3:11 AM
0



Pendahuluan          
Kitab Mazmur adalah salah satu kitab dalam Perjanjian Lama yang berisikan kidung pujian, teguran, nasehat, ratapan,  doa, yang bertujuan untuk menegur, memperbaiki kelakuan, untuk mendidik dan untuk memperlengkapi manusia untuk setiap pekerjaan yang baik.[1]  Tema-tema dalam kitab Mazmur sangatlah banyak yang mana merangkum semua isi pesan dan makna yang disampaikan kepada pembaca atau umat Tuhan sendiri.  Kitab Mazmur memiliki sejarah yang sangat panjang.[2]  Dalam kitab Mazmur berbagai macam kisah yang menjadi pelajaran bagi umat Tuhan sampai saat ini.  Salah seorang yang banyak menulis kitab ini adalah Daud.

Mazmur 18
            Tema-tema dalam Kitab Mazmur ini salah satunya adalah dalam Mazmur 18 yaitu “Allah beserta Daud”.[3]  Mazmur 18 ini merupakan puji-pujian dari hamba Tuhan yaitu Daud sendiri ketika Daud sudah dibebaskan dari cengkraman musuhnya dan juga dari Saul.  Setelah Daud memperoleh semua kemenangan-kemenangan Daud memberikan sebuah kidung pujian tentang kemenangan di mana di dalamnya diberitakan bahwa Allah dalam kebenaranNya mengambil seorang anak gembala dan membuatnya Raja di bumi.[4]
            Mazmur 18 ini ditulis oleh Daud ketika Daud memperluas daerah kerajaannya.  Mazmur 18 ini ditulis juga dalam 2 Samuel 22.  Jadi, pujian ini ditulis Daud setelah Daud menang dari peperangan mengalahkan semua musuh-musuhnya baik orang Filistin, orang Edom, dan kerajaan-kerajaan lain pada waktu itu.  Daud sendiri juga luput dari tangan Saul sehingga dikatakan bahwa ucapan syukur Daud dalam bentuk kidung untuk mengingatkan dihadapan Allah betapa baiknya Allah yang menolong dalam kesesakan.[5]
            Dalam Mazmur 18 ini Daud mengungkapkan rasa syukur atas banyaknya keselamatan yang telah Allah kerjakan baginya. Mazmur ini merupakan sebuah gubahan yang mengagumkan.  Puisinya begitu anggun, gambaran-gambarannya begitu nyata, dan ungkapannya begitu dalam. Setiap kata di dalamnya begitu tepat dan bermakna.  Tetapi lebih dari itu, kesalehan di dalamnya jauh lebih indah daripada bentuk puisinya. Di sini, iman yang kudus, kasih, sukacita, pujian dan harapan begitu menggugah, giat dan menyemangati.  Daud benar-benar mengagungkan Allah yang telah berkarya nyata dalam kehidupannya terkhusus dalam keadaan yang sangat genting.  Hanya Allah saja yang mampu menolong yang mengangkat dari segala beban, yang menjadi tempat perlindungan.[6]

Mazmur 18:3 “Allah Kota Bentengku”
Dalam Mazmur 18:3 dilukiskan bagaimana lambang-lambang pemeliharaan Allah bagi Daud dan seluruh umat manusia: "bukit batuku","kubu pertahananku", “penyelamatku","perisaiku","tanduk keselamatanku", "kota bentengku".  Allah memiliki bervariasi cara dalam memelihara umatnya.[7] Terkhusus dalam Mazmur 18:3 “AllahKu kota bentengku” merupakan sebuah metafora yang menyamakan providensi Allah sebagai sebuah benteng.  Benteng di sini adalah sebuah tempat yang aman untuk mengangkat di atas beban-beban kehidupan. ”Allah kota bentengku” merupakan suatu ungkapan yang menggambarkan bahwa Allah itu bagaikan benteng.[8]
Di Israel atau orang Ibrani benteng menunjuk ke satu menara atau satu bangunan yang didirikan untuk tujuan pertahanan.  Seperti di dalam Yesaya 33:16 ; 29:7.  Pada zaman kuno benteng adalah pertahanan.  Pada zaman Alkitab ‘kota’ dan ‘benteng’ searti. Kadang-kadang segi pertahanan suatu kota ditekankan dengan menyebutnya ‘kota berkubu’ atau ‘bertembok’, dibedakan dari desa-desa yg tidak bertembok.  Cerita pembangunan Yerusalem oleh Nehemia membuktikan bahwa syarat suatu kota harus memiliki tembok.  Jika Kota dibangun di suatu tempat yg secara alami mudah dipertahankan, tentu asal ada sumber air di dalamnya. Bukit yg curam misalnya Samaria atau yg sangat sukar diserang (Mis. Ofel, tempat Yerusalem pada zaman Daud), merupakan tempat yg ideal.  Ada kota yg menguasai jalan atau jalur komunikasi, atau sumber air yg kaya seperti Betel. Kota-kota ini dan juga perkampungan di lereng lereng bukit yg puncaknya dibentengi, membutuhkan benteng buatan manusia.  Jadi, benteng ini ada pertahanan agar orang-orang yang berlindung di dalamnya aman.  Karena itu pada zaman Israel tembok dan benteng lain dibutuhkan untuk mencegah masuknya tentara musuh, juga sebagai tempat menembak yg terlindung bagi tentara yg mempertahankan kota. Tembok, gundukan tanah, menara, dinding buntung, arena tempur, lobang tembak dan dinding pelindung, semuanya itu pernah dipakai sebagai sarana dari kota benteng.[9]
Berdasarkan “benteng” pada saat itu sebagai pertahanan, Daud sendiri mengatakan “Allah kota bentengku” menggambarkan Allah yang adalah perlindungan yang kokoh yang kuat dan Daud sendiri tidak mudah diserang karena Daud memiliki kota benteng yaitu Allah yang merupakan tempat yang aman.  Pada saat Daud menghadapi segala macam masalah dan serangan baik dari musuh-musuhnya maupun Saul, Allah telah meluputkan Daud dan memberikan kemenangan baginya.  Dalam ayat-ayat berikutnya diuraikan bagaimana Allah bertindak atas dirinya.  Perlindungan Allah yang sempurna bagi hidup Daud merupakan juga dinyatakan bagi umat Allah.  orang yang selalu mengandalkan Allah dan setia kepada Allah, Allah takkan meninggalkan mereka. 
Kota benteng yang digambarkan Daud sebagai Allah adalah benar.  Bukan berarti bahwa Allah adalah benteng atau sejenis bangunan.  Tidak tapi ini hanyalah lambang yang memberikan bandingan sesuatu hal yang sangat penting yang berguna, bermanfaat.  Bukan berarti Allah dibandingkan.  Tapi dalam hal ini ada maknanya.  Seperti misalnya “buku adalah jendela dunia”.  Buku bukan berarti jendela rumah.  Tapi memiliki makna bahwa jendela itu adalah sebuah celah yang bisa membuat cahaya bisa masuk ke dalam rumah, jadi jendela dipakai sebagai makna dari sebuah buku bahwa buku itu membawa hal yang sangat penting apabila dibaca dipahami dan dimengerti.  Demikian sebenarnya pengandaian Daud kepada Allah.  Allah telah menjadi benteng bagi Daud yaitu telah menjadi pertahanan yang aman.  Allah melindung Daud dari kesesakan karena dikejar-kejar musuh pada saat itu. 

Kesimpulan
            Jadi, dalam Mazmur 18:3 khususnya “Allah kota bentengku” merupakan lambang providensi Allah yang sempurna bagi Daud pada waktu Daud dalam kesesakn melawan musuh dan Saul.  Allah telah memberikan kemenangan dan melepaskan Daud dari bahaya dan Daud memberika pujian-pujian bagi Allah sebagai bentuk syukur yang mendalam atas perlindungan Tuhan.
            Benteng dikatakan sebagai  pertahanan yang aman bagi orang Israel zaman kuno.  Demikian Allah adalah benteng yang aman yang melindungi dari musuh.  Allah bukan hanya Kota Benteng bagi Daud tapi juga bagi kita saat ini orang-orang yang berharap dan percaya pada Tuhan yang Mahakuasa.


Sumber Referensi Buku
PurwantoTeguh, Eksposisi PL.  III Kitab-kitab Puisi, Sidoarjo:  STTIE, 2015
Alkitab Edisi Studi, Jakarta:  LAI, 2010
MarbunStefanus, Pembimbing Pengetahuan Perjanjian Lama, Pacet: STTIP, 2014
Alkitab Penuntun, Malang:  Gandum  Mas, 2016
Barth, Teologi Perjanjian lama 2, Jakarta:  BPK Gunung Mulia, 1982
Ensiklopedi Alkitab Masa Kini




[1]Teguh Purwanto, Eksposisi PL.  III Kitab-kitab Puisi (Sidoarjo:  STTIE, 2015),  Hlm.  10.
[2]Alkitab Edisi Studi, (Jakarta:  LAI, 2010), hlm.  867.
[3]Stefanus Marbun, Pembimbing Pengetahuan Perjanjian Lama (Pacet: STTIP, 2014), hlm.  15
[4]Ibid.  15.
[5]Sabda
[6]Sabda
[7]Alkitab Penuntun, (Malang:  Gandum  Mas, 2016), hlm.  1089.
[8]Barth, Teologi Perjanjian lama 2 (Jakarta:  BPK Gunung Mulia, 1982), hlm.  68.
[9]Ensiklopedi Alkitab Masa Kini

0 komentar:

Post a Comment