Kitab Matius merupakan Kitab pertama berdasarkan kanonisasi. Dan juga merupakan kitab pertama dalam Kitab perjanjian Lama. Kitab ini termasuk dalam kategori Injil Sinoptis.
Penulis
Kitab
Matius ini bersifat anonim, sebab penulis tidak mencantumkan namanya dalam
kitab ini. Akan tetapi ada beberapa
alasan membuktikan bahwa penulis kitab ini yaitu Matius Lewi. Ia merupakan anak dari Alfeus. Ia juga seorang pemungut cukai, yang
dipanggil Yesus menjadi salah seorang dari kedua belas muridNya (Mat.
9:9). Alasan-alasan itu antara lain:
1. Hal
itu sesuai dengan tradisi yahudi yang mengakui bahwa Matius Lewi sebagai
penulis Injil Matius.
2. Sesuai
dengan kesaksian dari isi Injil itu sendiri, misalnya: Hanya Injil Matius yang
mengatakan “ Matius pemungut cukai” (Mat. 10:3), sedangkan kitab lain tidak
menjelaskan hal itu. Hal ini menunjukkan
hanya seorang hamba Tuhan yang mau merendahkan diri, berani menyebut dirinya
sebagai pemungut cukai karena pemungut cukai sangat dibenci oleh orang Yahudi. Sedangkan penulis lain tidak mau menjelaskan
temannya dengan menyebut secara terus terang.
3. Kesaksian
Bapa-Bapa Gereja.
Seorang
Uskup di Hierapolis yang bernama Papias, pada tahun 130 AD mengatakan bahwa:
“Matius telah mencatat pengajaran-pengajaran Yesus.” Hal ini juga disinggung oleh Eusebius, seorang
ahli sejarah abad ke-3 dan ke-4. Menurut
Ireneus (tahun 185 AD) mengatakan bahwa pengajaran-pengajaran yang ditulis
Matius itu adalah Injil Matius. Pendapat
ireneus ini didukung oleh bapak-bapak gereja lain yaitu: Tertulianus, Origenes
dan Klement dari Aleksandria.
Sesuai dengan alasan diatas maka dapat dipastikan bahwa penulis Kitab matius ini yaitu Matius lewi.
Tanggal
Dan Tempat Penulisan
Tidak ada bukti yang jelas yang dapat
dijadikan pegangan tentang tanggal penulisan Kitab Matius. Tetapi ada beberapa ahli menafsirkan bahwa
Kitab ini ditulis anatar tahun 60 sampai 65 AD yaitu sebelum kehancuran
Yerusalem oleh tentara Romawi tahun 70 AD.
Pandangan ini didukung oleh kesaksian Irenius yang mengatakan bahwa Injil
Matius ditulis “pada waktu Petrus dan Paulus mengabarkan Injil di Roma” yaitu
sekitar tahun 60 sampai 65 AD. Sampai
saat ini pandangan ini banyak diterima oleh para ahli. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa Kitab
Matius ditulis sekitar tahun 60 sampai 65 AD.
Untuk tempat penulisan kemungkinan di Antiokia. Karena kitab ini banyak dipakai oleh jemaat-jemaat di Siria Yahudi, khususnya Antiokia. Gereja di Antiokia adalah gereja pertama yang mempunyai anggota orang Yahudi. Dan menurut Papias, salah seorang bapa gereja, Kitab matius ini ditulis dalam bahasa Ibrani.
Penekanan
Dan tema Utama
Tema utama kitab Matius yaitu mengenai
Yesus Kristus sebagai Mesias seperti yang dinubuatkan para nabi Perjanjian
Lama. Mesias artinya yang diurapi. Hal ini nampak dalam isi kitab ini, yang
menekankan akan kuasa Allah dalam diri Yesus sebagai Juru Selamat yang
dinantikan.
Selain itu dalam kitab ini juga
dijelaskan lima khotbah besar yang dilakukan oleh Yesus. Khorbah-khotbh ini biasanya diakhiri dengan
perkataan: “Dan setelah Yesus mengakhiri perkataan ini, takjublah ...” (Mat.
7:28). Kelima khotbah itu yaitu:
1. Khotbah
di bukit (5:1 – 7:27).
2. Pengutusan
kedua belas rasul (10:1-42).
3. Perumpamaan-perumpamaan
(13:1-52).
4. Khotbah
tentang jemaat Allah (18:1-53).
5. Khotbah
tentang akhir zaman (23:1 – 25:46).
Dalam kitab ini juga ada beberapa
peristiwa yang tidak terdapat dalam kitab lain, diantaranya yaitu: Penglihatan
Yususf (1:20-24), kunjungan orang-orang
Majus (2:1-12), pelarian ke Mesir (2:13-15), pembunuhan bayi (2:18), mimpi
istri Pilatus (27:19), kematian Yudas (27:3-10), pemberian uang suap kepada
para penjaga (28:12-15) dan amanat pembabtisan (28:19-20).
Kisah-kisah perumpamaan yang hanya
terdapat dalam kitab Matius diantaranya: lalang diantara gandum (13:24-30),
harta yang terpendam (13:44), mutiara (13:45-46), pukat (13:47), hamba yang
tidak mengampuni (18:23-35), orang-orang upahan di kebun anggur (20:1-16), dua
orang anak (21:28-32), perjamuan kawin putra raja (22:1-13), sepuluh gadis
pengiring mempelai (25:1-13) dan talenta (25:14-30).
Tiga mujijat yang hanya terdapat dalam
kitab Matius yaitu dua orang buta (9:27-31), orang bisu yang kerasukan setan
(9:32-34) dan mata uang didalam mulut ikan (17:24-27). Mujijat-mujijat ini menekankan bukti tentang
kekuasaan Yesus sebagai Mesias.
Unsur pendidikan juga menjadi tekanan dalam kitab ini. Hal ini dapat dilihat dari khotbah-khotbah yang dikutib dari ajaran Yesus. Misalnya pasal 5, 6, 7, 10, 13, 18, 23, 24, dan 25.
Tokoh
Secara umum tokoh-tokoh dalam Kitab Matius sama dengan tokoh-tokoh dalam kitab Injil lainnya. Misalnya: Yusuf (1:18-25), Herodes Agung (2:1-16), ibu Yakobus dan Yohanes (20:20-21), Yohanes Pembabtis (3:1-12), Maria ibu Yesus, kedua belas rasul, Kayafas, Pilatus, Simon dari Kirene, Yusuf dari Arimatea dan banyak tokoh kecil lainnya.
Sifat-Sifat
Khusus
Sifat-sifat khusus dari kitab Matius
diantaranya:
1. Matius
adalah Injil penganjaran.
Dalam
setiap bagian dari Injil ini terdapat satu contoh ajaran yang panjang,
misalnya: Bagian nubuat diwujudkan (1:1 – 4:11), ajaran khotbah Yohanes
(3:1-12), prinsip diberitakan (4:12 – 7:29), ajaran khotbah di bukit (5:1 –
7:29), kekuasaan diungkapkan (8:1 – 11:1), ajaran amanah penginjilan (10:1-42),
rencana dijelaskan (11:2 – 13:53), ajaran kisah perumpamaan (13:1-52), tujuan
dinyatakan (13:54 – 19:2), ajaran makna pengampunan (18:1-35), kesulitan timbul
(19:3 – 26:2), ajaran kecaman dan ramalan (23:1 – 25:46), penderitaan dijalani
(26:3 – 28:10), tidak ada ajaran tindakan dan penutup (28:11-20) dan ajaran
Amanat Agung (28:19-20).
2. Matius
adalah Injil jemaat.
Injil Matius adalah satu-satunya Injil yang memunculkan kata jemaat (16:18; 18:17). Kedua ayat ini diucapkan oleh Yesus menunjukkan bahwa Ia mempunyai gagasan yang pasti tentang gereja sebagai suatu lembaga yang akan datang. Secara khusus kontek dalam 18:17 mengandung unsur penggembalaan yaitu menekankan perhatian pada anggota jemaat yang menyeleweng (yaitu “domba yang hilang” 18:10-14) dan berbuat salah (yaitu “aoabila saudara berbuat dosa” 18:15-20).
3. Matius
adalah Injil Raja.
Injil ini menekankan sifat Kristus sebagai Raja. Hal ini nampak dalam silsilahNya pada pasal 1, dimana Ia adalah keturunan raja Yehuda, saay Yesus memasuki Yerusalem sebagai raja (21:5-7) dan tulisan di atas kayu salib yang dipasang Pilatus (inilah raja orang Yahudi, 27:37).
Alamat
Dan Tujuannya
Kitab ini ditulis untuk orang percaya
bangsa Yahudi. Hal ini sesuai dengan
latar belakang Yahudi yang ada dalam kitab ini yaitu:
1. Ketergantungannya
pada penyataan, janji dan nubuatan Perjanjian Lama untuk membuktikan bahwa
Yesus memang Mesias yang dinantikan (2:17-18; 3:15; 4:14; 5:17).
2. Hal
ini menurut garis silsilah Yesus, bertolak dari Abraham (1:1-17).
3. Pernyataan
berulang-ulang bahwa Yesus adalah anak Daud (1:1; 9:27; 12:23; 15:22; 20:30-31;
21:9).
4. Penggunaan
istilah yang khas Yahudi seperti “Kerajaan Sorga” yang searti dengan Kerajaan
Allah, sebagai ungkapan rasa hormat orang Yahudi yang segan menyebut nama Allah
secara langsung.
Walaupun begitu, kitab ini juga ditujukan kepada semua orang secara universal. Matiuslah yang menyinggung orang-orang Majus dari timur (2:1) dan yang menyampaikan perintah Yesus untuk memberitakan Injil sampai ke ujung bumi (28:19-20). Selain itu ada aspek misi yang kuat dalam Injil Matius, misalnya perkataan Yesus “Injil kerajaan itu akan diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian semua bangsa” (24:14). Kitab ini juga menjelaskan bahwa kerajaan Allah akan diambil dari orang Yahudi dan akanj diberikan kepada bangsa lain (21:43 bdn. 25:32; 26:13).
Tujuan
Penulisan
Tujuan penulisa kitab ini adalah:
1. Untuk
memberikan kesaksian kepada pembacanya kisah seorang saksi mata mengenai
kehidupan Yesus.
2. Untuk
menyakinkan pembacanya bahwa Yesus adalah Anak Allah dan Mesias yang
dinubuatkan oleh nabi Perjanjian Lama yang sudah lama dinantikan.
3. Untuk
menunjukkan bahwa Kerajaan Allah dinyatakan didalam dan melalui Yesus Kristus
dengan cara yang belum pernah terjadi sebelumnya.
4. Matius ingin membela kebenaran Injil terhadap serangan-serangan orang Yahudi (Misalnya: 5:20; 22:1-14; 22:1-14; 23:1-36).
Ciri
Khas
Ciri khas kitab Matius adalah:
1. Kitab
ini merupakan Injil yang mencolok sifat ke-Yahudi-annya.
2. Ajaran
dan pelayanan Yesus dibidang penyembuhan dan pelepasan disajikan secara
teratur.
3. Kerajaan
Sorga disebutkan dua kali lebih banyak dari pada kitab lain di Perjanjian baru.
4. Matius
menekankan standart kebenaran dari Kerajaan Allah (psl. 5-7). Kuasa kerajaan
itu diatas dosa, penyakit, setan-setan bahkan kematian dan kejayaan kerajaan
itu dimasa depan secara mutlak terjadi pada akhir zaman.
5. Hanya Injil ini yang menyebutkan atau menubuatkan gereja sebagai suatu wadah yang menjadi milik Yesus dikemudian hari (16:18; 18:17).
Garis
Besar
Secara garis besar kitab ini dapat dibagi dalam tiga bagian yaitu:
1. Pendahuluan.
a. Silsilah
(1:1-17).
b. Kelahiran
(1:18 – 2:23).
c. Babtisan
(3:1-17).
d. Pencobaan
(4:1-11).
2. Pelayanan
Tuhan Yesus di Galilea.
a. Pendahuluan
(4:12-25)
b. Pengajaran:
Khotbah di bukit (5:1 – 7:27).
c. Pekerjaan:
10 macam tanda mujijat (8:1 – 9:38).
d. Pengajaran:
Khotbah pengutusan (10:1-42).
e. Berita
pelayanan Tuhan Yesus (11:1 – 12:50).
f. Pengajaran:
Perumpamaan-perumpamaan (13:1-52).
g. Berita
pelajaran Tuhan Yesus (13:53 – 17:27).
h. Pengajaran:
Tentang jemaat Allah (18:1-35).
3. Pelayanan
Tuhan Yesus di Yudea.
a. Berita
pelayanan Tuhan Yesus Kristus (19:1 – 22:46).
b. Pengajaran:
Tentang akhir zaman (23:1 – 25:46).
c. Penyaliban
Yesus (26:1 – 27:66).
d. Kebangkitan
Yesus (28:1-15).
e. Perintah untuk memberitakan Injil (28:16-20).
Penjelasan
Kristus Sebagai Raja Dalam Injil Matius
Dibawah ini akan dijelaskan hal-hal
yang berhubungan dengan Kristus sebagai Raja dalam Injil Matius. Hal-hal itu diantaranya:
1. Nama
Raja itu disebut “Imanuel, Allah beserta kita” (1:23; 2:2).
2. Proklamasi
Raja itu ialah “Persiapkanlah jalan Tuhan” (3:3).
3. Kedudukannya
sebagai Raja dinyatakan dengan “seorang pemimpin” (2:6).
4. Dalam
upacara naik tehtaNya Allah Bapa mengatakan: “Inilah Anak yang Kukasihi,
kepadanyalah Aku berkenan” (3:17).
5. Kristus
harus dihormati sebagai Raja sebagaimana nyata dalam perkataanNya: “Engkau
harus menyembah Tuhan Allahmu dan hanya kepada Dialah engkau berbakti” (4:10).
6. Kewibawaan
Kristus nyata dalam kata-kata: “Ia mengajar mereka sebagai seorang yang
berkuasa” (5:2).
7. Ia
mempersatukan kerajaan BapaNya dengan ucapan: “Siapa tidak bersama Aku melawan
Aku” (12:23-25).
8. Dialah
Raja yang mempunyai musuh sebagaimana dikatakan: “Yesus mulai menyatakan bahwa
Ia harus menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua” (16:21).
9. Cinta
kasih Raja itu nyata dalam perkataanNya: “Anak manusia datang untuk memberikan
nyawaNya menjadi tebusan bagi banyak orang” (20:28).
10. Kemuliaan
Raja itu nampak, “Anak manusia datang dalam kemuliaanNya” (25:31-34).
11. Raja
itu dipersembahkan, yang dibuktikan dengan “Inilah Yesus, Raja orang
yahudi” (27:35-37).
12. Kemenangan Raja itu jadi sebagaimana dinubuatkan: “Ia telah bangkit, sama seperti yang telah dikatakanNya” (28:6).
Yesus
Adalah Mesias yang Dijanjikan Dalam Perjanjian Baru
Yang diutamakan Matius dalam kitabnya
adalah Yesus sebagai Mesias yang dinantikanbangsa Yahudi, yang telah
dinubuatkan oleh para nabi Perjanjian Lama.
Tidak kurang dari 15 kali Matius membandingkan peristiwa-peristiwa yang
terjadi dalam diri Yesus dengan isi Perjanjian Lama. Diantaranya yaitu:
1. Kelahiran
Yesus (Mat. 1:18 dengan Yes. 7:14).
2. Pembunuhan
anak-anak di Betlehem (Mat. 2:6-8 dengan Yer. 31:15).
3. Penyingkiran
ke Mesir (Mat. 2:13-15 dengan Hos. 11:1).
4. Pelayanan
Yesus di galilea (Mat. 4:12-16 dengan Yes. 9:1-2).
5. Yudas
mengkhianati Yesus (Mat. 26:14-16 dengan Maz. 41:10).
6. Ketiga
puluh uang perak dikembalikan (Mat. 27:3-10 dengan Zak. 11:13).
7. Saksi-saksi
dusta menyerang Yesus (Mat. 26:60-61 dengan Maz. 27:12).
8. Yesus
tinggal iam terhadap saksi-saksi dusta itu (Mat. 26:62-63 dengan Yes. 53:7).
9. Yesus
memikul kelemahan kita (Mat. 8:16-17 dengan Yes. 53:4-5).
10. Yesus
disalib diantara dua orang penyamun (Mat. 27:38 dengan Yes. 53:12).
11. Yesus
menanggung penyakit kita (Mat. 8:16-17 dengan Yes. 53:4-5).
12. Yesus
dihina dan diolok-olok (Mat. 27:39-44 dengan Maz. 22:7-9).
13. Yesus
diberi minum anggur (Mat. 27:34,38 dengan Maz. 69:22).
14. Yesus
dikuburkan (Mat. 27:57-60 dengan Yes. 53:9).
15. Kebangkitan Yesus (Mat. 28:9 dengan Maz. 16:10).
Penutup
Secara garis besar isi kitab Matius
berhubungan dengan Tuhan Yesus. Baik itu
kepribadianNya maupun pelayananNya. Dan
Injil ini menekankan Yesus Kristus sebagai mesias, Anak Allah yang hidup. Yang mampu menyelamatkan manusia dari dosa
menuju hidup yang kekal.
0 komentar:
Post a Comment