memang sudah merupakan Allahnya.  Bukan meniru berbagai kebiasaan bangsa-bangsa kafir di sekitarnya, hak istimewa yang membahagiakan Israel adalah memaniferstasikan kehidupan yang sudah mulai dalam iman dengan ketaatan pada hukum Allah.  kata gantinya dalam “melakukanya,” yaitu hal-hal yang harus dilakukan oleh Israel adalah ketetapan dan peraturan Tuhan yang begitu berbeda dengan kebiasaan dan peraturan orang Mesir dan Kanaan.[12]

satu cara untuk “melakukan “ hukum itu adalah mengenali ketidak sempurnaan kehidupan seseorang dan dengan demikian membuat suatu persembahan Kurban bagi pedamaian atas dosa seseorang.  Dalam Imamat bukanlah suatu penawaran hidup kekal secara hipotetis sebagai imbalan karena mematuhi hukum dengan sempurna.  Hukum itu sendiri dikenakan dan disediakan bagi para pelanggar hukum dalam sistem kurban yang terkenal yang merupakan bagian dari perjanjian tentang hukum.[13]

Di dalam kehidupan bangasa Israel mereka memiliki tanggung jawab yang harus mereka lakukan yaitu; dalam bidang pertama Bangsa Israel di suruh mengasihi Allah dengan pemujaan lahir maupun batin secara benar karena pribadi-Nya dan karena perbuatan-Nya. di bidang kedua menyatakan kekuasaan Allah atas atas waktu manusia, sementara yang ketiga menguraikan tentang kekudusan hidup, perkawinan, kekayaan kebenaran, dan keinginan batin.  Hukum yang sama yang membuat tuntutan yang begitu tinggi atas umat manusia juga menyediakan suatu sistem persembahan kurban yang terperinci seandainya ada kegagalan manusia untuk mencapai standar tersebut.  Mengenai kenajisan, ajaran dari bagian ini dalam Alkitab bukanlah bahwa bersih itu sama dengan saleh, semua itu mungkin benar dan baik, tetapi kata yang dipakai dalam teks adalah kudus, bukan bersih.  Kuduxs berarti orang yang  beribadah memnuhi syarat untuk menghadap Yahweh; “najis” berarti bahwa ia tidak memenuhi persyaratan yang diperlukan untuk menghadap Tuhan.  Orang yang melangar hukum tidaklah dibiarkan begitu saja tampa tolong.  Syarat untuk bersekutu dengan Allah hanyalah beriman kepada-Nya dan kepada apa yang telah Ia janjikan; jika persekutuan itu putus karena dosa, maka akan diperbaiki melalui pengampunan Allah atas dasar tebusan yang ditetapkan oleh Allah.  Prinsipnya ialah “karena nyawa makhluk ada di dalam darah-Nya dan Aku telah meberikan darah tiu kepadamu di atas mezbah untuk mengadakan perdamaian bagi nyawamu” Imamat. 17:11).  Dengan demikian cara untuk menghapus dosa disediakan oleh Allah sendiri dengan sistem persembahan kurban penghapus dosa. Dalam [14]

            Beberapa dosa yang dapat diperdamaikan dengan sistem ini, semua dosa karena kelemahan atau ketergesa-gesaan dapat di perdamaikan, entah dosa  itu dilakukan dengan sengaja atau yang tampa sengaja.  Imamat secara khusus menegaskan bahwa kurban penebus dosa adalah untuk dosa-dosa seperti berbohong, mencuri, menipu, melakukan supah palsu, atau berbuat sesuatu hal-hal yang tidak senonoh (Im 6:1-7).  Memang dalam kalimat yang paling lama bertahan dalam berbagai perintah tentang persembahan kurban Kitab Imamat adalah jaminan:” Sehingga Ia menerima pengampunan” ( Im. 1:4;  4:20, 26, 31, 35;  5:10, 16;  16:20-22). [15] 

            Kurban khattat, kurban penghapus dosa adalah untuk menebus dosa khusus yang tidak sengaja dan jenis persebahan yang harus diberikan berbagai jenis yaitu;

1.    Imam : lembu jantan muda

2.    Jemaat : lembu jantan muda

3.    Pemuka :  kambing domba

4.    Rakyat Jelata : kambing betina

5.    Orang Miskin : dua ekor burung

6.    Amat Miskin : tepung

Sifat Kurban : bagian lemak dibakar, dan sisa dimakan

Tindakan Pembawa : mebawa kurba tua-tua mebawa kurban atas nama jemaah

Tindakan Imam : menerima kurban, mencurhakan darah di sekitar mezbah, membakar lemak dan sebagai berikut, memakan daging, jika dosa imam termasuk juga, membakar bagian kurban di luar perkemahan yang harus di lakukan Bangsa Israel pada zaman Perjanjian Lama. 


PENUTUP

            Dalam perjanjiamn Baru kurban berupa kambing domba, dan domba yang dianggap sebagai lambang saja, karena tidak mungkin darah lembu jantan dan darah anak domba jantan menhapus dosa manusia di dalam Ibrani. 10:4 “ Sebab tidak mungkin darah lembu jantan atau darah anak domba jantan menghapus dosa”.  Sedangkan, darah Kristus  yaitu Tuhan Yesus yang dipersembahkan sekali untuk selama-lamanya yang merupakan kurban yang sempurna.  Melaui kematian-Nya dia atas kayu salib untuk menghapus dosa-dosa manusia, dan kurban penghapus dosa hanya berlaku dalam Perjanjian Lama pada zaman dulu tetapi sekarang semua yang ada dalam Perjanjian Lama sudah digenapi.  Dalam keteladan bangsa Isarael penulis menemukan dan memahami apa yang harus orang percaya lakukan melaui Kitab Imamat yang penulis bahas mengenai kurban pengapus dosa yaitu: saat orang percaya dalam mengikut Tuhan Yesus bagaimana seorang untuk belajar mengerti maksud Tuhan, dan apa yang harus diberikan kepada-Nya suatu yang terbaik melaui persembahan yang diberikan, tidak hanya itu bagai mana orang percaya mempersembahkan Tubuhnya sebagai persembahan yang hidup dan berkenan kepada-Nya.  perintah-perintah yang Tuhan berikan kepada orang percaya, tentang sifat Allah dan juga dapat menolong manusia, untuk mengembangkan sikap yang benar terhadap penyembahan.  Melalui persembahan, manusia yang percaya belajar tentang bagaimana melihat  seriusnya dosa dan pentingya membawa dosa kepada Allah supaya mendapatkan kesempurnaan.  Ketaatan yang harus orang percaya miliki mengenai setiap huku-hukum yang sudah di berikan, dan Tuhan Yesuslah Sang Juru’Slamat yang menhapus dosa manusia dan bukan kurban yang menjadi penghapus dosa manusia dan itu berlaku pada Perjanjian Lama dan Sudah digenapi melaui Kematian Tuhan Yesus di atas kayu salib keselamantan kekal penghapusan yang sempurna dari Tuhan Yesus.  Persembahan korban dilakukan dengan berulang-ulang tetapi setelah Tuhan Yesus mati dikayu salib korban bakaran tidak berlaku lagi, kematian Tuhan Yesus di atas kayu salib hanya tejadi sekali saja dan manusia telah bebas dari berbelenggu dosa karana melalui pengerobanan-Nya diatas kayu salib, manusia bebas dari dosa.

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Charlesh F. Pfeiffer dan Everett F.  Harrison, Tafsiran Alkitab Wycliffe Volum 1. Malang: Gandum Mas, 2004

 

Lembaga Alkitab Indonesia.  Alkitab Edisi Studi.

 

Lasor W.S.  , D.A. Hubbard, F.W.  Bush, Pengantar Perjanjian Lama 1.Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2010

 

Lembaga Alkitab Indonesia, Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan. Malang: Gandum Mas, 2016.

 

Walter C. Kaiser, Jr, Teologi Perjanjian Lama, Malang; Gandum Mas,2000.

 



[1] Charlesh F. Pfeiffer dan Everett F.  Harrison, Tafsiran Alkitab Wycliffe Volum 1. (Hak Cipta Terjemahan Indonesia: Malang, 2004.  Hlm.  251-254. 

[2] Lembaga Alkitab Indonesia.  Alkitab Edisi Studi, (Jakarta: 2010).  Hlm.  175. 

[3] Ibid.  Lembaga Alkitab Indonesia.  Hlm.  179.

[4] W.S.  Lasor, D.A. Hubbard, F.W.  Bush, Pengantar Perjanjian Lama 1.

[5] Ibid.  Charlesh F. Pfeiffer dan Everett F.  Harrison.  Hlm.  257. 

[6] Ibid.  Charlesh F. Pfeiffer dan Everett F.  Harrison.  Hlm.  258. 

[7] Ibid.  Charlesh F. Pfeiffer dan Everett F.  Harrison.  Hlm.  259.

[8] Ibid.  W.S.  Lasor, D.A. Hubbard, F.W.  Bush.  Hlm.  217. 

[9] Lembaga Alkitab Indonesia, Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan. (Malang; Gandum Mas, 2016. Hlm. 211-212.

[10] Ibid. Lembaga Alkitab Indonesia. Hlm. 214.

[11] Ibid. Lembaga Alkitab Indonesia. Hlm. 215.

[12] Walter C. Kaiser, Jr, Teologi Perjanjian Lama, (Malang; Gandum Mas,2000. Hlm.  150-151. 

[13] Ibid. Walter C. Kaiser, Jr.  Hlm. 154. 

[14] Ibid. Walter C. Kaiser, Jr.  Hlm. 155-156.

[15] Ibid. Walter C. Kaiser, Jr.  Hlm. 158.


0 komentar:

Post a Comment