orthochristian.com
PENDAHULUAN
Dalam
perjalanan kehidupan manusia tidak pernah terlepas dari perizinan Allah yang
Maha Kuasa. Dan dalam providensi-Nya
Allah telah terlebih dahulu mengerjakan bukan turut mengerti ketika manusia
baru merancangkan. Demikianlah dalam
kejatuhan manusia, Allah oleh keadilan dan kasih mengutarakan perjanjian
luarbiasa bagi kemuliaan-Nya.
Seorang
Hamba Tuhan yakni pengharapan bagi Yerusalem dan bahkan lebih dari itu ialah
Juruselamat dunia. Demikianlah nats yang
ada ternyatakan Yesaya 42:1 “Lihat, itu
hamba-Ku yang Kupegang, orang pilihan-Ku, yang kepadanya Aku berkenan. Aku
telah menaruh Roh-Ku ke atasnya, supaya ia menyatakan hukum kepada
bangsa-bangsa.”
Dalam
karya tulis ini penulis akan menjelaskan bagaimana gambaran kebenaran akan
Mesias yang dijanjikan dalam Kitab Yesaya sendiri.
PEMBAHASAN
Pengertian Mesias
Dalam bagian ini akan
dijelaskan tentang pengertian mesias baik secara umum, pandnagan menurut Kitab Perjanjian
Lama dan Kitab Perjanjian Baru serta pandangan pada masa kini.
Pengertian Secara Umum
Kata
Mesias dalam bahasa Ibrani untuk ungkapan ini ialah: "Mesias". Kata
ini adalah sebuah gelar yang berarti "Dia yang diurapi"; gelar ini
diberikan kepada Penyelamat yang kedatangan-Nya dijanjikan oleh nabi-nabi
bangsa Yahudi. Demikian juga dengan
bahasa Yunani memiliki artian yang sama dengan yang ada pada bahasa Ibrani.[1]
Pengertian Menurut Perjanjian
Lama
Kata
Ibrani yang berarti ‘yang diurapi’, orang yang akan menjadi Juruselamat
umatnya. Dalam PL digunakan baik untuk raja-raja dan untuk imam-imam, terutama
Raja Daud dan para penggantinya, tetapi juga untuk *Koresy (#/TB Yes 45:1*).
Dalam pengharapan eskhatologis nabi-nabi, diharapkan seorang raja yang kelak
akan memerintah dalam keadilan dan dalam damai (#/TB Yes 11:1-5*), namun kata
‘mesias’ itu sendiri tidak ditemukan dalam tulisan-tulisan mereka. *Gulungan
Laut Mati menunjuk pada kedatangan dua tokoh imamat dalam tradisi *Melkisedek,
yang menyatakan kedua fungsi itu, yaitu raja dan imam, dalam dirinya. Pada
perumpamaan-perumpamaan Kitab Henokh (Henokh 37-71), dari pertengahan abad
pertama M, ada pula disebut seorang Mesias yang adalah *Anak Manusia surgawi. Jadi,
inti referensinya adalah Allah yang turun tangan dalam sejarah manusia dengan
mengutus utusan-Nya. Para pembaca Kristen kemudian mendapatkan
petunjuk-petunjuk dalam PL bahwa Mesias ini harus menderita (mis. #/TB Mazm
22:5-7*).
Pengertian
Menurut Perjanjian Baru
Dalam
PB ‘mesias’ Ibrani ini menjadi ‘Kristus’ (bah. Yunani: Christos). Tetapi
petunjuk kepada Yesus sebagai Mesias sangat jarang terdapat dalam Injil-injil
Sinoptik. Sedikitnya petunjuk ini mencerminkan tradisi bahwa Yesus sendiri
tidak suka memakai gelar-gelar seperti ini untuk diriNya sendiri. Sekalipun
demikian, cerita masuknya Yesus ke Yerusalem (#/TB Mr 11:1-10*) dan pemurnian
Bait Allah (#/TB Mr 11:15-19*) memperlihatkan adanya pengertian pada-Nya
tentang pembebasan umat-Nya, seperti dinubuatkan *Maleakhi (#/TB Mr 3:1*).
Waktu Yesus disebut Kristus oleh Petrus, Petrus ditegur (#/TB Mr 8:29*) dan
disuruh diam mengenai hal itu. Hanya pada *pengadilanNya Yesus mengiakan
pertanyaan-pertanyaan Imam Besar mengenai kemesiasan itu (#/TB Mr 14:61* dst.).
Dalam #/TB Mat 26:64*, jawaban Yesus itu berbunyi: ‘engkau telah
menyatakannya’, yang mengecilkan artinya untuk pengadilan-Nya sekarang, tetapi
segera Yesus pasti akan menerima kedudukan yang mengukuhkan kehormatan
mesianikNya ‘di sebelah kanan Allah’. Suatu ucapan penghujatan yang tidak
memerlukan bukti lain dalam pengadilan. Jawaban Yesus kepada *Pilatus (#/TB Mat
27:11*) juga merupakan pengakuan kemesiasan-Nya, tetapi tanpa penjelasan atau
pembenaran — kecuali dalam Injil (#/TB Yoh 18:36*) ada pernyataan:
‘Kerajaan-Ku bukan dari dunia ini’.
Pengertian Menurut Zaman
Sekarang
Pada
waktu kebanyakan anggota Gereja tidak lagi berkebangsaan Yahudi, sebutan
‘Kristus’ kehilangan anti aslinya sebagai Mesias, yang diurapi. Orang-orang
bukan Yahudi tidak berkepentingan akan seorang Mesias, yang akan membangun
kembali kerajaan Israel. Maka Kristus menjadi kata sifat untuk Yesus (mungkin
dicampuradukkan dengan kata ‘Chrestos’, yang berarti ‘baik’). Kemudian Kristus
ini menjadi nama kecil. Malah Paulus, yang adalah seorang Yahudi, sudah mulai
menggunakan sebutan ‘Kristus’ sebagai ganti nama Yesus, atau digabungkan
bersamanya.
Mesias Dalam Kitab Yesaya
Kitab
Yesaya secara umum menyatakan suatu kebenaran doktrin yang benar-benar
mengagunggkan. Dimana Kitab Yesaya
sendiri terbagi dalam beberapa bagian sebagai bentuk penjabaran akan doktrinal
orang percaya. Dalam Bagian I secara
khusus berbicara tentang Doktrin mengenai Allah, Bagian II membicarakan Doktrin
Keselamatan. Keselamatan hanya datang
dari Allah, dan melalui pelayanan Sang Hamba TUHAN. Keselamatan mencakup pembebasan dari hukuman
dosa, dan suatu kehidupan baru yang penuh perlindungan, sukacita, dan damai
sejahtera. Lingkupnya mencakup seluruh
dunia. Bagaimana spesifikasi dari Mesias
dalam Yesaya itu sendiri?
Mesias
adalah korban dari Allah
Di
dalam Yesaya 49:1-7 diceritakan tentang
pelayanan ilahi Sang Hamba TUHAN sebagai Nabi. Walaupun dalam Yesaya 49:3,
bahwa Sang Hamba disapa dengan nama Israel, kita harus memahami nama ini
sebagai nama yang dipakai untuk Dia yang mendasari hubungan perjanjian dan yang
melandasi semua isi perjanjian, yaitu Oknum yang memenuhi sendiri
harapan-harapan Allah akan suatu umat kudus.
Ini memiliki kesama-artian dengan bagaimana Abraham dalam iman berkata
bahwa Allah akan menyediakan Anak Domba bagi diri-Nya sendiri. Demikian Allah menyediakan korban bagi bentuk
penebusan dosa juga bentuk penghargaan akan Allah yang Mulia dan tinggi
luhur. Korban yang tidak bercacat
seturut penentuan dan penilaian Allah karena bentuk pendamaian ini bukan hanya
bagi satu atau beberapa dosa akan tetapi bagi beban yang sungguh harus dipikul
dan dituntaskan oleh karena keberdosaan manusia.[2]
Dalam
keberadaan manusia yang berdosa, setiap korban yang diberikan sesungguhnya
tidak dapat menebus atau bahkan menghilangkannya demikian korban sejati
sesungguhnya ada dalam pribadi seorag Utusan Allah yang dikenal “Hamba Tuhan”
dalam kitab Yesaya. Penyelamatan akan
manusia jelas hanya dapat dilakukan oleh yang menciptakan manusia demikian
sepertinya ini merupakan bukan sekedar nubuatan tetapi bentuk laporan
kedatangan penyelamatan yang akan dikerjakan Allah sendiri melalui Hamba-Nya
tersebut.
Mesias Akan Lahir Sebagai Raja Di Betlehem
Mesias dikenal dalam
Perjanjian Baru seturut tradisi yahudi yang dari mulanya telah dinantikan. Dengan predikat pada Mesias sebagai seorang
yang akan datang, melenyapkan ketakutan, kekuatiran, peperangan juga kesedihan. Bahkan dalam Yesaya menjabarkan dan dikutip
oleh Matius terkait kelahiran Mesias yang akan terjadi di Betlehem dan Mesias
tersebut adalah seorang dari keturunan Daud.
Mesias juga begitu diharapkan dalam kerinduan untuk memulihkan keadaan
Israel yang telah begitu dalam kesulitan oleh keresahan peperangan, pembuangan
atau kejatuhan dalam penjajahan. Seperti
dalam Daniel 9:25 “Maka ketahuilah dan pahamilah: dari saat firman itu keluar,
yakni bahwa Yerusalem akan dipulihkan dan dibangun kembali, sampai pada
kedatangan seorang yang diurapi, seorang raja, ada tujuh kali tujuh masa; dan
enam puluh dua kali tujuh masa lamanya kota itu akan dibangun kembali dengan
tanah lapang dan paritnya, tetapi di tengah-tengah kesulitan.” Maksud dari nats ini ialah Allah sungguh
menjanjikan suatu pemulihan bagi Yerusalem, dan tidak dengan suatu keberadaan
yang jelas atau dapat dimengerti manusia.
Mengapa? Karena dalam keberadaan janji yang ada Allah menetapkan adanya
Firman yang akan keluar dan di kala itu terjadi pembaharuan oleh pemulihan yang
akan dikerjakan oleh Firman itu.
Keluarnya
Firman menurut Daniel menyatakan bagaimana pemerintahan yang baru akan segera
datang berjalan dalam jangka waktu yang telah ditetapkan tetapi, kerajaan dan
pemerintahan-Nya tidak akan pernah berakhir (kekal). Dia akan membangun kota-kota yang lama dengan
tanah lapang dan paritnya. Yang menjadi
fokus di sini ialah bagaimana pemakaian kata “tetapi di tengah-tengah
kesulitan.” Yang berarti di masa
pemulihan oleh seorang yang diurapi sebagai seorang raja itu terjadi di saat
(di tengah-tengah) kesulitan.[3]
Mesias Adalah Hamba Allah Yang Taat
Dalam
Yesaya 52:13-53:12 menyatakan bagaimana bentuk absolut dari Kasih itu sendiri
yang dalam gambaran pada ayat ini adalah gambaran Kasih Agape yang berkorban
dalam ketaatan dan kebenaran tanpa pamrih yang sempurna, yang hanya dapat
diberi oleh Allah sendiri dan diterima dari Allah saja.
Dalam
Yesaya 53:3-4 menyatakan bagaimana Ia dihina, dihindari, penuh kesengsaraan dan
yang biasa menderita kesakitan. Dia
sangat dihina, bahkan setiap orang menutup muka terhadap Dia (bentuk jijik atau
benar-benar tidak suka akan sesuatu yang dihindari itu), dan bahkan Dia tidak
masuk dalam hitungan setiap orang.
Tetapi sesungguhnya penyakit kitalah yang ditanggung-Nya dan
kesengsaraan yang harusnya tertimpa atas kita yang ditanggung oleh Dia.
Diantara
setiap orang menyatakan bahwa karena melawan Allah, Dia kena tulah dan hukuman
yakni seakan-akan dipukul dan ditindas Allah.
Tetapi Dia tertikam oleh karena pemberontakkan kita, Dia yang diremukkan
padahal dari kejahatan yang kita lakukan sendiri. Dapat dijabarkan secara jelas bagaimana untuk
Kasih Allah yang besar itu Dia rela menderita bahkan tanpa melewatkan satu pun
kesalahan. Setiap upah dan akibat
kejahatan itu tuntas ditebus bahkan tak hanya itu dialami-Nya setiap hukuman
itu dan tetap mengasihi kita.
Demikian
kebenaran Firman yang ada dalam Yesaya 53:1-12 sungguh menunjukkan bagaimana
Mesias adalah gambaran kebenaran yang agung dalam ketaatan-Nya:
1. Siapakah
yang percaya kepada berita yang kami dengar, dan kepada siapakah tangan
kekuasaan TUHAN dinyatakan?
2. Sebagai
taruk ia tumbuh di hadapan TUHAN dan sebagai tunas dari tanah kering. Ia tidak
tampan dan semaraknyapun tidak ada sehingga kita memandang dia, dan rupapun
tidak, sehingga kita menginginkannya.
3. Ia
dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa
menderita kesakitan; ia sangat dihina, sehingga orang menutup mukanya terhadap
dia dan bagi kitapun dia tidak masuk hitungan.
4. Tetapi
sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang
dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah.
5. Tetapi
dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena
kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan
kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh.
6. Kita
sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri,
tetapi TUHAN telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian.
7. Dia
dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutnya seperti
anak domba yang dibawa ke pembantaian; seperti induk domba yang kelu di depan
orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya.
8. Sesudah
penahanan dan penghukuman ia terambil, dan tentang nasibnya siapakah yang
memikirkannya? Sungguh, ia terputus dari negeri orang-orang hidup, dan karena
pemberontakan umat-Ku ia kena tulah.
9. Orang
menempatkan kuburnya di antara orang-orang fasik, dan dalam matinya ia ada di
antara penjahat-penjahat, sekalipun ia tidak berbuat kekerasan dan tipu tidak
ada dalam mulutnya.
10. Tetapi
TUHAN berkehendak meremukkan dia dengan kesakitan. Apabila ia menyerahkan
dirinya sebagai korban penebus salah, ia akan melihat keturunannya, umurnya
akan lanjut, dan kehendak TUHAN akan terlaksana olehnya.
11. Sesudah
kesusahan jiwanya ia akan melihat terang dan menjadi puas; dan hamba-Ku itu,
sebagai orang yang benar, akan membenarkan banyak orang oleh hikmatnya, dan
kejahatan mereka dia pikul.
12. Sebab
itu Aku akan membagikan kepadanya orang-orang besar sebagai rampasan, dan ia
akan memperoleh orang-orang kuat sebagai jarahan, yaitu sebagai ganti karena ia
telah menyerahkan nyawanya ke dalam maut dan karena ia terhitung di antara
pemberontak-pemberontak, sekalipun ia menanggung dosa banyak orang dan berdoa
untuk pemberontak-pemberontak.
Tanggapan Kekristenan Mengenai Kemesiasan Dalam Kitab Yesaya
Dr.
J. Blommendaal sebagai salah satu tokoh pendidik Kristen asal Nederland yang
pernah melayani di Makasar, mengutarakan bagaimana kekristenan menekankan
kemesiasan dalam Kitab Yesaya sebagai suatu bentuk kebenaran yang harus tetap
dikenang dan dinyatakan. Bukan karena
manusia mengenal dan tahu tetapi jauh dari itu karena Allah menetapkan oleh
kebenaran-Nya dan oleh kerelaan kasih-Nya, Dia memberikan bentuk covenant of
redemption.[4]
Menurut
Blommendaal dibeberapa bagian dari kitab Yesaya yang ditekankan yakni bentuk
Deutero-Yesaya (penulis kedua Yesaya).
Dalam deutero Yesaya ada terdapat konsepsi hamba Tuhan, teristimewa
dalam “nyanyian-nyanyian Hamba Tuhan” yang empat kali terdapat dalam kitab ini
:
1. Dalam
Yesaya 42:1-7 (dst.) = Hamba Tuhan dipanggil oleh Allah dan mendapat dari
pada-Nya Roh untuk menyatakan hukum Allah kepada bangsa-bangsa lain.
2. Yesaya
49:1-6/7 = Hamba Tuhan dipanggil oleh Allah untuk mengembalikan Israel ke tanah-air
mereka, dan mereka harus menjadi terang bagi bangsa-bangsa.
3. Yesaya
50:4-9 = Hamba Tuhan itu sendiri mengatakan bahwa bangsa itu tidak mau
mendengarnya, sehingga mereka memukulnya, dan oleh karena itu dia menjadi malu,
tetapi dia percaya bahwa Allah menolongnya.
4. Yesaya
52:13-53:12 = Hamba Tuhan itu digambarkan sebagai seorang yang menderita untuk
keampunan dosa.[5]
Demikian
Kekristenan seakan menekankan bagaimana Mesias merupakan pengharapan bukan
hanya bagi Israel tetapi bagi bangsa-bangsa yang oleh penetapan Allah, beroleh
kehidupan dalam pemulihan oleh janji-Nya dan ini bertetapan bagi pribadi yang
ditentukan Allah. Mesias yang dijanjikan
merupakan gambaran penuntutan Allah akan hukuman dosa yang harus dijalani
manusia tetapi dalam kerelaan kasih Allah memberikan Anak-Nya yang tunggal
untuk menjalani dalam ketaatan bagian penetapan kasih dan keadilan dari Sang
Bapa yakni, Allah sendiri.
Seturut
kepercayaan oleh Firman Allah, kekristenan mengakui Mesias yang dijanjikan
ialah Yesus Kristus. Dengan Iman dalam
masa Covenant of Grace, orang percaya menggambarkan bagaimana Yesuslah utusan
Allah itu. Ini tercantum dalam
penjabaran Kebenaran Injil yang ada begitu jelas menunjukkan Yesuslah Dia yang
dihina, dikucilkan, bahkan ditikam dan dibunuh oleh pemberontakkan manusia dan
sama sekali tidak ditemui dosa oleh siapapun dalam diri-Nya selain daripada
orang yang melihat-Nya yang menyadari keberdosaan mereka dan menjadi malu
kemudian berusaha membunuh Dia karena tiada Kasih dalam diri mereka. Demikian ketakutan ada dalam diri mereka.
PENUTUP
Bagaimana
manusia dapat melihat atau menemukan kebenaran itu? Tentunya ialah dari Allah
sendiri. Bagaimana Allah dapat
menyatakannya dengan keadaan manusia yang telah berbeda dengan Allah ketika
jatuh dalam dosa? Hal yan dapat ditemukan di sini ialah Allah tetap dalam keberadaan-Nya
yang Kekal dan sama dari mulanya hingga selama-lamanya. Manusia ditetapkan dan diciptakan Allah dalam
keserupaan dan kesegambaran akan Allah.
Demikian Allah akan tetap dapat menyatakan apapun yang dikehendaki-Nya
baik dalam Firman seperti diciptakan-Nya apapun atau membentuk dalam tangan-Nya
seturut diciptakan-Nya manusia oleh tangan-Nya.
Melalui
Kitab Yesaya, manusia belajar pengajaran Iman yang berharga selain dari pada
itu adalah bagaimana, kasih dan pengharapan itu berjalan beriringan oleh karena
Allah mengasihi manusia dan membenci dosa.
Kasih Agape Allah sungguh sempurna dan tiada terbanding dengan apapun
juga. Lewat Mesias manusia melihat
bagaimana keberadaan mereka yang penuh keegoisan dalam ranah ketakutan karena
kasih sejati telah pudar atau bahkan tidak ada.
Kekristenan
sendiri pun telah mengakui bagaimana Mesias menjadi poros terutama kehidupan
manusia oleh kemurahan Allah. Dengan ini
kebenarannya bahwa Yesuslah Sang Mesias itu sendiri dan Allah berkorban
memberikan korban dari-Nya bagi diri-Nya sendiri. Hendaknya melalui kebenaran yang telah kita
dapati bersama ini dapat memberikan peneguhan dan penguatan bagaimana Mesias
dapat dikenal melalui berbagai Firman-Nya dan dalam bagian ini beberapa bagian
dalam Kitab Yesaya menjadi patokannya.
DAFTAR PUSTAKA
Komplikasi Kamus Alkitab@sabda.org.
Blommendaal, J. Pengantar
kepada Perjanjian Lama. BPK.Gunung
Mulia. Jakarta.1979
Wycliffe. Sabda.org.
0 komentar:
Post a Comment