9:33 PM
0
www.96five.com


BAGIAN III
ANALISA GAYA BAHASA
Oleh Nita Harefa


Analisa Gaya Bahasa
Gaya bahasa merupakan cara bagaimana penulis cerita mengungkapkan isi pemikirannya lewat bahasa-bahasa yang khas dalam uraian ceritanya sehingga dapat menimbulkan kesan tertentu.  Gaya bahasa adalah cara menggunakan bahasa dalam konteks tertentu, oleh orang tertentu, untuk tujuan tertentu[1].  Fungsi gaya bahasa dalam suatu tulisan atau karya ilmiah merupakan suatu hal yang sangat penting.  Tujuan dari gaya bahasa dalam tulisan ini adalah untuk mengetahui pesan penting yang terkandung dalam rangkaian puisi teks Hosea 4:14.  Teks Hosea 4:14 memiliki beberapa gaya bahasa puisi, gaya bahasa puisi dalam bagian ini antar lain:
Pertama, Sinonimi
Sinonimi merupakan hubungan antar kata yang memiliki makna yang sama[2].  Paralelisme sinonimi sangat sering di jumpai pada puisi ibrani, yang mana menggulang pikiran yang sama memakai dua kumpulan kata-kata yang berbeda tetapi berhubungan erat.  Dalam rangkaian puisi teks Hosea 4:14 paralelisme sinonimi lebih banyak ditemukan daripada paralelisme lainnya.  Misalnya paralelisme sinonimi ditemukan pada teks Hosea 4:3, 4:4, 4:6, 4:9, 4:12-13, 4:14, 4:15.
Kedua, Varian penyeimbang
Varian penyimbang ini terjadi ketika baris kedua menganti elemen yang hilang dengan menambahkan suatu pemikiran lanjutan[3].  Dalam teks Hosea 4:14c terdapat paralelisme varian penyeimbang sebagain berikut;
mereka akan sungguh-sungguh mengorbankan dan bangsa tidak akan melihat dia akan dijatuhkan.
Ketiga, Hiperbola
Hiperbola adalah suatu gaya bahasa yang mana ucapan kiasan yang dibesar-besarkan[4].  Hiperbola juga merupakan ucapan kiasan yang dibesar-besarkan yang dimaksudkan untuk  memperoleh efek tertentu.  Dalam Wikipedia juga mengartikan gaya hiperbola dengan arti yang sama (Yunani Kuno: ὑπερβολή 'berlebihan') adalah gaya bahasa yang menyatakan sesuatu secara berlebihan[5].
 Gaya bahasa ini digunakan dalam ayat 8 yaitu “Dosa bangsaku mereka akan memakannya dan mereka akan membawa jiwanya”.  Dan juga terdapat pada ayat 9 “Angin Dia telah mengikat angin pada sayap-sayap mereka”.  Maknanya yaitu bahwa Israel tidak dapat mengendalikan dirinya untuk menolak perbuatan yang jahat di mata Allah.  Karena Isarel telah mengikat dirinya kepada dewa-dewa yang mereka sembah, maka  dosa Israel semakin meningkat, dan dosa itu tidak dapat dihindarkan oleh diri mereka sendiri.
Keempat, Metafora
Metafora merupakan pemakaian kata-kata bukan dengan arti yang sebenarnya, melainkan lukisan bedasarkan persamaan atatu perbandingan.  Contohnya, A adalah B.  Ungkapan atau gaya bahasa terdapat dalam kitab Hosea.  Dalam buku The Book Of Hosea, J. Andrew Dearman, menyatakan bahwa:
In literary terms his book is among the most poetic of the prophetic collections in the OT, particularly in the  allusive character of individual units of speech and a  propensity for metaphor and simile. It is, therefore, one of the most difficult to interpret. [Artinya dalam sastra kitab Hosea termasuk yang paling puitis dalam PL, terutama dalam karakter kiasan cenderung pada gaya bahasa metafora dan simile. Kitab Hosea merupakan kitab paling sulit untuk ditafsirkan][6].
 
Gaya bahasa ini terdapat pada ayat 16 dan 19 “Israel seperti sapi” dan “Dia telah mengikat angin pada sayap-sayap mereka”.  LAI menerjemahkan bagian ini yaitu Israel degil seperti lembu yang degil.  Namun dalam peyelidikan lebih tepat yaitu ungkapan Israel dan sapi.  Sapi merupakan hewan yang bodoh dan susah di atur.    Maka gaya bahasa ini menyatakan ungkapan yang sangat mendalam bahwa Isael sama seperti hewan dan juga Israel mengikat hidupnya pada dewa-dewa Baal tidak kepada Allah.
Kelima, Anabasis
Anabasis merupakan gaya bahasa yang diuraiankan secara meningkat setahap demi setahap.  Gaya ini terdapat pada ayat 2 “Bersumpah dan menipu dan membunuh dan mencuri dan berzinah, mereka telah terus-menerus melakukan penumpahan darah.  Ungkapan kata-kata dalam bagian ini merupakan ungkapan kejahatan bangsa Israel semakin besar, tidak hanya berzinah tetapi bangsa Israel juga melakukan kekejian di hadapan Allah.
Keenam, Paralelisme Antitesis
Paralelisme Antitesis merupakan suatu pola yang membalikkan penekanan dari yang lainnya, dimana bukan membangun atau menambah suatu ide tetapi baris ketiga dan keempat ini dikontraskan dengan baris pertama dan kedua[7]. 
Ketujuh, Paralelisme Tangga
Paralelisme tangga merupakan paralelisme yang diulang pada baris pertama dan di ulang pada baris kedua.  Tetapi pengulangan ini mempunyai pengertian yang lebih jauh daripada paralelisme sinonimi[8]. 

Unit Makna
Unit makna merupakan suatu bagian penting yang dilakukan secara teliti dengan menentukan akan bentuk, isi, dan fungsi dari pada teks yang dimaksud[9]. Untuk mempermudah dalam memahami dan melihat bagian-bagian yang penting dalam kitab Hosea 4:14.
Pasal 4:1-2
Bentuk             :  Puisi tunduhan dan dosa-dosa Israel
Isi                    :  Laporan pengaduan tentang perkara dan dosa-dosa Israel
Penulis             :  Hosea
Alamat             :  Bangsa Israel
Fungsi             : Memamparkan tentang tunduhan terhadap bangsa Israel, bahwa Israel berdosa karena ketidak pengenalan akan Allah
Pasal 4:3-10
Bentuk            :   Puisi Penghukuman
Isi                    :   Menjelaskan penghukuman Allah terhadap bangsa Israel
Fungsi             : Mengungkapkan tentang penghukuman terhadap dosa-dosa bangsa    Israel.
Pasal 4: 11-13
Bentuk                        :   Puisi dosa-dosa Israel
Isi                    :   Menjelaskan dosa-dosa yang dilakukan bangsa Israel
Fungsi             : Mengungkapkan tentang perbuatan bangsa Israel dihadapan Allah.
Pasal 4:14
Bentuk            :   Puisi Penghukuman
Isi                    : Menjelaskan ungkapan yang mendalam tentang penghukuman Allah terhadap bangsa Israel
Fungsi             :   Menjelaskan bahwa Allah tetap menghukum bangsa Israel.
Pasal 4:15-18
Bentuk             :   Puisi dosa-dosa Israel
Isi                    :   Menjelaskan dosa-dosa yang dilakukan bangsa Israel
Fungsi             : Mengungkapkan tentang perbuatan bangsa Israel dihadapan Allah.
Pasal 4:19
Bentuk            :   Puisi Peghukuman
Isi                    :   Menjelaskan penghukuman Allah terhadap bangsa Israel
Fungsi             : Mengungkapkan tentang penghukuman terhadap dosa-dosa bangsa Israel.



[1]Gorys Keraf, Diksi Dan Gaya Bahasa, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2007), 113
[2]Kushartanti, DKK, Pesona Bahasa, (Jakarta: Grandmedia, 2007), 99
[3] Ibid 268
[4]Tonny Mulia Hutabarat, Diktat Tafsir Perjanjian Lama Iii: Puisi-Puisi Mazmur, (Pacet: STT-IAA, 2014), 9
[5]Https://Id.Wikipedia.Org/Wiki/Hiperbola, Dikutip Pada Hari Selasa, 24 October/ Pukul 11.30
[6]J. Andrew Dearman, The Book Of Hosea, (Michigan: Cambridge, U.K., 2010), 18
[7]Jan Fokkelman, Menemukan Makna Puisi Alkitab, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2009), 73
[8]Tremper Longman III, Bagaimana Menganalisa Kitab Mazmur, 119
[9]Tonni Mulia Hutabarat, Diktat Eksegese Perjanjian Lama, (Pacet: STT-IAA, 2014), 67

0 komentar:

Post a Comment