Kristologi merupakan
bagian yang membahas lebih mendalam tentang pribadi Yesus. Secara umum, nama “Yesus” baru tenar di dalam
Perjanjian Baru. Hal ini terjadi karena
kurangnya pemahan mendalam tentang Trinitas yaitu Tritunggal. Bahwasanya Yesus juga sudah ada sebelum
sejarah manusia dan bahkan sebelum penciptaan.[1] Keadaan seperti ini biasanya disebut
Pra-eksistensi Yesus yang artinya Yesus ada pada masa Perjanjian Lama. Di dalam Perjanjian Lama yang menonjol
penggunaan nama adalah “Allah”. Pada
umumnya banyak pemahaman bahwa Yehova dalam Perjanjian Lama berbeda dengan
Yesus di dalam Perjanjian Baru.[2]
Meskipun dalam Perjanjian Lama nama
“Yesus” tidak kelihatan, tetapi bukan berarti Yesus belum ada. Sebenarnya Yesus belum berkarya karena dalam
Perjanjian Baru Yesus baru memulai karya agungNya secara langsung melalui inkarnasinya di
dunia menjadi manusia. Di dalam Perjanjian Lama, Yesus menampakkan
diriNya dalam berbagai bentuk untuk berkomunikasi dengan umatNya. Dalam Perjanjian Lama Yesus datang ke dunia
untuk menggenapi tujuanNya melalui nama yang berbeda-beda. Selain hal itu juga, Yesus menyatakan
kehadiranNya diantara umat Israel dalam bentuk simbolik. Misalnya ketika orang Yahudi kuno menjalankan
ibadah kurban dan membunuh anak domba atau kambing.[3]
Lalu bagaimana pandangan Kristologi
dalam Perjanjian Lama? Dalam Perjanjian
Lama pribadi Yesus belum kelihatan secara jelas seperti dalam Perjanjian Baru. Akan tetapi Perjanjian Lama telah jauh
memberikan nubuat tentang Yesus sebagai pribadi kedua Tritunggal. Ada banyak ayat yang menjelaskan tentang
Yesus yang akan datang memerintah secara langsung dan itu sudah tergenapi dalam
zaman Perjanjian Baru.[4] Apakah karna Yesus baru nyata secara langsung
di Perjanjian Baru berarti kisah Yesus baru ada di Perjanjian Baru juga? Tidak.
Sejak kekekalan Dia ada.
A. Penjelasan Ayat (Maz. 2)
Salah satu Kitab dalam Perjanjian
Lama yang juga membahas pribadi Yesus adalah kitab Mazmur. Kitab Mazmur adalah kitab yang berisi
nyanyian pujian, doa untuk pertolongan Allah, dan syair yang menyatakan
kepercayaan umat kepada Allah.[5] Adapun dalam kitab Mazmur yang membahas
tentang Mesias adalah khususnya dalam pasal 2.
Ini bisa dikatakan salah satu nubuat tentang Yesus. Mazmur 2 ini
merupakan nyanyian raja pada hari pemahkotannya. Inti pernyataan Mazmur ini adalah mengenai
hubungan antara raja-raja dunia dengan kekuasaan Tuhan dan yang
diurapiNya. Permufakatan melawan dan untuk
membebaskan diri dari kekuasaan raja Israel secara langsung adalah suatu
pemberontakan melawan Tuhan karena raja Israel telah ditetapkan menjadi Putra
Tuhan sendiri. Dia diberi kuasa untuk menjadikan bangsa-bangsa milik
pusakanya. Kekuasaan raja Israel tidak
dapat dimengerti lepas dari kekuasaan Tuhan.
Tujuan Mazmur ini dikatakan pengakuan akan Tuhan sebagai Allah yang
mengurapi dan melantik rajaNya di Sion.[6]
Di dalam Perjanjian Allah, Allah
hanya memerintah melalui pesan kepada para nabi (Theokrasi) dan memasuki masa
kerajaan (Monarki), Allah juga tetap memakai nabi-nabi untuk menegur dan
menyampaikan petunjuk kepada umatnya.[7] Akan tetapi bangsa-bangsa masih rusuh dan
gaduh karena mereka ingin melepaskan diri dari status sebagai taklukan. Akan tetapi itu sia-sia saja. Dan Allah menanggapi ini sebagai cemoohan
karena bagaimanapun manusia berusaha maka itu hanya sia-sia saja.[8] Yang pada akhirnya Allah sendiri akan
menetapkan dan menggenapkan penetapan itu dalam diri Yesus untuk menguasai bangsa-bangsa
dan bahkan meremukkan dengan gada besi.
Istilah gada besi ini adalah memerintah dengan keras.[9]
Mengapa hal ini dikatakan Allah
karena manusia sendiri bahkan dalam ayat 10 raja-raja dan hakim dunia sudah
menyimpang dari aturan yang benar. Sehingga
Allah kembali mengingatkan mereka untuk bersikap bijak, beribadah yang benar,
taat dan senantiasa berlindung padaNya.[10] Sebenarnya Dia itu siapa? Dia adalah yang
yang dijanjikan yaitu Yesus. Ayat 7,
dengan tegas Allah mengatakan Anakku Engkau.
Ini adalah menunjuk pada Pribadi Yesus sendiri yang adalah Mesias. Akan tetapi nubuat Mesias dalam konteks ini
belum belum tergenapi karena dalam konteks ini adalah Yesus dinubuatkan tentang
kedatangannya yang kedua kali yaitu tentang penghakiman dan penegakan hukum di
dunia untuk meremukkan kerajaan-kerajaan yang tidak sesuai dengan keinginan
Allah dan mendirikan kerajaan kekalNya.[11]
B. Teologi Kristologi Berdasarkan Mazmur Pasal 2
Beberapa
Mazmur disebut “Mesianis” karena gambaran profetiknya tentang Yesus sang Mesias
(Kristus) yang meliputi kehidupan, kematian, kebangkitan dan pemerintahanNya di
masa yang akan datang.[12] Mazmur 2 ini dipandang sebagai Mazmur
Mesianis. Sangat dilandaskan pada
peristiwa historis seperti dicatat dalam 2 Samuel 5:3, atau penobatan saat
salah satu penobatan salah seorang raja keturunan Daud. Puisi ini memamerkan keseluruhan dunia yang
menata dirinya menentang Tuhan dan yang melawan pemerintahanNya dan
membandingkan hasutan dan kesia-siaan kaum pemberontak dengan ketetapan dan
tujuan Allah yang tidak terganggu.[13]
Dalam
Mazmur ini menggambarkan pemberontakan bangsa-bangsa dan kedatangan Kristus
untuk mendirikan kerajaan kekalNya.
Allah adalah Mahakuasa dan mengetahui pemberontakan dan rancangan
bangsa-bangsa untuk menentang yang diurapiNya.
Dalam ayat 4 jelas, bahwa Allah hanya tertawa. Istilahnya adalah “mencemoohkan” manusia yang
hanya melakukan usaha sia-sia dalam menentang yang diurapiNya.[14]
Ayat
5, frasa “Maka” menandai pengakhiran dari zaman kebebasan manusia yang
kelihatan dan pengukuhan tujuan Allah di atas dunia ini. Demikian pastilah memuncak yang telah ditetapkan itu sehingga Allah tidak
keberatan membiarkan abad-abad bagi bangsa-bangsa untuk masa pemberontakan
mereka dan mematangkan rencana mereka untuk meneriakkan segala keberatan mereka
terhadap pemerintahanNya dan mencoba setiap upaya perlawanan. Lalu ketika waktunya sudah genap, Ia pun
campur tangan dengan murkaNya “Har” amarah yang menyala.[15]
Ungkapan
“AnakKu engkau”! dan “Engkau telah kuperanakkan hari ini” dapat dipahami juga
dalam penggenapannya di dalam Lukas 1:32 dan Kis. 13 :33; Ibrani 1:5. Hal ini menjelaskan bahwa yang dimaksud dalam
Mazmur 2:7 merupakan nubuatan tentang Yesus dan penggenapannya sempurna dalam
diri Yesus Kristus bahwa telah menduduki tahta kerajaan Daud, bapak leluhurNya. Pada hari kebangkitanNya Dia ditetapkan,
menurut Roh kekudusan, menjadi Putera / Anak Allah yang berkuasa karena oleh
kebangkitannya dari antara orang mati, Yesus Kristus Tuhan kita.[16] Serupa pula halnya dengan janji pemberian
bangsa-bangsa dan seluruh bumi, sudah lama dipahami selaku pengharapan Mesianis
yang dikenakan kepada Kristus.[17]Jadi dalam bagian ini,
nubuat dalam ayat 7 sudah tergenapi dalam diri Yesus.
Akan
tetapi, dibagian terakhir, dijelaskan bahwa bencana itu belumlah lewat seperti
yang tertulis “Meremukkan dengan gada besi, memecahkan seperti tembikar tukang
periuk”. Ini adalah berhubungan dengan
akhir zaman “Eskatologi” yaitu kedatangan Yesus dalam kemuliaanNya. Untuk diharapkan untuk masa-masa sebelum masa
yang akan datang Dia datang dengan kemuliaanNya, hendak senantiasa taat dan
bertindak bijak. Sehingga kemungkinan-kemungkinan
antara murka atau pernaungan, antara kehancuran dan berkat, terbentang
dihadapan mereka.[18]
DAFTAR
PUSTAKA
Thomas
Hwang, Kristologi Yogyakarta: AMI Korea, 2011
Alkitab Edisi Studi,
Jakarta: LAI, 2010
M. C.
Barth dan B. A. Pareira, Tafsiran
Alkitab Mazmur 1-41,Jakarta: Bpk
Gunung Mulia, 1989
Materi mata
kuliah : Tafsiran PL I
SabdaWeb.
Alkitab Penuntun,Malang: Gandum
Mas, 2016
Tafsiran Alkitab Masa Kini 2 Ayub-Malekhi, Jakarta: BPK
Gunung Mulia, 1991
[1]Thomas
Hwang. Kristologi,(Yogyakarta: AMI Korea, 2011), hlm. 179.
[2]Ibid. Thomas Hwang. Hlm.
179.
[3]Ibid. Thomas Hwang.
Hlm. 180.
[4]Ibid. Thomas Hwang.
Hlm. 201.
[6]M. C.
Barth dan B. A. Pareira.
Tafsiran Alkitab Mazmur 1-41
(Jakarta: Bpk Gunung Mulia, 1989),
hlm. 19.
[7]Materi
mata kuliah : tafsiran PL I
[8]SabdaWeb.
[9]SabdaWeb.
[10]M. C.
Barth dan B. A. Pareira.
Tafsiran Alkitab Mazmur 1-41
(Jakarta: Bpk Gunung Mulia, 1989),
hlm. 17.
[11]SabdaWeb.
[14]Ibid. Alkitab Penuntun. Hlm.
1071-1072.
[15]Ibid.
Tafsiran Alkitab Masa Kini 2 Ayub-Malekhi.
Hlm. 127.
[16]Ibid.
M. C.
Barth dan B. A. Pareira.
Hlm. 23.
[17]Ibid. Tafsiran Alkitab Masa Kini 2
Ayub-Malekhi. Hlm. 127.
[18]Ibid. Tafsiran Alkitab Masa Kini 2
Ayub-Malekhi. Hlm. 127-128.
0 komentar:
Post a Comment