PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kitab Imamat merupakan judul
terjemahan dari bahasa Inggris Leviticus.
Judul bahasa Inggris tersebut berasal dari judul dalam Vulgata Latin, Leviticus yang berasal dari kata Levitikon, “mengenai orang-orang
Lewi,”judul yang terdapat di LXX. Bagi
orang Yahudi kitab ini dikenal melalui kata pertamanya. Wayyiqra,
“Dan Dia memanggil,”sesuai dengan kebiasaan orang Yahudi yang memberikan
nama kepada banyak kitab Perjanjian Lama menurut kata atau kelompok kata
pertamanya. Kitab Imamat meyajikan
rencana Allah untuk mengajar umat pilihan-Nya bagaiman menghampiri Dia dengan
cara yang kudus. Penekanan khusus
diberikan kepada tugas keimanan untuk menjadikan pendekatan kepada Allah ini
penuh hormat dan kudus. Bentuk yang sederhana yang sangat sederhana dari Kitab
Imamat telah memusingkan para kritikus.
Yang menguraikan dasar-dasar manusia untuk bersekutu dengan Allah,
sebagai tambahan yang belakangan dari sebuah “Kitab Kekudusan.” Seklipun demikian, pergeseran penekanan saja
sudah bisa menjelaskan perbedaan antara kedua bagian utama Kitab Imamat. Banyak mengatakan bahwa Kitab Imamat
disampaikan kepada kita melaui Musa untuk mengantisipasi “Kurban Abadi” Yesus
Kristus dari Perjanjian Baru, dan Kitab Ibrani meyajikan gambaran ini dalam
Perjanjian Baru, dan Kitab Imamat menyediakan latar belakang bagi aspek-aspek
yang lebih penting tentang “Iaman menurut peraturan Melkisedek.” Sesungguhnya, studi tentang Kitab Imamat
memiliki nilai abadi hanya nilai studi itu menunjuk kepada Yesus Kristus Iman
Besar Kita. [1]
Kitab Imamat juga dikenal sebagai
“Buku Pandauan Iman”, sebuah nama yang diberikan para nabi Yahudi. Yang dianggap sebagai buku panduan
pelaksanaan kurban dan upacara pembersihan atau pengudusan, upaca yang
membedakan Israel sebagai umat Allah yang kudus.[2]
PEMBAHASAN
Allah yang telah memilih Musa untuk
memimpin Israel keluar dari perbudakan di Mesir dan menerima hukum-hukum-Nya,
termasuk hukum tentang kurban Ay 1-3, dalam hukum-hukum yang ada arturan yang
ada orang yang tidak sengaja berboat dosa: kurban yang disebut ini adalah untuk
menyucikan orang yang tak sengaja berdosa atau melakukan sesuatu yang bertentangan
dengan hukum Allah. korban yang berbeda
digunakan untuk orang yang berbeda dan juga untuk seluruh umat. Segenap umat Israel bersalah, dalam pemahaman
Israel segenap umat berdosa karena tindakan beberapa orang saja. lembu jantan juga digunakan sebagai kurban
untuk dosa segenap umat Israel.[3]
Menurut Imamat 7:37, ada lima kurban
yang termasuk dalam hukum yang dinyatakan Tuhan Allah kepada Musa di Gunung
Sinai. Salah satu di antaranya kurban
“Kurban Penghapus Dosa” mudah dikacaukan dengan penebus salah, karena keduanya
sama kecuali bahwa kurban penebus sala menuntut ganti rugi kepada orang yang
dirugikan oleh dosa tersebut.[4]
Korban penghapus Dosa (4:1-5:13).
Setiap orang yang berbuat salah tidak
dengan sengaja berbuat dosa. Kata Ibrani
hatta’t bisa berarti “dosa” atau
“korbanpenghapus dosa.” Kenyataan ini
dapat menjelaskan pernyataan Paulus tentang Kristus dalam II Korintus 5:21a,
“Dia yang tidak mengenal dosa telah membuat-Nya menjadi dosa (maksudnya, “kurban
penghapus dosa”) kerena kita. Kurban
pengahpud dosa ini hanya berlaku bagi orang-orang yang bish’gaga, “tidak segaja berbuat dosa.” Untuk dosa yang dilakukan dengan sengaja
(atau karena menentang) tidak dapat didamaikan (Bil. 15:30,31).[5]
Ay 3-7. Jika yang berbuar dosa itu imam. Oran yang diurapi atau imam besar mewakili
seluruh rmasyarakat, dan oleh karena itu dosanya membuat seluruh masyarakat
bermasalah. Yang harus dikorbankan dalam
kasus semacam ini adalah seekor lembu jantan muda yang tanpa cacat. Upacaranya banyak persamaan dengan upacara
kurban bakaran kecuali bahwa darahnya dipercikan di depan tabir rumah ibadat
dan pada tanduk-tandik dari mezbah ay 14-18.
Ay 8-12. Segala lemak harus dipisahkan. Bahwa sesudah lemak dan berbagai organ tubuh
tertentunya dibakar di atas mezbah, bangkai hewan tersebut dibawa keluar
kesebuah tempat bersih di luar perkemahan untuk membakar. Dan dalam Ay13 jikalau berbuat dosa segenap
uamat Israel. Dosa umat Israel
diselesaikan dalam upacara yang sangat mirip dengan upacara bagi dosa seseorang
imam besar. Pelaksanaan upacara sendiri
mungkin berbeda dengan yang dijelaskan di sini sebagaimana ditunjukan dalam
kisah (Bil. 15:22-26). Ay 22. Dan jikalau yang berbuat dosa itu seseorang
pemuka. Seseorang pemuka atau pemimpin,
sebagai orang yang telah diurapi Allah, bertanggung jawab untuk hidup saleh di
hadapan umat itu. Kurban penghapus dosa
yang ditetapkan bagi pemuka ini adalah seekor kambing jantan. Darahnya tidak dibawa ke dalam Kemah
pertemuan seperti dalam kasus-kasus yang disebutkan sebelumnya, tetapi
diletakan pada tanduk-tanduk dari mwezbah kurban bakaran dan dicurahkan ke
bagian bawah mezbah. Selanjutnya bila
yang bebrbuat dosa seorang dari rakyat jelata.
Seorang warga secara peribadi bertanggung jawab kepada Allah. Dia tidak bisa mengelak dengan bersembunyi di
antara masyarakat dan mengaku tidak bersalah.
Dia harus membawa seekor kambing betina atau anak domba. Upacaranya sama dengan pengahapus dosa
seorang pemuka.[6]
5:1-5. Kini dikemukakan tiga hal tentang persembahan kurban penghapus dosa.
1. Apa bila seorang berbuat dosa, yakni jika ia mendengar
tetapi ia tidak mau memberi keterangan.
Hal pertama ialah tentang seseorang saksi yang tidak bersedia untuk
bersaksi. Dia adalah seseorang yang
melihat atau mendengar terjadinya suatu kejahatan sehingga dapat berperan dalam
pemecahan masalah tersebut. Dia harus
membayar sanksi jika dia diam saja menyembunyikan apa yang diketahuinya itu.
2. Bila seseorang kena sasuatu yang najis. Hal yang kedua tetimpa kenajisan seremonial
secara tidak sengaja. Seseorang yang
tidak sengaja menyentuh sesekor hewan liar atau jinak atau hewan melata yang
najis, ia harus bertanggung jawab.
Kenajisan manusia juga tidak boleh disentuh.
3. Apa bila seseorang bersupah teledor. Hal ketiga ialah orang besumpah secara
ceroboh atau bersumpah atas segala hal.
Sekalipun orang ini mungkin waktu itu tidak sadar bahwa ia telah berbuat
salah, dia harus bertnggung jawab manakala hal itu disadarinya.
Ay 6-13. Berbagai persembahan
diizinkan untuk menghapusan dosa.
Mungkin kakan dipertanyakan apakah kurban penhapus dosa dan kurban
penebus salah 95:14.15) tidak tumpang tindih.
Sesungguhnya, diantara dua jenis kurban ini terdapat perbedaan yang
pasti akan telihat oleh pengamat yang jeli.
Seekor domba atau kambing betina harus dipersembahkan untuk dosa-dosa
yang disebutkan pada 5:1-4. Bagi mereka
yang tidak mampu memepersembahkan hewan, dua ekor burung tekukur atau dua ekor
anak burung merpati (ay. 7) merupakan kurban yang ditentukan. Bagi yang sangat miskin, sedikit tepung sudah
cukup (ay. 11).[7]
Peran orang yang mempersembahkan kurban, penyajian dan penyembalihan kurban
digambarkan dengan teliti (Im. 1:3-9).
Dengan sedikit pengecualian (seperti misalnya kurban penhapus dosa untuk
seluruh jemaah atau persembahan binatnag kecil bersayap oleh orang yang kurang
mampu), upacara pada semua kurban itu sama, sapai pada penetapan kurban di atas
mezbah.[8]
Persembahan kurban binatang menunjukan bahwa orang tersebut meberikan
hidupnya kepada Allah melalui nyawa binatang itu. Meskipun dosa itu sengaja, itu tetap
dosa. Perintah-perintah Allah berguna
untuk membuat bangsa Israel menyadari dosa-dosa mereka (bahkan dosa yang tidak
sengaja sekalipun) supaya mereka dapat diampuni untuk dosa-dosa itu dan berguna
untuk menjaga agar bangsa itu tidak mengulangi dosa-dosa tersebut. Imamat 4 dan 5 meyebut beberapa dari dosa
yang tidak sengaja. Hukum-hukum itu
bermaksud untuk mengajar dan menuntun bangsa itu supaya mereka menyadari atas
keperdosaan mereka.[9]
Korban penghapus dosa adalah bagi orang-orang yang seperti ini yaitu: Berbuat tampe menyadarinya atau berbuar dosa
karena kelemahan, kelalaian yang berlawanan dengan pemberontakan terbuka
terhadap Allah. baik itu secara individu
maupun kelompok dapar bersalah karena dosa yang tidak sengaja. Dan tidak itu saja mereka juga dipanggil
untuk menepati perkataan mereka, meskipun mereka membuat janji yang sulit untuk
ditepati.[10]
Pesan utama dari kitab Imamat adalah kekudusan Allah “Kuuslah kamu, sebab
Aku, TUHAN, Allahmu, kudus” (19:2).
Namun bagaimankah bangsa itu yang tidak kudus dapat menghampiri Allah
yang Kudus? Jawabanya mula-mula dosa-dosa harus dibereskan. Maka pasal-pasal pembukaan kitab Imamat
memberikan intruksi rinci tentang kurban-kurban peresembaha, yang merupakan
simbol aktif dari pertobatan dan ketaatan.
Entah itu berupa sapi jantan, gandum, kambing, atau domaba, korban
persembahan haruslah sempurna, tampa cacat merupakan gambaran dari kurban
tertinggi yang akan datang. Dalam
Imamat, kurban-kurban, imam-imam, dan hari pendamaian yang kudus membuka jalan
bagi bangsa Iesrael untuk datang kepada Allah.
umat Allah juga harus menyembah Dia dengan kehidupan mereka, dan
peraturan-peraturan untuk hidup sehari-hari, yang menyangkut tanggung jawab
keluarga, perilaku seksual, baebagai hubungan, keduniawian dan nazar. Tekanan terakhir dalam Imamat adalah
perayaan. Kitab ini memberikan bebrbagai
instruksi tentang hari-hari raya. Ini
adalah peristiwa-peristiwa yang khusus, tetap, dan dilakukan bersama-sama untuk
mengingat apa yang Allah telah lakukan, menguncap syukur kepada-Nya, dan
mendedikasi ulang kehidupan untuk melayani Dia.
Allah memberikan petunjuk-petunjuk spesifik tentang jenis pernyembahan
yang akan menyenangkan hati-Nya.
perintah-perintah ini mengajar tetang sifat Allah dan dapat menolong
mereka untuk mengebangkan sikap yang benar terhadap penyembahan. Melaui persembahan-persembahan, meka
diajarkan seriusnya dosa dan pentingnya membwa dosa-dosa mereka kepada Allah
untuk memperoleh pengampunan. Allah memberi standar yang jelas kepada bangsa
Israel untuk menjalani hidup yang kudus.
Mereka harus terpisah dah harus berbeda dengan bangsa-bangsa kafir di
sekitar mereka.[11]
Kehidupan kekal atau hidup dalam berbagai kebaikan dari janji Allah itu
tidaklah diberi persyaratan oleh suatu hukum kepatuhan baru. Imamat 18:5 juga tidak membuat persyaratan
ketika berkata, orang yang melakukannya, akan hidupkarena-Nya ini menunjukan betapa indah penetapan dan
peraturan-Nya Allah, sehingga selalu manaatinya dengan sempurna, maka tindakan
menaati tersebut berarti bagi-Nya. dalam
Imamat dengan latar belakang teologis tentang, “Akulah Tuhan, Allahmu.” Maka mentaati hukum di sini berarti
pengudusan Israel dan bukti besar bahwa Tuhan memang sudah merupakan Allahnya. Bukan meniru berbagai kebiasaan bangsa-bangsa
kafir di sekitarnya, hak istimewa yang membahagiakan Israel adalah memaniferstasikan kehidupan yang sudah mulai
dalam iman dengan ketaatan pada hukum Allah.
kata gantinya dalam “melakukanya,” yaitu hal-hal yang harus dilakukan
oleh Israel adalah ketetapan dan peraturan Tuhan yang begitu berbeda dengan
kebiasaan dan peraturan orang Mesir dan Kanaan.[12]
satu cara untuk “melakukan “ hukum itu adalah mengenali ketidak sempurnaan
kehidupan seseorang dan dengan demikian membuat suatu persembahan Kurban bagi
pedamaian atas dosa seseorang. Dalam
Imamat bukanlah suatu penawaran hidup kekal secara hipotetis sebagai imbalan
karena mematuhi hukum dengan sempurna.
Hukum itu sendiri dikenakan dan disediakan bagi para pelanggar hukum
dalam sistem kurban yang terkenal yang merupakan bagian dari perjanjian tentang
hukum.[13]
Di dalam kehidupan bangasa Israel mereka memiliki tanggung jawab yang harus
mereka lakukan yaitu; dalam bidang pertama Bangsa Israel di suruh mengasihi
Allah dengan pemujaan lahir maupun batin secara benar karena pribadi-Nya dan
karena perbuatan-Nya. di bidang kedua menyatakan kekuasaan Allah atas atas
waktu manusia, sementara yang ketiga menguraikan tentang kekudusan hidup,
perkawinan, kekayaan kebenaran, dan keinginan batin. Hukum yang sama yang membuat tuntutan yang
begitu tinggi atas umat manusia juga menyediakan suatu sistem persembahan
kurban yang terperinci seandainya ada kegagalan manusia untuk mencapai standar tersebut. Mengenai kenajisan, ajaran dari bagian ini
dalam Alkitab bukanlah bahwa bersih
itu sama dengan saleh, semua itu mungkin benar dan baik, tetapi kata yang
dipakai dalam teks adalah kudus, bukan bersih.
Kuduxs berarti orang yang
beribadah memnuhi syarat untuk
menghadap Yahweh; “najis” berarti bahwa ia tidak memenuhi persyaratan yang
diperlukan untuk menghadap Tuhan. Orang
yang melangar hukum tidaklah dibiarkan begitu saja tampa tolong. Syarat untuk bersekutu dengan Allah hanyalah
beriman kepada-Nya dan kepada apa yang telah Ia janjikan; jika persekutuan itu
putus karena dosa, maka akan diperbaiki melalui pengampunan Allah atas dasar
tebusan yang ditetapkan oleh Allah.
Prinsipnya ialah “karena nyawa makhluk ada di dalam darah-Nya dan Aku
telah meberikan darah tiu kepadamu di atas mezbah untuk mengadakan perdamaian
bagi nyawamu” Imamat. 17:11). Dengan
demikian cara untuk menghapus dosa disediakan oleh Allah sendiri dengan sistem
persembahan kurban penghapus dosa. Dalam [14]
Beberapa dosa yang dapat diperdamaikan
dengan sistem ini, semua dosa karena kelemahan atau ketergesa-gesaan dapat di
perdamaikan, entah dosa itu dilakukan
dengan sengaja atau yang tampa sengaja.
Imamat secara khusus menegaskan bahwa kurban penebus dosa adalah untuk
dosa-dosa seperti berbohong, mencuri, menipu, melakukan supah palsu, atau
berbuat sesuatu hal-hal yang tidak senonoh (Im 6:1-7). Memang dalam kalimat yang paling lama
bertahan dalam berbagai perintah tentang persembahan kurban Kitab Imamat adalah
jaminan:” Sehingga Ia menerima pengampunan” ( Im. 1:4; 4:20, 26, 31, 35; 5:10, 16;
16:20-22). [15]
Kurban khattat, kurban penghapus dosa adalah
untuk menebus dosa khusus yang tidak sengaja dan jenis persebahan yang harus
diberikan berbagai jenis yaitu;
1. Imam : lembu jantan muda
2. Jemaat : lembu jantan muda
3. Pemuka : kambing
domba
4. Rakyat Jelata : kambing betina
5. Orang Miskin : dua ekor burung
6. Amat Miskin : tepung
Sifat Kurban : bagian lemak dibakar, dan sisa dimakan
Tindakan Pembawa : mebawa kurba tua-tua mebawa kurban
atas nama jemaah
Tindakan Imam : menerima kurban, mencurhakan darah di
sekitar mezbah, membakar lemak dan sebagai berikut, memakan daging, jika dosa
imam termasuk juga, membakar bagian kurban di luar perkemahan yang harus di
lakukan Bangsa Israel pada zaman Perjanjian Lama.
PENUTUP
Dalam
perjanjiamn Baru kurban berupa kambing domba, dan domba yang dianggap sebagai
lambang saja, karena tidak mungkin darah lembu jantan dan darah anak domba
jantan menhapus dosa manusia di dalam Ibrani. 10:4 “ Sebab tidak mungkin darah
lembu jantan atau darah anak domba jantan menghapus dosa”. Sedangkan, darah Kristus yaitu Tuhan Yesus yang dipersembahkan sekali
untuk selama-lamanya yang merupakan kurban yang sempurna. Melaui kematian-Nya dia atas kayu salib untuk
menghapus dosa-dosa manusia, dan kurban penghapus dosa hanya berlaku dalam
Perjanjian Lama pada zaman dulu tetapi sekarang semua yang ada dalam Perjanjian
Lama sudah digenapi. Dalam keteladan
bangsa Isarael penulis menemukan dan memahami apa yang harus orang percaya
lakukan melaui Kitab Imamat yang penulis bahas mengenai kurban pengapus dosa
yaitu: saat orang percaya dalam mengikut Tuhan Yesus bagaimana seorang untuk
belajar mengerti maksud Tuhan, dan apa yang harus diberikan kepada-Nya suatu
yang terbaik melaui persembahan yang diberikan, tidak hanya itu bagai mana
orang percaya mempersembahkan Tubuhnya sebagai persembahan yang hidup dan
berkenan kepada-Nya. perintah-perintah
yang Tuhan berikan kepada orang percaya, tentang sifat Allah dan juga dapat
menolong manusia, untuk mengembangkan sikap yang benar terhadap
penyembahan. Melalui persembahan,
manusia yang percaya belajar tentang bagaimana melihat seriusnya dosa dan pentingya membawa dosa
kepada Allah supaya mendapatkan kesempurnaan.
Ketaatan yang harus orang percaya miliki mengenai setiap huku-hukum yang
sudah di berikan, dan Tuhan Yesuslah Sang Juru’Slamat yang menhapus dosa
manusia dan bukan kurban yang menjadi penghapus dosa manusia dan itu berlaku
pada Perjanjian Lama dan Sudah digenapi melaui Kematian Tuhan Yesus di atas
kayu salib keselamantan kekal penghapusan yang sempurna dari Tuhan Yesus. Persembahan korban dilakukan dengan
berulang-ulang tetapi setelah Tuhan Yesus mati dikayu salib korban bakaran
tidak berlaku lagi, kematian Tuhan Yesus di atas kayu salib hanya tejadi sekali
saja dan manusia telah bebas dari berbelenggu dosa karana melalui
pengerobanan-Nya diatas kayu salib, manusia bebas dari dosa.
DAFTAR PUSTAKA
Charlesh F. Pfeiffer dan
Everett F. Harrison, Tafsiran Alkitab Wycliffe Volum 1. Malang: Gandum Mas, 2004
Lembaga Alkitab Indonesia. Alkitab
Edisi Studi.
Lasor W.S. , D.A.
Hubbard, F.W. Bush, Pengantar Perjanjian Lama 1.Jakarta:
BPK Gunung Mulia,
2010
Lembaga Alkitab Indonesia, Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan. Malang: Gandum Mas, 2016.
Walter C. Kaiser, Jr, Teologi
Perjanjian Lama, Malang; Gandum Mas,2000.
[1] Charlesh F.
Pfeiffer dan Everett F. Harrison, Tafsiran Alkitab Wycliffe Volum 1. (Hak
Cipta Terjemahan Indonesia: Malang, 2004.
Hlm. 251-254.
[2] Lembaga Alkitab
Indonesia. Alkitab Edisi Studi, (Jakarta: 2010).
Hlm. 175.
[3] Ibid. Lembaga Alkitab Indonesia. Hlm.
179.
[4] W.S. Lasor, D.A. Hubbard, F.W. Bush, Pengantar
Perjanjian Lama 1.
[5] Ibid. Charlesh F. Pfeiffer dan Everett F. Harrison.
Hlm. 257.
[6] Ibid. Charlesh F. Pfeiffer dan Everett F. Harrison.
Hlm. 258.
[7] Ibid. Charlesh F. Pfeiffer dan Everett F. Harrison.
Hlm. 259.
[8] Ibid. W.S. Lasor,
D.A. Hubbard, F.W. Bush. Hlm.
217.
[9] Lembaga Alkitab
Indonesia, Alkitab Penuntun Hidup
Berkelimpahan. (Malang; Gandum Mas, 2016. Hlm. 211-212.
[10] Ibid. Lembaga
Alkitab Indonesia. Hlm. 214.
[11] Ibid. Lembaga
Alkitab Indonesia. Hlm. 215.
[12] Walter C. Kaiser,
Jr, Teologi Perjanjian Lama, (Malang;
Gandum Mas,2000. Hlm. 150-151.
[13] Ibid. Walter C.
Kaiser, Jr. Hlm. 154.
[14] Ibid. Walter C.
Kaiser, Jr. Hlm. 155-156.
[15] Ibid. Walter C.
Kaiser, Jr. Hlm. 158.
0 komentar:
Post a Comment