Sebenarnya
kata "kanon" tidak ada dalam Alkitab, namun akar kata kanon terdapat
dalam I Raj. 14:15, Ayub 14:15, yaitu dari kata "qaneh", artinya
gelagah. Gelagah ini biasanya digunakan sebagai alat pengukur. Sehingga
Kanonisasi Kitab Perjanjian Lama menunjuk pada kitab-kitab yang diilhamkan
Allah memiliki otoritas tertinggi untuk iman dan praktek keagamaan bagi
masyarakat Ibrani, selanjutnya menjadi ukuran atau standar yang dipakai untuk
menilai kitab-kitab sejarah, tradisi dan ajaran agama yang ditulis belakangan.
Proses Pembentukan Kanon PL
Memang
tidak ada informasi yang jelas tentang proses pembentukan Kanon Kitab
Perjanjian Lama, namun secara garis besar, proses pembentukan kanon kitab
Perjanjian Lama dapat dijelaskan sebagai berikut:
1.
"Ucapan
yang berotoritas". Pada mulanya penyataan Allah kepada umat Ibrani dalam
kebanyakan kasus disampaikan dengan lisan. Misalnya: perkataan "beginilah
firman Tuhan dan dengarlah firman Tuhan" (Ul. 5:1; Yeh. 5:5).
Ucapan-uacapan yang berwenang ini diteruskan kepada generasi-generasi
berikutnya sebagai "Firman Tuhan" dalam bentuk tradisi lisan (bnd.
Yes. 48:17).
2.
Dokumen-dokumen
tertulis yang resmi. Suatu perkataan, ucapan yang berotoritas yang diilhamkan
oleh Allah dicatat dan dipelihara untuk masyarakat Ibrani dalam bentuk tulisan
(Kel. 34:3-4).
3.
Mengumpulkan
dokumen-dokumen. Proses pengumpulan kitab Perjanjian Lama memerlukan waktu yang
lama. Hal ini disebabkan karena proses penulisan kitab Perjanjian Lama yang
dilakukan kira-kira 1000 tahun dan ditulis diberbagai tempat yang berbeda.
4.
Menyortir
dokumen-dokumen tertulis dan menetapkan kanon. Kira-kira ada empat periode
penting dalam sejarah Perjanjian Lama ketika penyortiran dokumen-dokumen dan
penetapan sebuah kanon adalah penting sekali bagi keagamaan masyarakat Ibrani:
a). Selama pengalaman di Sinai sesudah peristiwa keluaran; b). Selama perlihan
dari teokrasi ke monarki di Israel ;
c). Pada masa keruntuhan Yerusalem dan sesuadah itu pembuangan ke Babel , dan; d). Sebagai
bagian dari pembaharuan di bawah pimpinan Ezra (ahli kitab), Nehemia
(gubernur), pada masa pasca pembuangan di Yerusalem.
Kriteria Penyaringan
Kanon
1.
Sifat
ilham ilahi yang hakiki dan otoritas yang dapat dikenal oleh para pemimpin keagamaan
masyarakat Ibrani melalui penerangan oleh Roh kudus. Misalnya, penyataan
langsung dari Roh Allah dalam kasus Musa dan ketujuh puluh nabi dalam Bil. 11:16-30, dan penggenapan
perkataan ilahi, seperti dalam Yer. 28:9; 44:28).
2.
Siapa
penulisnya merupakan satu faktor penting dalam menilai kitab-kitab untuk
kanonitas. Pada umumnya, orang-orang yang menulis kitab-kitab yang terhimpun
dalam kanon Ibrani menduduki jabatan kepemimpinan yang ditunjuk oleh Allah
seperti pemberian hukum, nabi, raja dan imam.
3.
Isi
tiap-tiap kitab diteliti sehubungan dengan konsistensi internal dan
pengajarannya dan kesatuan menyeluruh dari tema dan berita dengan pengalaman
perjanjian yang tersurat dalam kitab-kitab lain yang diakui sebagai
"firman Tuhan".
4.
Penggunaan
dokumen-dokumen atau kitab-kitab tertentu oleh masyarakat Ibrani tidak dapat
diragukan lagi telah mempengaruhi penyaringan kanon. Kitab-kitab yang dibaca,
dipelajari, disalin dan ditaati oleh umat Israel selanjutnya diakui sebagai
kanon.
Pada
hakekatnya, kita harus menerima bahwa Roh Kudus yang sama mengilhami
penulis-penulis manusia untuk menulis kitab-kitab itu, juga telah membimbing
para pemimpin Ibrani selama proses penyaringan kanon.
Pembagian Kitab
Perjanjian Lama
Dalam
Yudaisme, Alkitab Ibrani dikenal dengan sebutan ''tanakh", di dalamnya
mencerminkan tiga bagian dari Perjanjian Lama, yaitu: 'T' untuk Torah atau Taurat, 'N' untuk Nebiim atau nabi-nabi, dan 'K' untuk ketubim atau tulisan-tulisan. Pengelompokkan
ini telah ada sejak abad ke-II sM. Hal ini dijelaskan dalam prolog Ben Sirakh
dan Talmud Babelonia (Baba Bahtra 14b - 15a) serta tokokh-tokoh Yahudi dan
Kristen selama empat abad pertama sesudah Kristus, yaitu Philo, Yosefus,
Melito, Tertulianus, Origenes, Eusebius, Hieronimus dan Agustinus.
Kitab
Suci umat Ibrani hanya berjumlah 24 kitab bukan 39 kitab. Hal ini dikarenakan
dalam Kitab Suci umat Ibrani, kitab Samuel, Raja-raja, Tawarikh, Ezra - Nehemia
dianggap satu kitab. Sedangkan 12 kitab nabi kecil dipandang sebagai kitab
kedua belas Nabi yang menyatu. Di bawah ini akan dijelaskan pembagian kanon
Perjanjian Lama Yahudi dan Kristen:
TANAK
|
KATOLIK ROMA
DAN ORTODOKS
|
PROTESTAN
|
Torah
|
Pentateukh
|
Pentateukh
|
1.
Bereshith
(Kejadian)
2.
Shemoth
(Keluaran)
3.
Wayiqra
(Imamat)
4.
Bemidbar
(Bilangan)
5.
Debarim
(Ulangan)
|
1.
Kejadian
2.
Keluaran
3.
Imamat
4.
Bilangan
5.
Ulangan
|
1.
Kejadian
2.
Keluaran
3.
Imamat
4.
Bilangan
5.
Ulangan
|
Nevi'im
(Nabi Awal)
6. Yosua
7. Shofetim (Hakim-hakim
8. Samuel
9. Melakim (Raj-raja)
10. Yesaya
11. Yeremia
12. Yehezkiel
13. Tereasar (Dua belas)
Hosea
Yoel
Amos
Obaja
Yunus
Mikha
Nahum
Habakuk
Zefanya
Hagai
Zakharia
Maleakhi
|
Sejarah
6.
Yosua
7.
Hakim-hakim
8.
Rut
9 - 10. I & II Samuel
11-12. I & II Raja-raja
13-14. I & II Tawarikh
15-16. Ezra dan Nehemia
17. Tobit
18. Yudit
19. Ester, termasuk
tambahan pada kitab Ester
Syair dan Kebijaksanaan
20.
Ayub
21.
Mazmur
22.
Amsal
23.
Pengkhotbah
24.
Kidung Agung
25.
Kebijaksaan Salomo
26.
Eklesiastikus
(Kebijaksanaan Yesus bin Sirakh)
|
Sejarah
9.
Yosua
10.
Hakim-hakim
11.
Rut
12.
I & II Samuel
13. I
& II Raja-raja
14.
I & II Tawarikh
15
- 16. Ezra dan
Nehemia
17.
Ester
Syair
dan Hikmat
18.
Ayub
19.
Mazmur
20.
Amsal
21.
Pengkhotbah
22.
Kidung
Agung
|
Ketu'bim
14. Tehilim (Mazmur)
15. Ayub
16. Mishle (Amsal)
17. Rut
18. Shir Hashirim (Kidung Agung)
19. Kohelet (Pengkhotbah)
20. Ekah (Ratapan)
21. Ester
22. Daniel
23. Ezra-Nehemia
24. Dibre Hayamin (Tawarikh)
|
Nabi-nabi
27.
Yesaya
28.
Yeremia
29.
Ratapan
30.
Barukh, termasuk
nabi Yeremia
31.
Yehezkiel
32.
Daniel termasuk
tambahan pada kitab Daniel, Susana,
Lagu Pujian Ketiga Pemuda, Dewa Bel dan Naga.
33.
Hosea
34.
Yoel
35.
Amos
36.
Obaja
37.
Yunus
38.
Mikha
39.
Nahum
40.
Habakuk
41.
Zefanya
42.
Hagai
43.
Zakharia
44.
Maleakhi
45.
I Makabe
46.
II Makabe
|
Nabi-nabi
23.
Yesaya
24.
Yeremia
25.
Ratapan
26.
Yehezkiel
27.
Daniel
28.
Hosea
29.
Yoel
30.
Amos
31.
Obaja
32.
Yunus
33.
Mikha
34.
Nahum
35.
Habakuk
36.
Zefanya
37.
Hagai
38.
Zakharia
39.
Maleakhi
|
0 komentar:
Post a Comment