7:51 PM
0

orthochristian.com


PENDAHULUAN

Dalam perjalanan kehidupan manusia tidak pernah terlepas dari perizinan Allah yang Maha Kuasa.  Dan dalam providensi-Nya Allah telah terlebih dahulu mengerjakan bukan turut mengerti ketika manusia baru merancangkan.  Demikianlah dalam kejatuhan manusia, Allah oleh keadilan dan kasih mengutarakan perjanjian luarbiasa bagi kemuliaan-Nya.
Seorang Hamba Tuhan yakni pengharapan bagi Yerusalem dan bahkan lebih dari itu ialah Juruselamat dunia.  Demikianlah nats yang ada ternyatakan Yesaya 42:1  “Lihat, itu hamba-Ku yang Kupegang, orang pilihan-Ku, yang kepadanya Aku berkenan. Aku telah menaruh Roh-Ku ke atasnya, supaya ia menyatakan hukum kepada bangsa-bangsa.”
Dalam karya tulis ini penulis akan menjelaskan bagaimana gambaran kebenaran akan Mesias yang dijanjikan dalam Kitab Yesaya sendiri.

PEMBAHASAN
Pengertian Mesias
            Dalam bagian ini akan dijelaskan tentang pengertian mesias baik secara umum, pandnagan menurut Kitab Perjanjian Lama dan Kitab Perjanjian Baru serta pandangan pada masa kini.

Pengertian Secara Umum
Kata Mesias dalam bahasa Ibrani untuk ungkapan ini ialah: "Mesias". Kata ini adalah sebuah gelar yang berarti "Dia yang diurapi"; gelar ini diberikan kepada Penyelamat yang kedatangan-Nya dijanjikan oleh nabi-nabi bangsa Yahudi.  Demikian juga dengan bahasa Yunani memiliki artian yang sama dengan yang ada pada bahasa Ibrani.[1]

Pengertian Menurut Perjanjian Lama
Kata Ibrani yang berarti ‘yang diurapi’, orang yang akan menjadi Juruselamat umatnya. Dalam PL digunakan baik untuk raja-raja dan untuk imam-imam, terutama Raja Daud dan para penggantinya, tetapi juga untuk *Koresy (#/TB Yes 45:1*). Dalam pengharapan eskhatologis nabi-nabi, diharapkan seorang raja yang kelak akan memerintah dalam keadilan dan dalam damai (#/TB Yes 11:1-5*), namun kata ‘mesias’ itu sendiri tidak ditemukan dalam tulisan-tulisan mereka. *Gulungan Laut Mati menunjuk pada kedatangan dua tokoh imamat dalam tradisi *Melkisedek, yang menyatakan kedua fungsi itu, yaitu raja dan imam, dalam dirinya. Pada perumpamaan-perumpamaan Kitab Henokh (Henokh 37-71), dari pertengahan abad pertama M, ada pula disebut seorang Mesias yang adalah *Anak Manusia surgawi. Jadi, inti referensinya adalah Allah yang turun tangan dalam sejarah manusia dengan mengutus utusan-Nya. Para pembaca Kristen kemudian mendapatkan petunjuk-petunjuk dalam PL bahwa Mesias ini harus menderita (mis. #/TB Mazm 22:5-7*).

Pengertian Menurut Perjanjian Baru
Dalam PB ‘mesias’ Ibrani ini menjadi ‘Kristus’ (bah. Yunani: Christos). Tetapi petunjuk kepada Yesus sebagai Mesias sangat jarang terdapat dalam Injil-injil Sinoptik. Sedikitnya petunjuk ini mencerminkan tradisi bahwa Yesus sendiri tidak suka memakai gelar-gelar seperti ini untuk diriNya sendiri. Sekalipun demikian, cerita masuknya Yesus ke Yerusalem (#/TB Mr 11:1-10*) dan pemurnian Bait Allah (#/TB Mr 11:15-19*) memperlihatkan adanya pengertian pada-Nya tentang pembebasan umat-Nya, seperti dinubuatkan *Maleakhi (#/TB Mr 3:1*). Waktu Yesus disebut Kristus oleh Petrus, Petrus ditegur (#/TB Mr 8:29*) dan disuruh diam mengenai hal itu. Hanya pada *pengadilanNya Yesus mengiakan pertanyaan-pertanyaan Imam Besar mengenai kemesiasan itu (#/TB Mr 14:61* dst.). Dalam #/TB Mat 26:64*, jawaban Yesus itu berbunyi: ‘engkau telah menyatakannya’, yang mengecilkan artinya untuk pengadilan-Nya sekarang, tetapi segera Yesus pasti akan menerima kedudukan yang mengukuhkan kehormatan mesianikNya ‘di sebelah kanan Allah’. Suatu ucapan penghujatan yang tidak memerlukan bukti lain dalam pengadilan. Jawaban Yesus kepada *Pilatus (#/TB Mat 27:11*) juga merupakan pengakuan kemesiasan-Nya, tetapi tanpa penjelasan atau pembenaran  —  kecuali dalam Injil (#/TB Yoh 18:36*) ada pernyataan: ‘Kerajaan-Ku bukan dari dunia ini’.

Pengertian Menurut Zaman Sekarang
Pada waktu kebanyakan anggota Gereja tidak lagi berkebangsaan Yahudi, sebutan ‘Kristus’ kehilangan anti aslinya sebagai Mesias, yang diurapi. Orang-orang bukan Yahudi tidak berkepentingan akan seorang Mesias, yang akan membangun kembali kerajaan Israel. Maka Kristus menjadi kata sifat untuk Yesus (mungkin dicampuradukkan dengan kata ‘Chrestos’, yang berarti ‘baik’). Kemudian Kristus ini menjadi nama kecil. Malah Paulus, yang adalah seorang Yahudi, sudah mulai menggunakan sebutan ‘Kristus’ sebagai ganti nama Yesus, atau digabungkan bersamanya.

Mesias Dalam Kitab Yesaya
Kitab Yesaya secara umum menyatakan suatu kebenaran doktrin yang benar-benar mengagunggkan.  Dimana Kitab Yesaya sendiri terbagi dalam beberapa bagian sebagai bentuk penjabaran akan doktrinal orang percaya.  Dalam Bagian I secara khusus berbicara tentang Doktrin mengenai Allah, Bagian II membicarakan Doktrin Keselamatan.  Keselamatan hanya datang dari Allah, dan melalui pelayanan Sang Hamba TUHAN.  Keselamatan mencakup pembebasan dari hukuman dosa, dan suatu kehidupan baru yang penuh perlindungan, sukacita, dan damai sejahtera.  Lingkupnya mencakup seluruh dunia.  Bagaimana spesifikasi dari Mesias dalam Yesaya itu sendiri?

Mesias adalah korban dari Allah
Di dalam Yesaya  49:1-7 diceritakan tentang pelayanan ilahi Sang Hamba TUHAN sebagai Nabi. Walaupun dalam Yesaya 49:3, bahwa Sang Hamba disapa dengan nama Israel, kita harus memahami nama ini sebagai nama yang dipakai untuk Dia yang mendasari hubungan perjanjian dan yang melandasi semua isi perjanjian, yaitu Oknum yang memenuhi sendiri harapan-harapan Allah akan suatu umat kudus.  Ini memiliki kesama-artian dengan bagaimana Abraham dalam iman berkata bahwa Allah akan menyediakan Anak Domba bagi diri-Nya sendiri.  Demikian Allah menyediakan korban bagi bentuk penebusan dosa juga bentuk penghargaan akan Allah yang Mulia dan tinggi luhur.  Korban yang tidak bercacat seturut penentuan dan penilaian Allah karena bentuk pendamaian ini bukan hanya bagi satu atau beberapa dosa akan tetapi bagi beban yang sungguh harus dipikul dan dituntaskan oleh karena keberdosaan manusia.[2]
Dalam keberadaan manusia yang berdosa, setiap korban yang diberikan sesungguhnya tidak dapat menebus atau bahkan menghilangkannya demikian korban sejati sesungguhnya ada dalam pribadi seorag Utusan Allah yang dikenal “Hamba Tuhan” dalam kitab Yesaya.  Penyelamatan akan manusia jelas hanya dapat dilakukan oleh yang menciptakan manusia demikian sepertinya ini merupakan bukan sekedar nubuatan tetapi bentuk laporan kedatangan penyelamatan yang akan dikerjakan Allah sendiri melalui Hamba-Nya tersebut.

Mesias Akan Lahir Sebagai Raja Di Betlehem
Mesias dikenal dalam Perjanjian Baru seturut tradisi yahudi yang dari mulanya telah dinantikan.  Dengan predikat pada Mesias sebagai seorang yang akan datang, melenyapkan ketakutan, kekuatiran, peperangan juga kesedihan.  Bahkan dalam Yesaya menjabarkan dan dikutip oleh Matius terkait kelahiran Mesias yang akan terjadi di Betlehem dan Mesias tersebut adalah seorang dari keturunan Daud.  Mesias juga begitu diharapkan dalam kerinduan untuk memulihkan keadaan Israel yang telah begitu dalam kesulitan oleh keresahan peperangan, pembuangan atau kejatuhan dalam penjajahan.  Seperti dalam Daniel 9:25 “Maka ketahuilah dan pahamilah: dari saat firman itu keluar, yakni bahwa Yerusalem akan dipulihkan dan dibangun kembali, sampai pada kedatangan seorang yang diurapi, seorang raja, ada tujuh kali tujuh masa; dan enam puluh dua kali tujuh masa lamanya kota itu akan dibangun kembali dengan tanah lapang dan paritnya, tetapi di tengah-tengah kesulitan.”  Maksud dari nats ini ialah Allah sungguh menjanjikan suatu pemulihan bagi Yerusalem, dan tidak dengan suatu keberadaan yang jelas atau dapat dimengerti manusia.  Mengapa? Karena dalam keberadaan janji yang ada Allah menetapkan adanya Firman yang akan keluar dan di kala itu terjadi pembaharuan oleh pemulihan yang akan dikerjakan oleh Firman itu.
Keluarnya Firman menurut Daniel menyatakan bagaimana pemerintahan yang baru akan segera datang berjalan dalam jangka waktu yang telah ditetapkan tetapi, kerajaan dan pemerintahan-Nya tidak akan pernah berakhir (kekal).  Dia akan membangun kota-kota yang lama dengan tanah lapang dan paritnya.  Yang menjadi fokus di sini ialah bagaimana pemakaian kata “tetapi di tengah-tengah kesulitan.”  Yang berarti di masa pemulihan oleh seorang yang diurapi sebagai seorang raja itu terjadi di saat (di tengah-tengah) kesulitan.[3]

Mesias Adalah Hamba Allah Yang Taat
Dalam Yesaya 52:13-53:12 menyatakan bagaimana bentuk absolut dari Kasih itu sendiri yang dalam gambaran pada ayat ini adalah gambaran Kasih Agape yang berkorban dalam ketaatan dan kebenaran tanpa pamrih yang sempurna, yang hanya dapat diberi oleh Allah sendiri dan diterima dari Allah saja. 
Dalam Yesaya 53:3-4 menyatakan bagaimana Ia dihina, dihindari, penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan.  Dia sangat dihina, bahkan setiap orang menutup muka terhadap Dia (bentuk jijik atau benar-benar tidak suka akan sesuatu yang dihindari itu), dan bahkan Dia tidak masuk dalam hitungan setiap orang.  Tetapi sesungguhnya penyakit kitalah yang ditanggung-Nya dan kesengsaraan yang harusnya tertimpa atas kita yang ditanggung oleh Dia. 
Diantara setiap orang menyatakan bahwa karena melawan Allah, Dia kena tulah dan hukuman yakni seakan-akan dipukul dan ditindas Allah.  Tetapi Dia tertikam oleh karena pemberontakkan kita, Dia yang diremukkan padahal dari kejahatan yang kita lakukan sendiri.  Dapat dijabarkan secara jelas bagaimana untuk Kasih Allah yang besar itu Dia rela menderita bahkan tanpa melewatkan satu pun kesalahan.  Setiap upah dan akibat kejahatan itu tuntas ditebus bahkan tak hanya itu dialami-Nya setiap hukuman itu dan tetap mengasihi kita.
Demikian kebenaran Firman yang ada dalam Yesaya 53:1-12 sungguh menunjukkan bagaimana Mesias adalah gambaran kebenaran yang agung dalam ketaatan-Nya:
1.    Siapakah yang percaya kepada berita yang kami dengar, dan kepada siapakah tangan kekuasaan TUHAN dinyatakan?
2.    Sebagai taruk ia tumbuh di hadapan TUHAN dan sebagai tunas dari tanah kering. Ia tidak tampan dan semaraknyapun tidak ada sehingga kita memandang dia, dan rupapun tidak, sehingga kita menginginkannya.
3.    Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan; ia sangat dihina, sehingga orang menutup mukanya terhadap dia dan bagi kitapun dia tidak masuk hitungan.
4.    Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah.
5.    Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh.
6.    Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri, tetapi TUHAN telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian.
7.    Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutnya seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian; seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya.
8.    Sesudah penahanan dan penghukuman ia terambil, dan tentang nasibnya siapakah yang memikirkannya? Sungguh, ia terputus dari negeri orang-orang hidup, dan karena pemberontakan umat-Ku ia kena tulah.
9.    Orang menempatkan kuburnya di antara orang-orang fasik, dan dalam matinya ia ada di antara penjahat-penjahat, sekalipun ia tidak berbuat kekerasan dan tipu tidak ada dalam mulutnya.
10. Tetapi TUHAN berkehendak meremukkan dia dengan kesakitan. Apabila ia menyerahkan dirinya sebagai korban penebus salah, ia akan melihat keturunannya, umurnya akan lanjut, dan kehendak TUHAN akan terlaksana olehnya.
11. Sesudah kesusahan jiwanya ia akan melihat terang dan menjadi puas; dan hamba-Ku itu, sebagai orang yang benar, akan membenarkan banyak orang oleh hikmatnya, dan kejahatan mereka dia pikul.
12. Sebab itu Aku akan membagikan kepadanya orang-orang besar sebagai rampasan, dan ia akan memperoleh orang-orang kuat sebagai jarahan, yaitu sebagai ganti karena ia telah menyerahkan nyawanya ke dalam maut dan karena ia terhitung di antara pemberontak-pemberontak, sekalipun ia menanggung dosa banyak orang dan berdoa untuk pemberontak-pemberontak.

Tanggapan Kekristenan Mengenai Kemesiasan Dalam Kitab Yesaya
Dr. J. Blommendaal sebagai salah satu tokoh pendidik Kristen asal Nederland yang pernah melayani di Makasar, mengutarakan bagaimana kekristenan menekankan kemesiasan dalam Kitab Yesaya sebagai suatu bentuk kebenaran yang harus tetap dikenang dan dinyatakan.  Bukan karena manusia mengenal dan tahu tetapi jauh dari itu karena Allah menetapkan oleh kebenaran-Nya dan oleh kerelaan kasih-Nya, Dia memberikan bentuk covenant of redemption.[4]
Menurut Blommendaal dibeberapa bagian dari kitab Yesaya yang ditekankan yakni bentuk Deutero-Yesaya (penulis kedua Yesaya).  Dalam deutero Yesaya ada terdapat konsepsi hamba Tuhan, teristimewa dalam “nyanyian-nyanyian Hamba Tuhan” yang empat kali terdapat dalam kitab ini :
1.    Dalam Yesaya 42:1-7 (dst.) = Hamba Tuhan dipanggil oleh Allah dan mendapat dari pada-Nya Roh untuk menyatakan hukum Allah kepada bangsa-bangsa lain.
2.    Yesaya 49:1-6/7 = Hamba Tuhan dipanggil oleh Allah untuk mengembalikan Israel ke tanah-air mereka, dan mereka harus menjadi terang bagi bangsa-bangsa.
3.    Yesaya 50:4-9 = Hamba Tuhan itu sendiri mengatakan bahwa bangsa itu tidak mau mendengarnya, sehingga mereka memukulnya, dan oleh karena itu dia menjadi malu, tetapi dia percaya bahwa Allah menolongnya.
4.    Yesaya 52:13-53:12 = Hamba Tuhan itu digambarkan sebagai seorang yang menderita untuk keampunan dosa.[5] 
Demikian Kekristenan seakan menekankan bagaimana Mesias merupakan pengharapan bukan hanya bagi Israel tetapi bagi bangsa-bangsa yang oleh penetapan Allah, beroleh kehidupan dalam pemulihan oleh janji-Nya dan ini bertetapan bagi pribadi yang ditentukan Allah.  Mesias yang dijanjikan merupakan gambaran penuntutan Allah akan hukuman dosa yang harus dijalani manusia tetapi dalam kerelaan kasih Allah memberikan Anak-Nya yang tunggal untuk menjalani dalam ketaatan bagian penetapan kasih dan keadilan dari Sang Bapa yakni, Allah sendiri.
Seturut kepercayaan oleh Firman Allah, kekristenan mengakui Mesias yang dijanjikan ialah Yesus Kristus.  Dengan Iman dalam masa Covenant of Grace, orang percaya menggambarkan bagaimana Yesuslah utusan Allah itu.  Ini tercantum dalam penjabaran Kebenaran Injil yang ada begitu jelas menunjukkan Yesuslah Dia yang dihina, dikucilkan, bahkan ditikam dan dibunuh oleh pemberontakkan manusia dan sama sekali tidak ditemui dosa oleh siapapun dalam diri-Nya selain daripada orang yang melihat-Nya yang menyadari keberdosaan mereka dan menjadi malu kemudian berusaha membunuh Dia karena tiada Kasih dalam diri mereka.  Demikian ketakutan ada dalam diri mereka.

PENUTUP
Bagaimana manusia dapat melihat atau menemukan kebenaran itu? Tentunya ialah dari Allah sendiri.  Bagaimana Allah dapat menyatakannya dengan keadaan manusia yang telah berbeda dengan Allah ketika jatuh dalam dosa? Hal yan dapat ditemukan di sini ialah Allah tetap dalam keberadaan-Nya yang Kekal dan sama dari mulanya hingga selama-lamanya.  Manusia ditetapkan dan diciptakan Allah dalam keserupaan dan kesegambaran akan Allah.  Demikian Allah akan tetap dapat menyatakan apapun yang dikehendaki-Nya baik dalam Firman seperti diciptakan-Nya apapun atau membentuk dalam tangan-Nya seturut diciptakan-Nya manusia oleh tangan-Nya.
Melalui Kitab Yesaya, manusia belajar pengajaran Iman yang berharga selain dari pada itu adalah bagaimana, kasih dan pengharapan itu berjalan beriringan oleh karena Allah mengasihi manusia dan membenci dosa.  Kasih Agape Allah sungguh sempurna dan tiada terbanding dengan apapun juga.  Lewat Mesias manusia melihat bagaimana keberadaan mereka yang penuh keegoisan dalam ranah ketakutan karena kasih sejati telah pudar atau bahkan tidak ada. 
Kekristenan sendiri pun telah mengakui bagaimana Mesias menjadi poros terutama kehidupan manusia oleh kemurahan Allah.  Dengan ini kebenarannya bahwa Yesuslah Sang Mesias itu sendiri dan Allah berkorban memberikan korban dari-Nya bagi diri-Nya sendiri.  Hendaknya melalui kebenaran yang telah kita dapati bersama ini dapat memberikan peneguhan dan penguatan bagaimana Mesias dapat dikenal melalui berbagai Firman-Nya dan dalam bagian ini beberapa bagian dalam Kitab Yesaya menjadi patokannya.

DAFTAR PUSTAKA
Komplikasi Kamus Alkitab@sabda.org.

Blommendaal,  J. Pengantar kepada Perjanjian Lama. BPK.Gunung Mulia. Jakarta.1979

Wycliffe. Sabda.org.



[1] Komplikasi Kamus Alkitab@sabda.org. 2018-11-5. 14.00 .
[2] Wycliffe. Sabda.org.
[3] Komplikasi Kamus Alkitab@sabda.org. 2018-11-5. 14.04.  
[4] Blommendaal. Pengantar kepada Perjanjian Lama.( BPK.Gunung Mulia. Jakarta.1979) Hal.114-115.

[5] Ibid

0 komentar:

Post a Comment