3:08 PM
0
pclaudiahei.blogspot.com

          Sebenarnya kata "kanon" tidak ada dalam Alkitab, namun akar kata kanon terdapat dalam I Raj. 14:15, Ayub 14:15, yaitu dari kata "qaneh", artinya gelagah. Gelagah ini biasanya digunakan sebagai alat pengukur. Sehingga Kanonisasi Kitab Perjanjian Lama menunjuk pada kitab-kitab yang diilhamkan Allah memiliki otoritas tertinggi untuk iman dan praktek keagamaan bagi masyarakat Ibrani, selanjutnya menjadi ukuran atau standar yang dipakai untuk menilai kitab-kitab sejarah, tradisi dan ajaran agama yang ditulis belakangan.

Proses Pembentukan Kanon PL
          Memang tidak ada informasi yang jelas tentang proses pembentukan Kanon Kitab Perjanjian Lama, namun secara garis besar, proses pembentukan kanon kitab Perjanjian Lama dapat dijelaskan sebagai berikut:
1.    "Ucapan yang berotoritas". Pada mulanya penyataan Allah kepada umat Ibrani dalam kebanyakan kasus disampaikan dengan lisan. Misalnya: perkataan "beginilah firman Tuhan dan dengarlah firman Tuhan" (Ul. 5:1; Yeh. 5:5). Ucapan-uacapan yang berwenang ini diteruskan kepada generasi-generasi berikutnya sebagai "Firman Tuhan" dalam bentuk tradisi lisan (bnd. Yes. 48:17).
2.    Dokumen-dokumen tertulis yang resmi. Suatu perkataan, ucapan yang berotoritas yang diilhamkan oleh Allah dicatat dan dipelihara untuk masyarakat Ibrani dalam bentuk tulisan (Kel. 34:3-4).
3.    Mengumpulkan dokumen-dokumen. Proses pengumpulan kitab Perjanjian Lama memerlukan waktu yang lama. Hal ini disebabkan karena proses penulisan kitab Perjanjian Lama yang dilakukan kira-kira 1000 tahun dan ditulis diberbagai tempat yang berbeda.
4.    Menyortir dokumen-dokumen tertulis dan menetapkan kanon. Kira-kira ada empat periode penting dalam sejarah Perjanjian Lama ketika penyortiran dokumen-dokumen dan penetapan sebuah kanon adalah penting sekali bagi keagamaan masyarakat Ibrani: a). Selama pengalaman di Sinai sesudah peristiwa keluaran; b). Selama perlihan dari teokrasi ke monarki di Israel; c). Pada masa keruntuhan Yerusalem dan sesuadah itu pembuangan ke Babel, dan; d). Sebagai bagian dari pembaharuan di bawah pimpinan Ezra (ahli kitab), Nehemia (gubernur), pada masa pasca pembuangan di Yerusalem.

Kriteria Penyaringan Kanon
          Ada beberapa kriteria yang dipakai dalam proses penyaringan guna menetapkan kanon Perjanijian Lama, yaitu:
1.    Sifat ilham ilahi yang hakiki dan otoritas yang dapat dikenal oleh para pemimpin keagamaan masyarakat Ibrani melalui penerangan oleh Roh kudus. Misalnya, penyataan langsung dari Roh Allah dalam kasus Musa dan ketujuh puluh nabi  dalam Bil. 11:16-30, dan penggenapan perkataan ilahi, seperti dalam Yer. 28:9; 44:28).
2.    Siapa penulisnya merupakan satu faktor penting dalam menilai kitab-kitab untuk kanonitas. Pada umumnya, orang-orang yang menulis kitab-kitab yang terhimpun dalam kanon Ibrani menduduki jabatan kepemimpinan yang ditunjuk oleh Allah seperti pemberian hukum, nabi, raja dan imam.
3.    Isi tiap-tiap kitab diteliti sehubungan dengan konsistensi internal dan pengajarannya dan kesatuan menyeluruh dari tema dan berita dengan pengalaman perjanjian yang tersurat dalam kitab-kitab lain yang diakui sebagai "firman Tuhan".
4.    Penggunaan dokumen-dokumen atau kitab-kitab tertentu oleh masyarakat Ibrani tidak dapat diragukan lagi telah mempengaruhi penyaringan kanon. Kitab-kitab yang dibaca, dipelajari, disalin dan ditaati oleh umat Israel selanjutnya diakui sebagai kanon.
          Pada hakekatnya, kita harus menerima bahwa Roh Kudus yang sama mengilhami penulis-penulis manusia untuk menulis kitab-kitab itu, juga telah membimbing para pemimpin Ibrani selama proses penyaringan kanon.

Pembagian Kitab Perjanjian Lama
          Dalam Yudaisme, Alkitab Ibrani dikenal dengan sebutan ''tanakh", di dalamnya mencerminkan tiga bagian dari Perjanjian Lama, yaitu: 'T' untuk Torah atau Taurat, 'N' untuk Nebiim atau nabi-nabi, dan 'K' untuk ketubim atau tulisan-tulisan. Pengelompokkan ini telah ada sejak abad ke-II sM. Hal ini dijelaskan dalam prolog Ben Sirakh dan Talmud Babelonia (Baba Bahtra 14b - 15a) serta tokokh-tokoh Yahudi dan Kristen selama empat abad pertama sesudah Kristus, yaitu Philo, Yosefus, Melito, Tertulianus, Origenes, Eusebius, Hieronimus dan Agustinus.
          Kitab Suci umat Ibrani hanya berjumlah 24 kitab bukan 39 kitab. Hal ini dikarenakan dalam Kitab Suci umat Ibrani, kitab Samuel, Raja-raja, Tawarikh, Ezra - Nehemia dianggap satu kitab. Sedangkan 12 kitab nabi kecil dipandang sebagai kitab kedua belas Nabi yang menyatu. Di bawah ini akan dijelaskan pembagian kanon Perjanjian Lama Yahudi dan Kristen:

TANAK
KATOLIK ROMA
DAN ORTODOKS
PROTESTAN
Torah
Pentateukh
Pentateukh
1.    Bereshith (Kejadian)
2.    Shemoth (Keluaran)
3.    Wayiqra (Imamat)
4.    Bemidbar (Bilangan)
5.    Debarim (Ulangan)
1.    Kejadian
2.    Keluaran
3.    Imamat
4.    Bilangan
5.    Ulangan
1.    Kejadian
2.    Keluaran
3.    Imamat
4.    Bilangan
5.    Ulangan
Nevi'im (Nabi Awal)
6. Yosua
7. Shofetim (Hakim-hakim
8. Samuel
9. Melakim (Raj-raja)
10. Yesaya
11. Yeremia
12. Yehezkiel
13. Tereasar (Dua belas)
Hosea
Yoel
Amos
Obaja
Yunus
Mikha
Nahum
Habakuk
Zefanya
Hagai
Zakharia
Maleakhi
Sejarah
6.    Yosua
7.    Hakim-hakim
8.    Rut
9 - 10. I & II Samuel
11-12. I & II Raja-raja
13-14. I & II Tawarikh
15-16. Ezra dan Nehemia
17. Tobit
18. Yudit
19. Ester, termasuk
tambahan pada kitab Ester 

Syair dan Kebijaksanaan
20. Ayub
21. Mazmur
22. Amsal
23. Pengkhotbah
24. Kidung Agung
25. Kebijaksaan Salomo
26. Eklesiastikus
(Kebijaksanaan Yesus bin Sirakh)
Sejarah
9.      Yosua
10.   Hakim-hakim
11.   Rut
12.   I & II Samuel
13.   I & II Raja-raja
14.   I & II Tawarikh
15 - 16. Ezra dan
Nehemia
17.   Ester




Syair dan Hikmat
18.   Ayub
19.   Mazmur
20.   Amsal
21.   Pengkhotbah
22.   Kidung Agung



Ketu'bim
14. Tehilim (Mazmur)
15. Ayub
16. Mishle (Amsal)
17. Rut
18. Shir Hashirim (Kidung Agung)
19. Kohelet (Pengkhotbah)
20. Ekah (Ratapan)
21. Ester
22. Daniel
23. Ezra-Nehemia
24. Dibre Hayamin (Tawarikh)
Nabi-nabi
27. Yesaya
28. Yeremia
29. Ratapan
30. Barukh, termasuk surat
nabi Yeremia
31. Yehezkiel
32. Daniel termasuk
tambahan pada kitab Daniel, Susana, Lagu Pujian Ketiga Pemuda, Dewa Bel dan Naga.
33. Hosea
34. Yoel
35. Amos
36. Obaja
37. Yunus
38. Mikha
39. Nahum
40. Habakuk
41. Zefanya
42. Hagai
43. Zakharia
44. Maleakhi
45. I Makabe
46. II Makabe
Nabi-nabi
23.   Yesaya
24.   Yeremia
25.   Ratapan
26.   Yehezkiel
27.   Daniel
28.   Hosea
29.   Yoel
30.   Amos
31.   Obaja
32.   Yunus
33.   Mikha
34.   Nahum
35.   Habakuk
36.   Zefanya
37.   Hagai
38.   Zakharia
39.   Maleakhi


0 komentar:

Post a Comment