Kitab Markus merupakan Injil kedua
sesuai dengan urutan kitab-kitab Injil kanonisasi Yunani. Kitab ini hanya terdiri dari enam belas pasal,
dan dibandingkan dengan Injil lainnya, Injil ini termasuk yang paling
pendek. Selain itu sebagian besar isi
Injil ini terdapat dalam ketiga Injil lainnya.
Kitab markus bersifat anonim, karena
nama penulisnya tidak disebutkan didalamnya.
Walaupun begitu ada beberapa bukti menjelaskan bahwa Injil ini ditulis
oleh Yohanes Markus. Bukti-bukti itu
yaitu:
1. Tradisi
gereja mula-mula menegaskan bahwa Yohanes Markus penulis kitab Markus.
2. Kesaksian
kitab Markus sendiri. Kitab ini diwarnai
oleh latar belakang sipenulis. Ia adalah
orang Yahudi karena sesuai isi kitab ini, ia mengenal adat istiadat orang
yahudi dan hal ini sesuai dengan keadaan Markus yang merupakan orang yahudi
asli. Selain itu ada kemungkinan bahwa
Markus pernah bertemu dengan Yesus dan para rasul. Hampir semua penafsir sependapat bahwa “orang
muda” dalam mark. 14:51-52 adalah Markus sendiri. Salah satu sebab adalah hanya kitab markus
yang mencatat peristiwa itu. Rupanya
penulis kitab Injil yang lain tidak tahu atau tidak ada informasi bahwa ia ada
di taman Getsemani saat Yesus ditangkap, hanya ia yang tahu dan hal itu ditulis
dalam tulisannya.
3. Kesaksian
tokoh-tokoh gereja mula-mula.
Tokoh-tokoh gereja mula-mula mengakui Yohanes markus sebagai penulis
kitab ini. Hal ini nampak melalui
tulisan Papias. Dia menulis: “Markus
juru bahasa Petrus mencatat dengan teliti, walaupun dia tidak memperhatikan
urutan-urutan peristiwa itu. Dia menulis
sesuai ingatannya tentang Yesus. Dia
dididik dibawah pimpinan Petrus, oleh karena itu benar semua yang ditulis
Markus. Segala sesuatu ditulis dengan
teliti dan dia berusaha untuk tidak melupakan sedikitpun dari apa yang
didengarnya.” Sedangkan Klement dari
Aleksandria (tahun 220 AD) mengatakan bahwa Injil yang kedua itu ditulis oleh
markus atas dorongan dan keinginan para pendengar di kota Roma. Selain kedua tokoh diatas masih banyak tokoh
gereja yang mengaku Markus sebagai penulis Injil ini.
Yohanes Markus berasal dari keluarga
yang berada, ia anak dari maria, kawan para rasul (Kis. 12). Rumahnya pernah dijadikan markas para
pemimpin umat Kristen di Yerusalem. Hal
itu terbukti waktu Petrus dilepaskan dari penjara, ia langsung menuju rumah
Markus untuk menemui rekan-rekannya (Kis. 12:12). Dan ada kemungkinan juga ruang atas rumag
Markus ini yang dijadikan tempat oleh Yesus dan para muridNya menyantap
perjamuan malam terakhirNya, dimana doa pra pentakosta diselenggarakan.
Markus ini adalah saudara sepupu
Barnabas (Kol. 4:10), ia dibesarkan di Yerusalem dan termasuk angkatan pertama
orang Kristen (Kis. 12:12). Ia pernah
ikut dalam pelayanan tiga orang rasul Perjanjian baru yang terkenal yaitu:
Paulus (Kis. 13:1-13), Barnabas (Kis. 15:39) dan Petrus (1 Petrus 5:13). Penginjilan pertama yang pernah ia ikuti
adalah ketika Barnabas dan Paulus melakukan pelayanan misinya yang pertama,
yaitu menginjili bangsa-bangsa lain di luar Yahudi. Namun ketika mereka meninggalkan Siprus dan
menuju kedaratan Asia, Markus memisahkan diri dan kembali ke Yerusalem (Kis.
13:13). Ada kemungkinan ia meningggalkan
misi itu karena kesulitan-kesulitan penginjilan (Kis. 15:38), tetapi ada juga
yang mengatakan bahwa Markus tak terpanggil untuk melayani bangsa-bangsa
lain. Pada perjalanan misi yang kedua,
Barnabas tetap ingin mengajak Markus ikut serta tapi hal itu ditentang Paulus
sebab Markus pernah meninggalkan mereka waktu penginjilan pertama. Sehingga pada penginjilan ini Barnabas dan
paulus berpisah.
Namun akhirnya hubungan Paulus dan
markus ini baik kembali, karena waktu pelayanan di Roma markus menjadi penolong
yang baik bagi Paulus. Selain itu Paulus
pernah memuji Markus dengan mengatakan: “pelayanannya penting bagiku” (2 Tim.
4:11) dan kepada jemaat di Kolose ia meminta supaya dapat menerima Markus (Kol.
4:10-11).
Selain pelayanan dengan Paulus dan Barnabas, Markus juga memiliki hubungan pelayanan yang erat dengan Petrus. Rasul Petrus pernah memanggil markus sebagai anaknya. Kaarena rupanya Petruslah yang membawa Markus kepada Yesus (1 Petr. 5:13). Untuk pelayanan markus selanjutnya tidak ada kepastian tetapi menurut tradisi, ada yang menyatakan bahwa Markuslah yang mendirikan jemaat-jemaat di Aleksandria daerah mesir dan kemudian mati syahid disana.
Tempat
Dan tanggal Penulisan
Tempat penulisan kitab Markus ini
kemungkinan besar dilakukan di Roma.
Karena beberapa ahli berpendapat bahwa penulisan ini dilakukan pada saat
Markus pelayanan bersama-sama Paulus di Roma.
Sedangkan untuk tanggal penulisannya kira-kira tahun 50 sampai 68
AD. Hal ini juga didasarkan pada
masa-masa pelayanan Markus di Roma yaitu pada dekade ketujuh pada masa kekristenan. Selain itu para pemimpin gereja diantaranya
Papias (tahun 115 AD), Klement (tahun 180 AD), Origenes (tahun 225 AD) dan
Eusebius (tahun 375 AD) juga mengakui bahwa tempat penulisan kitab markus ini
di Roma dan untuk waktu penulisannya yaitu tahun 50 sampai 68 AD yaitu waktu
pelayanan Markus di Roma.
Seperti penjelasan diatas, Injil ini
ditulis atas dorongan keingnan para pendengar Petrus di Roma. Dan secara tidak langsung kitab ini mendukung
pandangan itu. Yang jelas ialah bahwa
kitab markus dialamatkan kepada orang bukan yahudi yang berbahasa Latin. Ada beberapa sebab mengenai hal itu yaitu:
1. Adat
istiadat Yahudi dan cara pemakaiannya dijelaskan (Mark. 7:2, dst; 14:12). Hal ini membuktikan bahwa para pembacanya
tidak tahu tentang adat istiadat orang Yahudi.
2. Kata-kata
Ibrani atau Aram selalu diterjemahkan (7:34).
3. Dia
sering memakai istilah-istilah Latin, atau menerjemahkan istilah-istilah Yunani
kedalam bahasa Latin. Markus memakai
istilah latin untuk menjelaskan tentang tempat kemana Tuhan Yesus dibawa
setelah Dia ditangkap, yaitu istilah “istana” (15:16).
4. Satu-satunya
kitab Injil yang menyebut tentang Rufus dan Alexander, anak-anak Simon orang
Kirene adalah kitab markus. Ini berarti
baik Markus sendiri maupun para pembaca sudah mengenal kedua orang itu. Rufus ini
juga disebut dalam Rom. 16:13 sebagai orang Roma.
Jadi dapat disimpulkan bahwa kitab markus ini ditujukan kepada orang kristen di Roma, dan melalui mereka diteruskan kepada kita semua.
Analisa
Kitab Markus
1. Tema
Utama Kitab Markus
Tema utama kitab ini yaitu Yesus sebagai
Putra dan Hamba. Pada kitab Markus 1:1
berbunyi: “Inilah permulaan Injil tentang Yesus Kristus Anak Allah.” Markus ingin menyatakan Yesus sebagai Anak
Allah. Memang istilah Yesus kristus Anak
Allah, banyak terdapat dalam kitab ini.
Dan biasanya selalu dikaitkan dengan pemberitaan tentang Yesus yang berkuasa
atas segalanya. Misalnya: Dia
menyembuhkan segala penyakit dengan kuasa ilahiNya, Dia mengusir setan-setan,
Dia juga meredakan angin ribut, dan lain-lain.
Memang dalam kitab ini, Markus lebih menekankan tentang
perbuatan-perbuatan Yesus dari pada perkataan-perkataanNya.
Selain
sebagai Anak Allah, kitab ini juga menekankan Yesus kristus sebagai Hamba. Hal ini nyata dalam Markus 10:45 yang
berbunyi: “Karena Anak manusia datang bukan untuk dilayani melainkan untuk
melayani.” Karena sifat itu maka:
- Kelahiran Yesus tidak disebutkan, karena keturunan seorang hamba tidak penting, lain halnya keturunan seorang raja.
- Tidak ada keterangan mengenai orang-orang Majus, karena bagi seorang hamba tidak perlu diberi penghormatan.
- Tidak
ada keterangan mengenai khotbah di bukit yang prnah disebut sebagai pengumuman
Kerajaan Allah, karena seorang hamba tidak memerintah.
- Markus
tidak memakai gelar seperti Matius, misalnya: Raja Imanuel, dan sebagainya,
melainkan ia hanya memanggil “guru” (Mark. 4:38).
- Kitab
ini banyak menceritakan tentang mujijat sebagai pernyataan dari seorang hamba
yang giat melayani. Dalam kitab markus
ini ada sebanyak 20 mujijat yang dicatat dengan lengkap.
Walaupun begitu Yesus
merupakan Hamba yang Mulia. Hal ini
dikarenakan:
- Adanya
persiapan menjelang kedatangan Hamba itu (Mark. 1:1-13). Misalnya: Kedatangan Yohanes Pembabtis
merupakan penggenapan nubuatan dalam Yes. 40:3, yang berbunyi: “ada suara yang
berseru-seru: Persiapkanlah di padang gurun jalan untuk Tuhan, luruskanlah di
padang belantara jalan bagi Allah (Mark. 1:2).
Hamba itu dipersiapkan dengan urapan Roh Kudus (Mark. 1:18). Pada saat itu juga Allah menetapkan Dia
sebagai wakilNya di dunia (Mark. 1:11; 9:7).
Dan langkah persiapan yang amat sukar ialah pencobaan yang dialaminya (Mark.
1:12-13).
- Hamba
itu mulai bekerja. Hal itu dilakukan
dengan mengajar orang, memimpin mereka yang dalam gelap, menghibur yang berduka
cita, menyembuhkan yang sakit, melepaskan dan memerdekakan mereka yang
diperbudak iblis dan mengampuni orang yang bertobat. Demikianlah Ia senantiasa melayani
masyarakat, sesuai kehendak Tuhan di sorga.
Selain itu ada hal yang terpenting bagi seorang hamba yaitu selalu
berdoa (Mark. 1:35-39, 40-45; 2:18-22; 4:35-41).
- Mereka
yang menolak Hamba yang Mulia (Mark. 8:31 – 15:47), diantaranya: Anak manusia
harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua (Mark. 8:31), Ia
akan dibeci oleh ahli-ahli Taurat (Mark. 14:1) dan Ia juga akan dibenci oleh
para penghulu Yahudi (Mark. 2:27-28; 3:1-5).
- Akhirnya
Hamba itu dipermuliakan (Mark. 16:1-20), yaitu Tuhan Yesus duduk disebelah
kanan BapaNya di sorga (Mark. 16:19).
2. Penekanan.
- Kitab
Markus adalah Injil perbuatan. Hal ini
nyata dari isi yang terkandung didalamnya.
Injil ini banyak menjelaskan tentang perbuatan-perbuatan dalam bentuk
mujijat dari pada menjelaskan tentang perumpamaan-perumpamaan yang bersifat
penafsiran. Dari kira-kira 35 kejadian
(mujijat) yang ada dalam kitab ini, kitab Markus mencatat sebanyak 18 kejadian.
- Kitab
Markus adalah Injil tentang reaksi pribadi.
Dalam isinya, kitab ini banyak mencatat tentang berbagai reaksi dari
para pendengarnya. Reaksi itu adalah:
takjub (Mark. 1:27), mencela (Mark. 2:7), takut (Mark. 4:41), bertanya-tanya
(Mark. 6:14), tercengang (Mark. 7:37), dengki (Mark. 14:1) dan sekurang-kurangnya
ada 23 sebutan semacam itu. Selain
mengenai reaksi pendengar, kitab ini juga mencatat rekaman pembicaraan dengan
Yesus bahkan catatan tentang gerak-gerik Yesus (Mark. 3:5; 5:41; 7:33; 8:23;
9:27). Oleh karena itu kitab Markus ini
menjadi Injil yang hidup.
- Dalam kitab ini ada 151 kata kerja present tense dan banyak kata kerja imperfect tense, yang melukiskan perbuatan sebagai suatu proses bukan sebagai suatu peristiwa. Misalnya: “segera sesudah itu, roh memimpin Dia ke padang gurun” (Mark. 1:12), “lalu mereka membuka atap yang diatasnya” (Mark. 2:4), “ombak menyebur masuk kedalam perahu, sehingga perahu itu mulai penuh dengan air” (4:37). Kata-kata yang diberi garis bawah diatas termasuk jenis kata kerja present tense.
Garis
Besar Kitab Markus
Garis besar kitab markus ini terdiri
dari tiga bagian penting yaitu:
Pendahuluan
dan persiapan (1:1-13).
1. Pelayanan
Tuhan Yesus di Galilea (1:14 – 9:50).
- Berita
pertama dan murid-murid pertama (1:14-20).
- Mujijat
pertama dan hasilnya (1:21 – 2:12).
- Kecaman
pertama dan jawaban pertama (2:13 – 3:6).
- Orang
banyak: memilih 12 murid (3:7-19).
- Ahli
Taurat diperingatkan. Jawab kepada
saudara-saudara Tuhan Yesus (3:20-35).
- Perumpamaan-perumpamaan
(4:1-34).
- Mujijat-mujijat
dan hasilnya (4:35 – 6:6).
- Kedua
belas murid diutus (6:7-13).
- Pemikiran
Herodes, laporan kedua belas murid (6:14-31).
- Mujijat-mujijat
besar (6:32-56).
- Kecaman,
tanda terakhir, pengakuan (7:1 – 8:30).
- Pemberitaan
tentang salib, syarat mengikut Yesus (8:31 – 9:50).
2. Pelayanan
Tuhan Yesus di Yudea (10:1 – 13:37).
- Perkataan-perbuatan
(10:1-31).
- Ke
Yerusalem: nampak salib (10:32-52).
- Masuk
ke Yerusalem (11:1-11).
- Pelayanan
di yerusalem (11:12 – 13:37).
3. Penderitaan/kematian/kebangkitan
(14:1 – 16:20).
- Betania-Paskah-Getsemani-Mahkamah
Agama (psl. 14).
- Pilatus-Disalibkan-Dikuburkan
(psl. 15).
- Bangkit-Terangkat
ke sorga (psl. 16).
Pada tahun 60-an AD, orang percaya
diperlakukan secara kejam dan banyak diantara mereka disiksa bahkan dibunuh
oleh pemerintahan kaisar Nero. Menurut
tradisi diantara orang kristen yang mati syahid saat itu yaitu Rasul Petrus dan
Paulus. Oleh karena itu, selaku salah
seorang pemimpin gereja di Roma, Yohanes Markus dengan digerakkan oleh Roh
Kudus menulis kitab Markus, sebagai suatu antisipasi yang bersifat nubuatan
atau tanggapan penggembalaan terhadap masa penganiayaan tadi. Tujuannya yaitu:
1. Memperkuat
dasar iman orang percaya di Roma.
Mendorong mereka untuk dengan setia menderita demi Injil, dengan
memperhadapkan kepada mereka kehidupan, penderitaan, kematian dan kebangkitan
Yesus.
2. Penginjilan
atau penyampaian kabar baik. Yaitu suatu
usaha untuk memperkenalkan diri dan karya Yesus kepada masyarakat sebagai suatu
kabar baru, “Injil”, tanpa mengharapkan terlalu banyak pengetahuan pihak
pendengar tentang teologi atau ajaran Perjanjian Lama. Cerita-ceritanya yang singkat, ajarannya yang
berupa kata-kata bijaksana, penerapan tentang kebenaran yang mengena adalah
sesuatu yang lazim digunakan oleh pengkhotbah di depan umum untuk menceritakan
tentang Kristus diantara kelompok pendengar yang terdiri dari pelbagai
golongan.
Ada beberapa yang menjadi ciri utama
kitab Markus diantaranya yaitu:
1. Injil
ini penuh kegiatan, yang menekankan apa yang dilakukan Yesus dari pada apa yang
diajarkan olehNya.
2. Injil
ini khususnya untuk orang Romawi, karena didalamnya dijelaskan mengenai adat
istiadat orang Yahudi, memadamkan semua daftar keturunan Yahudi didalam kisah
kelahiran dan penggunaan bahasa latin, dll.
3. Injil
ini bernada mendesak, dimulai dengan tiba-tiba dan bergerak dengan cepat dari
episode yang satu ke episode yang lain dengan menggunakan 42 kali kata
keterangan Yunani yang diterjemahkan dengan “seketika itu juga”.
4. Injil
ini ditulis dengan hidup, seraya menggambarkan peristiwa-peristiwa dalam
kehidupan Yesus dengan ringkas dan tepat, dengan gamblang dan dengan keahlian
seorang pujangga.
5. Yang
diberitakan oleh Markus adalh sesuatu yang baru untuk para pembacanya. Oleh karena itu sangat sederhana.
Markus tidak terlalu istimewa dalam
membuat sketsa tokoh-tokohnya, meskipun banyak pribadi digambarkan lebih jelas
dibanding Ijil matius. Anak muda di
taman Getsemani (Mark. 14:51-52), Alexander dan Rufus (Mark. 15:21), Simon Si
Kusta (Mark. 14:3) disebutkan sebagai kenalan pengarang. Markus tidak banyak menyebut nama tokoh
dibanding Lukas dan Yohanes, karena Markus lebih menaruh perhatian pada
kelangsungan ceritanya dari pada analisis tokoh-tokohnya.
Kesimpulan
Markus merupakan Injil kedua setelah
matius. Kitab ini menekankan mengenai
Yesus sebagai Putra dan Hamba. Oleh
karena itu kitab ini lebih banyak menjelaskan mengenai perbuatan-perbuatan
Yesus dari pada pengajaran-pengajaranNya.
Injil ini sangat relevan dengan kehidupan kekristenan sekarang ini,
dimana setiap orang Kristen dituntut untuk dapat menjadi seorang hamba, yang
tidak untuk dilayani tetapi untuk melayani.
Dan siap sedia menjalankan tugas dari tuannya yaitu Yesus Kristus untuk
memberitakan Injil ke seluruh bumi (Mark. 16:15).
0 komentar:
Post a Comment