Pendahuluan
Kitab
Mazmur adalah salah satu kitab dalam Perjanjian Lama yang berisikan kidung
pujian, teguran, nasehat, ratapan, doa,
yang bertujuan untuk menegur, memperbaiki kelakuan, untuk mendidik dan untuk
memperlengkapi manusia untuk setiap pekerjaan yang baik.[1] Tema-tema dalam kitab Mazmur sangatlah banyak
yang mana merangkum semua isi pesan dan makna yang disampaikan kepada pembaca
atau umat Tuhan sendiri. Kitab Mazmur
memiliki sejarah yang sangat panjang.[2] Dalam kitab Mazmur berbagai macam kisah yang
menjadi pelajaran bagi umat Tuhan sampai saat ini. Salah seorang yang banyak menulis kitab ini
adalah Daud.
Mazmur 18
Tema-tema dalam Kitab Mazmur ini
salah satunya adalah dalam Mazmur 18 yaitu “Allah beserta Daud”.[3] Mazmur 18 ini merupakan puji-pujian dari
hamba Tuhan yaitu Daud sendiri ketika Daud sudah dibebaskan dari cengkraman
musuhnya dan juga dari Saul. Setelah
Daud memperoleh semua kemenangan-kemenangan Daud memberikan sebuah kidung
pujian tentang kemenangan di mana di dalamnya diberitakan bahwa Allah dalam
kebenaranNya mengambil seorang anak gembala dan membuatnya Raja di bumi.[4]
Mazmur 18 ini ditulis oleh Daud
ketika Daud memperluas daerah kerajaannya.
Mazmur 18 ini ditulis juga dalam 2 Samuel 22. Jadi, pujian ini ditulis Daud setelah Daud
menang dari peperangan mengalahkan semua musuh-musuhnya baik orang Filistin,
orang Edom, dan kerajaan-kerajaan lain pada waktu itu. Daud sendiri juga luput dari tangan Saul
sehingga dikatakan bahwa ucapan syukur Daud dalam bentuk kidung untuk mengingatkan
dihadapan Allah betapa baiknya Allah yang menolong dalam kesesakan.[5]
Dalam Mazmur 18 ini Daud mengungkapkan
rasa syukur atas banyaknya keselamatan yang telah Allah kerjakan baginya.
Mazmur ini merupakan sebuah gubahan yang mengagumkan. Puisinya begitu anggun, gambaran-gambarannya
begitu nyata, dan ungkapannya begitu dalam. Setiap kata di dalamnya begitu
tepat dan bermakna. Tetapi lebih dari
itu, kesalehan di dalamnya jauh lebih indah daripada bentuk puisinya. Di sini,
iman yang kudus, kasih, sukacita, pujian dan harapan begitu menggugah, giat dan
menyemangati. Daud benar-benar
mengagungkan Allah yang telah berkarya nyata dalam kehidupannya terkhusus dalam
keadaan yang sangat genting. Hanya Allah
saja yang mampu menolong yang mengangkat dari segala beban, yang menjadi tempat
perlindungan.[6]
Mazmur 18:3 “Allah Kota Bentengku”
Dalam Mazmur 18:3 dilukiskan
bagaimana lambang-lambang pemeliharaan Allah bagi Daud dan seluruh umat
manusia: "bukit batuku","kubu pertahananku", “penyelamatku","perisaiku","tanduk
keselamatanku", "kota bentengku". Allah memiliki
bervariasi cara dalam memelihara umatnya.[7] Terkhusus dalam Mazmur
18:3 “AllahKu kota bentengku” merupakan sebuah metafora yang menyamakan
providensi Allah sebagai sebuah benteng.
Benteng di sini adalah sebuah tempat yang aman untuk mengangkat di atas
beban-beban kehidupan. ”Allah kota bentengku” merupakan suatu ungkapan yang
menggambarkan bahwa Allah itu bagaikan benteng.[8]
Di Israel atau orang Ibrani
benteng menunjuk ke satu menara atau satu bangunan yang didirikan untuk tujuan
pertahanan. Seperti di dalam Yesaya
33:16 ; 29:7. Pada zaman kuno benteng
adalah pertahanan. Pada zaman Alkitab
‘kota’ dan ‘benteng’ searti. Kadang-kadang segi pertahanan suatu kota
ditekankan dengan menyebutnya ‘kota berkubu’ atau ‘bertembok’, dibedakan dari
desa-desa yg tidak bertembok. Cerita
pembangunan Yerusalem oleh Nehemia membuktikan bahwa syarat suatu kota harus
memiliki tembok. Jika Kota dibangun di
suatu tempat yg secara alami mudah dipertahankan, tentu asal ada sumber air di
dalamnya. Bukit yg curam misalnya Samaria atau yg sangat sukar diserang (Mis.
Ofel, tempat Yerusalem pada zaman Daud), merupakan tempat yg ideal. Ada kota yg menguasai jalan atau jalur
komunikasi, atau sumber air yg kaya seperti Betel. Kota-kota ini dan juga
perkampungan di lereng lereng bukit yg puncaknya dibentengi, membutuhkan
benteng buatan manusia. Jadi, benteng
ini ada pertahanan agar orang-orang yang berlindung di dalamnya aman. Karena itu pada zaman Israel tembok dan
benteng lain dibutuhkan untuk mencegah masuknya tentara musuh, juga sebagai
tempat menembak yg terlindung bagi tentara yg mempertahankan kota. Tembok,
gundukan tanah, menara, dinding buntung, arena tempur, lobang tembak dan
dinding pelindung, semuanya itu pernah dipakai sebagai sarana dari kota
benteng.[9]
Berdasarkan “benteng” pada
saat itu sebagai pertahanan, Daud sendiri mengatakan “Allah kota bentengku”
menggambarkan Allah yang adalah perlindungan yang kokoh yang kuat dan Daud
sendiri tidak mudah diserang karena Daud memiliki kota benteng yaitu Allah yang
merupakan tempat yang aman. Pada saat
Daud menghadapi segala macam masalah dan serangan baik dari musuh-musuhnya maupun
Saul, Allah telah meluputkan Daud dan memberikan kemenangan baginya. Dalam ayat-ayat berikutnya diuraikan
bagaimana Allah bertindak atas dirinya.
Perlindungan Allah yang sempurna bagi hidup Daud merupakan juga
dinyatakan bagi umat Allah. orang yang
selalu mengandalkan Allah dan setia kepada Allah, Allah takkan meninggalkan
mereka.
Kota benteng yang
digambarkan Daud sebagai Allah adalah benar.
Bukan berarti bahwa Allah adalah benteng atau sejenis bangunan. Tidak tapi ini hanyalah lambang yang memberikan
bandingan sesuatu hal yang sangat penting yang berguna, bermanfaat. Bukan berarti Allah dibandingkan. Tapi dalam hal ini ada maknanya. Seperti misalnya “buku adalah jendela
dunia”. Buku bukan berarti jendela
rumah. Tapi memiliki makna bahwa jendela
itu adalah sebuah celah yang bisa membuat cahaya bisa masuk ke dalam rumah,
jadi jendela dipakai sebagai makna dari sebuah buku bahwa buku itu membawa hal
yang sangat penting apabila dibaca dipahami dan dimengerti. Demikian sebenarnya pengandaian Daud kepada
Allah. Allah telah menjadi benteng bagi
Daud yaitu telah menjadi pertahanan yang aman.
Allah melindung Daud dari kesesakan karena dikejar-kejar musuh pada saat
itu.
Kesimpulan
Jadi,
dalam Mazmur 18:3 khususnya “Allah kota bentengku” merupakan lambang providensi
Allah yang sempurna bagi Daud pada waktu Daud dalam kesesakn melawan musuh dan
Saul. Allah telah memberikan kemenangan
dan melepaskan Daud dari bahaya dan Daud memberika pujian-pujian bagi Allah
sebagai bentuk syukur yang mendalam atas perlindungan Tuhan.
Benteng
dikatakan sebagai pertahanan yang aman
bagi orang Israel zaman kuno. Demikian
Allah adalah benteng yang aman yang melindungi dari musuh. Allah bukan hanya Kota Benteng bagi Daud tapi
juga bagi kita saat ini orang-orang yang berharap dan percaya pada Tuhan yang
Mahakuasa.
Sumber Referensi Buku
PurwantoTeguh,
Eksposisi PL. III Kitab-kitab Puisi, Sidoarjo: STTIE, 2015
Alkitab
Edisi Studi,
Jakarta: LAI, 2010
MarbunStefanus,
Pembimbing Pengetahuan Perjanjian Lama,
Pacet: STTIP, 2014
Alkitab
Penuntun, Malang: Gandum
Mas, 2016
Barth,
Teologi Perjanjian lama 2,
Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1982
Ensiklopedi Alkitab Masa Kini
[1]Teguh Purwanto, Eksposisi PL. III Kitab-kitab Puisi (Sidoarjo: STTIE, 2015),
Hlm. 10.
[3]Stefanus Marbun, Pembimbing Pengetahuan Perjanjian Lama
(Pacet: STTIP, 2014), hlm. 15
[4]Ibid. 15.
[5]Sabda
[6]Sabda
[8]Barth, Teologi Perjanjian lama 2 (Jakarta:
BPK Gunung Mulia, 1982), hlm. 68.
0 komentar:
Post a Comment