orthochristian.com
Kitab Mazmur adalah kitab
dengan sastra puisi. Ada bnyak penulis dari kitab ini, karena kitab ini adalah
kumpulan dari syair dan puji-pujian kepada Tuhan. Kitab ini bahkan ditulis
dengan jangka waktu yang sangat panjang jika dibandingkan dengan kitab-kitab
yang lain. Hal ini karena penulis Mazmur dimulai sejak masa hidup Musa.
Menurut W.S Lasor DKK dalam
bukunya yang berjudul PENGANTAR
PERJANJIAN LAMA 2 dijelaskan bahwa kitab Mazmur terbagi dalam lima jilid.
Masing-masing jilid dipisahkan berdasarkan waktu pengumpulan mazmur tersebut.
Yang pertama Mazmur pasal 1-41 kemudian 42-72, 73-89,90-106 dan 107-150. Kumpulan pertama adalah Mazmur yang ditulis oleh Daud, kumpulan kedua
oleh Asaf, kumpulan yang lebih kecil lebih seperti nyanyian Ziarah, selanjutnya
Mazmur-Mazmur menggunakan ungkapan Haleluya.[1]
Terlihat dengan jelas bahwa
pasal delapan belas adalah nayanyian yang ditulis oleh Daud. Daud menuliskan
lagu ini karena Tuhan telah melepaskan Daud dari cengkeraman semua musuhnya dan
juga dari tangan Saul (Mzm. 18:1). Hal ini merupakan kejadian dimana Saul
dengan gencar mengincar Daud karena perasaan iri hati yang dimiliki Saul
setelah Daud dielu-elukan oleh rakyat. Allah melindungi Daud dan membuat Daud
menang dari semua musuhnya dan hal itu membuat Daud menulis syair ini.
Daud dikenal sebagai seorang
yang rendah hati dan senantiasa mengandalkan Tuhan. Hal itu terlihat dari sikap
Daud yang tetap menghormati Saul bahkan meskioun ia telah diurapi juga oleh
Samuel. Daud bahkan tidak menggunakan kesempatan yang bisa saja ia gunakan
untuk meembunuh Saul. Daud begitu takut kepada Tuhan karena Saul juga adalah
orang yang pernah diurapi untuk menjadi raja.
Menurut
Carl Barth dalam bukunya yang berjudul THEOLOGIA
PERJANJIAN LAMA 2 dijelaskan mengenai ketundukan dan penyerahan hidup Daud
kepada Tuhan. Relasinya dengan Tuhan diprakarsai oleh Tuhan sendiri yang selalu
Daud. Adalah berkat penyertaan yang rela ini, kalau Daud bukan hanya selalu
menanyakan kehendak Tuhan pada saat-saat yang genting melainkan selalu juga
menerima jawaban dan petunjuk ilahi kearah yang lebih baik. Bersoal-jawab degan
Tuhan, itulah yang dilakukan oleh Daud. Sering sekali Daud berteriak minta
tolong atau mengucap syukur kepada Tuhan, semua itu menjadi syarat hidup bagi
Daud, ibarat makanan sehari-hari atau udara untuk bernafas. Hal itula
yangmendasari Daud untuk menuliskan syair dalam pasal delapan belas dengan
menyebut Tuhan sebagai Gunung Batu.[2]
Allah ditinggikan dalam masa
Daud karena kebaikan dan kesetian Tuhan dalam menyertai Daud. Allah yang telah
memilih Daud tanpa melihat rupa. Demikian pula Allah dengan setia menyertai
Daud dan membimbing Daud sampai kepada kepemimpinannya yang begitu diakui oleh
rakyat Israel. Daud juga adalah umat
yang tahu berterimakasih kepada Allah, oleh sebab itu Allah juga senantiasa
menyertai Daud dalam apapun yang dikerjakan Daud.
Menurut Walter C. Kaiser,Jr
dalam bukunya yang berjudul TEOLOGI
PERJANJIAN LAMA dituliskan bahwa dalam Mazmur pasal delapan belas
menggambarkan kemenangan dan keberhasilan Daud. Sebagai hasilnnya, nama Allah
ditinggikan dihadapan bangsa-bangsa, dan perjanjian itu ditepati
selama-lamanya.Daud ditunjuk sebagai simbol dan janji tentang kerajaan Allah di
bumi. Oleh sebab itu dalam Perjanjian Baru pun saat Yesus mengatakan mengenai
pemulihan Israel, maka bangsa Yahudi menganggap jika pemulihan itu adalah
secara fisik seperti apa yang Daud pernah kerjakan pada masa pemerintahannya.[3]
Dalam buku Alkitab Penuntun hidup berkelimpahan
yang dicetak oleh LAI menjelaskan bahwa di dalam Mazmur 18:3-4 merupakan
perlindungan Allah kepada umatnya yang tidak terbatas dan bisa dalam berbagai
bentuk. Daud menggambarkan providensi Allah dengan lima simbol militer. Allah
adalah adalah seperti : Bukit batu, Kubu pertahanan, Perisai, Kuasa dan Tempat
aman. Istilah bukit batu yaitu gambaran tentang sesuatu yang tidak dapat
disingkirkan oleh siapapun yang hendak mencelakai.[4]
Sementara dalam Alkitab edisi study dijelaskan bahwa
Mazmur 18:3 menyatakan tentang ‘bukit batuku’ dalam puisi, Tuhan kadang-kadang
dibandingkan dengan sebuah gunung tenpat perlindungan dari musuh-musuh. Karena
pada masa itu, Israel dikenal sebagai negera yang sering menang dalam
peperangan di daerah yang berbukit-bukit. Orang Israel biasa memakai gunung
batu atau bukit batu sebagai tempat persembunyian.[5]
Istilah Gunung Batu adalah
salah satu sebutan yang sering dianggap sebagai salah satu nama Allah. Orang
Israel pada masa Daud memanggil atau menyebut Allah dengan sebutan Gunung Batu.
Memanggil Allah dengan sebutan Gunung Batu adalah bukti penyerahan kepada
Allah. Allah dianggap sebagai suatu tempat yang sangat kokoh dan tidak bisa
dikalahkan. Allah adalah pelindung bagi bangsa Israel, demikianlah akhirnya
umat Israel menyebut Allah sebagai Gunung batu.
Dalam laman SarapanPagi.Org
dijelaskan mengenai pengunaan nama Allah Gunung Batuku. Dikatakan bahwa nama
ini adalah berbentuk Allegoris atau kiasan yang berarti Allah tempat
perlindunganku. Ada banyak ayat dalam Alkitab yang menggunakan istilah ini sebagai
tempat perlindungan, salah satunya dalam Mazmur 18:3. Istilah Ibrani yang
diartikan LAI dengan istilah gunung batu adalah istilah tsur.
Istilah ini dalam bahasa Inggris biasa diartikan bukit batu, batu yang keras,
dan juga tebing. Secara sederhana umat Israel sedang menggambarkan Allah
sebagai satu-satunya tempat perlindungan yang teguh dan tidak tergoyahkan oleh
apapun juga. Daud menyatakan Allah adalah sumber kemenangan yang tidak pernah
terkalahkan oleh siapapun juga. Hal ini sesuai juga dengan janji Allah kepada
Daud: jika Daud setia dan takut akan Tuhan, maka Allah
akan menyertainya dan memberi kemenangan dengan cara menjadi tempat
perlindungan terkokoh bagi Daud.
DAFTAR
PUSTAKA
1. Barth,Carl.
THEOLOGIA PERJANJIAN LAMA 2.
(JAKARTA: BPK GUNUNG MULIA, 1982).
2. Kaiser,Walter
C.TEOLOGI PERJANJIAN LAMA. (MALANG:
GANDUM MAS, 2000).
3. Lasor,W.S.
DKK. PENGANTAR PERJANJIAN LAMA 2.
(JAKARTA: bpk GUNUNG MULIA, 1996).
4. --.
ALKITAB PENUNTUN HIDUP BERKELIMPAHAN.
( MALANG: GANDUM MAS, 2016).
5. --.
ALKITAB EDISI STUDY. (JAKARTA: LEMBAGA
ALKITAB INDONESIA,2010).
Referensi:
Aplikasi:
Bibleworks 7
[1] W.S. Lasor, DKK. PENGANTAR
PERJANJIAN LAMA 2. (JAKARTA: bpk GUNUNG MULIA, 1996). 42.
[2] Carl Barth. THEOLOGIA PERJANJIAN
LAMA 2. (JAKARTA: BPK GUNUNG MULIA, 1982). 111.
[3] Walter C. Kaiser. TEOLOGI
PERJANJIAN LAMA. (MALANG: GANDUM MAS, 2000). 208.
[4] --. ALKITAB PENUNTUN HIDUP
BERKELIMPAHAN. ( MALANG: GANDUM MAS, 2016). 1089.
[5] --. ALKITAB EDISI STUDY.
(JAKARTA: LEMBAGA ALKITAB INDONESIA,2010) 882.
0 komentar:
Post a Comment