www.96five.com
BAGIAN I
ANALISA STRUKTUR
Oleh Nita Harefa
ANALISA BIBLIKA HOSEA 4:14
Sesuai dengan apa yang telah penulis uraikan dalam
sistematika penulisan pada bab I, pada bab II ini penulis akan memaparkan
proses eksegesis puisi. Tahap ini akan penulis mulai dari dimulai
dari struktur puisi untuk memperkenalkan pola-pola puisi dalam satu rangkain
puisi, analisa gaya bahasa, analisa bentuk, terjemahan literatural, terjemahan
finali dan disertai parsing, analisa apparatus, analisa kata (kata kunci),
analisa latar belakang, unit makna sampai pada tafsiran. Teks yang penulis gunakan dalam penyelidikan
ini adalah teks Ibrani WTT (Leningrad Hebrew Old Testament).
Analisa
Struktur
Analisa Struktur merupakan salah satu langkah atau
komposisi yang digunakan untuk mengenal suatu bentuk atau suatu jenis tertentu
dalam menganalisa dan menafsirkan teks dengan mengerti jenis sastranya. Kunci utama dalam analisa struktur adalah
“Kesejajaran”. Kesejajaran berfungsi
untuk menunjukkan tekananan dan hubungan, tekanan dari hubungan menunjukkan
pokok utama dalam pikiran dan juga arti[1]. Penulis menemukan bahwa inti struktur teks
Hosea 4 ini terletak pada ayat 14 yaitu “Aku tidak akan mengunjungi[2]
pada anak perempuan-perempuanmu karena mereka berzinah dan pada
menantu-menantumu karena mereka bersundal, mereka dengan perempuan-perempuan
sundal memisahkan diri dan dengan kuil-kuil itu mereka akan sungguh-sungguh
mengorbankan dan bangsa tidak akan melihat dia akan dijatuhkan”. Bentuk teks Masoret dan bentuk yang
dihasilkan dalam versi bahasa inggris modern akan menunjukkan bahwa sebagai
besar kitab Hosea di tulis sebagai puisi[3].
Kitab Hosea 4:14 merupakan salah satu kitab nabi sebagai
kitab puisi yang miliki pola-pola puisi yang di pakai oleh nabi Hosea untuk
menyampaikan suatu ungkapan “Dosa-dosa Israel di hadapan Allah” (ayat 1-2 dan
ayat 11-18), dan “Penghukuman Allah terhadap bangsa Israel” (ayat 3-10 dan ayat
19) dan Penegasan kembali tentang hukuman terhadap dosa-dosa Israel (ayat
14). Rangkaian puisi teks Hosea 4:14
berbicara kepada bangsa Israel seutuhnya, nabi Hosea mengungkapkan penghukuman
Allah kepada bangsa Israel. Gaya bahasa
diungkapkan dalam rangkaian puisi teks Hosea 4:14 ialah terputus-putus, karena
mengungkapkan perasaan yang sangat mendalam.
Dalam rangkaian puisi teks Hosea 4:14 dengan gaya bahasa
terputus-putus yang membawa pembaca atau pendengar untuk menerima suatu pesan
mendalam oleh nabi Hosea. Rangkaian
puisi teks Hosea 4:14 diawali dengan tuduhan kepada bangsa Israel dan dosa-dosa
yang dilakukan oleh Israel (ayat 1-2).
Tidak hanya tunduhan dan dosa-dosa Israel, ayat berikutnya Hosea
mengungkapkan penghukuman terhadap dosa-dosa yang dilakukan oleh bangsa Israel.
Hal ini juga tidak hanya ditemukan pada
awal rangkaian puisi teks Hosea 4:14, namun juga terdapat pada akhir rangkaian
puisi.
Adapun struktur dari rangkaian puisi teks Hosea 4:14,
sebagai berikut;
A.
Pengaduan perkara Allah terhadap dosa-dosa bangsa israel (ay 1-2)
B.
Hukuman atas dosa-dosa bangsa israel (ay 3-10)
C.
Dosa-dosa bangsa israel (ay12-13)
D.
Tuhan tidak akan mengunjungi
bangsa Israel (ay 14)
C. ‘Dosa-dosa bangsa israel (ay 15-18)
B. ‘Hukuman atas dosa-dosa
bangsa israel (ay 19)
Keterangan struktur :
Penulis
membagi penyelidikan rangkaian puisi dari teks Hosea 4:14 dengan struktur A, B,
C, D, C, D. Dengan pertimbangan dan
penjelasannya sebagai berikut:
Bagian
Pertama: Penjelasaan pada bagian A
ayat 1-2 sedang menjelaskan tentang laporan atau pengaduan bahwa bangsa Israel
memiliki perkara dengan Allah dan ungkapan dosa-dosa Israel. Sebenarnya nubuatan Hosea dimulai dari teks
Hosea 4:1, dimana menunjukkan pesan dari keseluruhan isi kitab Hosea tentang
hubungan Allah dan Israel yang jauh [4]. Penulis mempertimbangkan bahwa tema dalam
struktur dari rangkaian puisi teks Hosea 4:14 salah satunya yaitu Tunduhan dan
dosa-dosa Israel. Sesuai dengan konteks
teks Hosea 4:14, penulis memilih tema tersebut.
Bagian Kedua: Penjelasan pada bagian ini B ayat 3-11 dan B’ ayat 19
memiliki persamaan yang menjelaskan tentang penghukuman Allah terhadap bangsa
Israel. Misalnya; Hosea 4:3, “Demikianlah bumi itu akan berkabung dan dia
sungguh-sungguh akan lemah/tidak berdaya, semua penduduk bumi itu, burung di
udara dan ikan-ikan di laut akan dikumpulkan”. Hosea 4:19 “Dia telah mengikat angin pada
sayap-sayap mereka dan mereka akan malu oleh korban-korban mereka”. Penulis
mempertimbangkan bahwa tema dalam struktur dari rangkaian puisi teks Hosea 4:14
berikutnya ialah penghukuman Allah terhadap bangsa Israel. Dengan gaya bahasa puisi terputus-putus yang
di ungkapkan Hosea.
Bagian Ketiga: Penjelasaan pada bagian C ayat 12-13 dan C’ ayat 15-18
sedang menjelaskan tentang ungkapan dosa-dosa bangsa Israel.
Bagian
Keempat: Penjelasan pada bagian D
ayat 14 menjadi inti struktur teks dan menjadi pokok teks Hosea 4:14 yaitu “Aku
tidak akan mengunjungi” tentang ungkapan penghukuman Allah terhadap bangsa
Israel. Dalam terjemahan LAI kata לֹֽא־אֶפְק֙וֹד diterjemahkan “Aku tidak akan menghukum”. Penulis mempertimbangan terjemahan yang tepat
untuk digunakan dalam konteks teks Hosea 4:14, dimana penulis lebih setuju
menerjemahkan frasa לֹֽא־אֶפְק֙וֹד terdiri dari kata kerja aktif
imperatif orang pertama tunggal yang berarti Aku tidak akan mengunjungi. Frasa Aku tidak akan mengunjungi merupakan
ungkapan yang mendalam tentang penghukuman Allah terhadap dosa-dosa bangsa
Israel. Namun tidak berarti terjemahan
LAI tidak tepat, dalam terjemahan LAI
“Aku tidak akan menghukum” ini sangatlah lemah, jika dikaitkan tentang
penghukuman Allah terhadap dosa-dosa Israel.
Dalam hal ini, penulis sangat netral terhadap terjemahan yang telah ada,
namun penulis memilih frasa לֹֽא־אֶפְק֙וֹד yang berarti “Aku tidak akan
mengunjungi” sesuai dengan konteks penghukuman Allah dari teks Hosea 4:14.
Dalam rangkaian puisi teks Hosea
4:14 ditemukan pola-pola puisi yang mengambarkan perasaan yang mendalam kepada
pembaca maupun pendengar. Namun sebelum
melihat pola-pola puisi yang di gunakan pada rangkaian puisi teks Hosea 4:14,
penulis memamparkan tema stuktur yang telah dibahas pada bagian atas. Ada 2 tema terdapat dalam struktur rangkaian
puisi teks Hosea 4:13, sebagai berikut;
Pertama, Tunduhan
dan dosa-dosa bangsa Israel.
Dalam
rangkaian puisi teks Hosea 4:14, pembaca dapat melihat perasaan Allah yang
disampaikan melalui nubuatan nabi Hosea.
Nubuatan ini diungkapkan secara tegas dan sangat jelas. Bangsa Israel yang memiliki ikatan perjanjian
dengan Allah, namun Israel berlaku seolah-olah tidak mengenal hukum Allah dan
tidak memiliki ikatan perjanjian apa pun dengan diri-Nya. Sebenarnya Allah memelihara 4 macam hubungan
dengan Israel yaitu Pencipta, Raja, Hakim, Bapak. Dalam 4 hubungan ini, Allah menjadikan
dirinya sebagai hakim yang menuntut dosa-dosa umatNya[5]. Itu sebabnya, Allah menggugat dalam istilah
ibrani adalah rib. Misalnya;
Dengarlah
firman TUHAN, hai orang Israel,
sebab
TUHAN mempunyai perkara dengan penduduk negeri ini,
sebab
tidak ada kesetiaan dan tidak ada kasih,
dan tidak ada pengenalan akan Allah di negeri
ini.
Hanya
mengutuk, berbohong, membunuh, mencuri, berzinah,
melakukan
kekerasan dan penumpahan darah menyusul penumpahan darah.
(ayat 1-2).
Dalam ayat 1-2 merupakan suatu ungkapan dosa-dosa Israel kepada Allah. Awal kalimat puisi dalam rangkaian puisi teks
Hosea 4:14, nabi Hosea menyerukan suatu tunduhan terhadap bangsa Israel yang
begitu jelas, “Dengarlah firman Tuhan,
hai orang Israel, sebab TUHAN mempunyai perkara dengan penduduk negeri ini”. Dalam terjemahan literal kalimat tersebut
diterjemahkan yaitu Dengarkanlah perkataan Allah putera-putera Israel, sebab
perkara kepada Allah dengan penduduk itu.
Kata
רִיב (rib) yang berarti
perkara yang merupakan suatu kontroversi Allah dengan Israel. Menurut Charles F. Pfeiffer kata rib, sebagai berikut;
Israel had been unfaithful to her covenant with the lord, with the result that he had a controversy
with her. God now acts as plaintiff and judge[6].
Artinya Israel telah tidak setia kepada perjanjiannya dengan Allah,
bahwa Allah memiliki kontroversi dengan bangsa israel. Tuhan sekarang
bertindak sebagai penggugat dan hakim.
Charles
menafsirkan kata rib yaitu controversy yang artinya
pertentangan. Kata “rib” ini juga digunakan dibeberapa kitab-kitab lainnya seperti
Hosea 12:3, Mikha 6:2, Yeremia 25:31, dan Ezra 44:24, Ratapan 3:36 juga
menggunakan kata “rib”. Amsal 17:1-28 juga mengungkapkan sejumlah
ucapan mengenai kata “rib” (ayat 1,
4, 14, 19, 20)[7]. Akibat ketidaksetiaan dan meniadakan pengenalan akan Allah
Israel jatuh ke dalam dosa. Misalnya
teks Hosea 4:2 dalam terjemahan LAI, sebagai berikut;
Hanya
mengutuk, berbohong, membunuh, mencuri, berzinah, melakukan kekerasan dan
penumpahan darah menyusul penumpahan darah. (ayat 2)
Dalam syair teks puisi diatas, gaya bahasa yang digunakan ialah Anabasis. Anabasis adalah penulisan atau
ucapan yang meningkat setahap demi setahap atau peningkatan penekanan dan
makna. Contoh lain menggunakan Anabasis,
sebagai berikut;
sebab
tidak ada kesetiaan dan tidak ada kasih,
dan
tidak ada pengenalan akan Allah di negeri ini. (ayat 1)
Peningkatan
penekanan ayat 1-2 menjelaskan tingkat kejahatan Israel yang begitu besar
kepada Allah. Israel tidak hanya
berpaling dari Allah, namun Israel juga tidak memiliki kasih terhadap dan
sesamanya. Kata אֵין־אֱמֶ֧ת yang
berarti “tidak ada kesetiaan” dan LAI
menerjemahkan sama menggunakan kata “tidak ada kesetiaan”. Kesetiaan merupakan suatu perintah Allah
kepada umatNya. Kesetiaan menurut KBBI
adalah berpegang teguh (mencakup pada janji), patuh, taat.
Dalam
kitab Hosea kata kesetiaan muncul 3 kali (Hosea 2:20, Hosea 4:1, Hosea
11:4). Kesetiaan merupakan tuntutan
Allah kepada Israel, namun Israel menolak untuk tidak setia kepada Allah dan
menyembah pada berhala. Dalam konteks teks Hosea 4:14, Israel meninggalkan
Allah mereka dan menyembah kepada berhala-berhala yang dapat memberikan keuntungan
bagi mereka. Misalnya; Hosea 4:12 “BangsaKu
bertanya kepada pohonnya, dan batangnya akan memberitahu kepadanya, karena roh
perzinahan akan menyesatkan mereka dan mereka telah melakukan perzinahan dan
meninggalkan Allah” dan Hosea 4:13 “Mereka mempersembahkan
korban di puncak gunung-gunung dan membakar korban di atas bukit-bukit dibawah
pohon besar dan pohon hawar dan pohon rimbun sebab naungannya baik itu sebabnya
anak-anakmu perempuan berzinah dan menantu-menantumu perempuan bersundal”. Hal inilah yang membuat Allah menjadi murka,
Allah menghukum Israel dengan membiarkan Israel kepada masa pembuangan.
Adapun tuntutan Allah terhadap bangsa Israel dalam hukum
taurat yang telah diperintahkan untuk dilaksanakan, sebagai berikut; Pertama, Jangan ada Allah lain di
hadapanku. Kedua, Jangan membuat patung bagimu yang menyerupai apapun[8]. Kedua hukuman ini merupakan salah satu dari
beberapa hukum lainnya yang diberikan kepada bangsa Israel. Allah sangat membenci Israel, ketika Israel
melanggar hukum Allah.
Kata וְֽאֵין־חֶ֛סֶד yang berarti “tidak ada kebaikan (kasih)”. LAI juga menerjemahkan kata וְֽאֵין־חֶ֛סֶד yang berarti “tidak ada kasih”.
Dalam kitab Hosea, Allah juga menegur kejahatan Israel, sebab Israel
tidak memiliki kebaikan/kasih kepada Allah dan sesamanya. Allah sangat tegas dalam hal ini dan bahkan
Ia menghukum orang tidak menaati hukumNya.
Kasih merupakan sentral kehidupan manusia, sebab tanpa kasih manusia
tidak dapat hidup. Kitab perjanjian lama
mencatat kata וְאֵֽין־דַּ֥עַת sangatlah banyak. Orang yang tidak memiliki pengetahuan akan
Allah adalah mati secara rohani, sebab manusia memiliki hubungan erat dengan
Allah. Pengetahuan akan Allah merupakan
suatu sumber yang dapat di percayai dan dapat diterima ataupun juga dapat
ditolak. Allah memberitahukan
pengetahuan kepada manusia yaitu kebenaran.
Namun bisa saja kebenaran itu dapat diterima dan dipercayai atau
ditolak. Israel menolak pengetahuan
tentang Allah atau disebut kebenaran Allah.
Misalnya, Hosea 4:16 “Israel telah dibinasakan karena menolak
pengetahuan dan Aku akan menolakmu juga
sama seperti imam dan kamu telah melupakan perintah Allahmu dan aku akan
melupakan anak-anakmu juga”.
Dalam Amsal 1:7a mengatakan “Takut akan Allah adalah
permulaan pengetahuan”. Dasar
fundamental dari seluruh pengetahuan ditemukan dalam “takut akan Tuhan” yang berarti memiliki rasa
hormat, serta ketaatan mutlak kepada Allah[9]. Dalam rangkaian puisi teks Hosea 4:14 juga
memiliki keunikan, dimana ungkapan dosa bangsa Israel tidak hanya diungkapkan
pada awal syair, namun juga terdapat pada akhir puisi. Tidak hanya ayat 1-2 yang mengungkapkan
dosa-dosa Israel.
Paralelisme sinonimi juga ditemukan dalam rangkaian puisi
teks Hosea 4:14. Sinonimi merupakan hubungan
antar kata yang memiliki makna yang sama[10]. Misalnya teks Hosea 4:13 dalam terjemahan LAI
(Lembaga Alkitab Indonesia);
Mereka mempersembahkan
korban di puncak gunung-gunung
Dan membakar korban di atas
bukit-bukit
Dibawah pohon besar dan
pohon hawar dan pohon rimbun
Sebab naungannya baik
Itu sebabnya anak-anakmu
perempuan berzinah
dan menantu-menantumu
perempuan bersundal.
Pola
paralelisme sinonimi terdapat pada baris pertama, kedua, kelima dan keenam
yaitu kata mempersembahkan/membakar, gunung-gunung/bukit-bukit, dan
berzinah/bersundal yang memiliki artinya sama.
Pada baris ketiga dan keempat tidak terdapat paralelisme sinonimi, namun
merupakan paralelisme antitesis.
Paralelisme Antitesis merupakan suatu pola yang membalikkan penekanan
dari yang lainnya, dimana bukan membangun atau menambah suatu ide tetapi baris
ketiga dan keempat ini dikontraskan dengan baris pertama dan kedua[11]. Akan tetapi, itu tetap membentuk paralelisme
karena baris ketiga dan keempat menyatakan kembali ide yang pertama dengan
bentuk penegasaan. Maka sangat jelas
bahwa Israel menyembah kepada dewa-dewa dan meninggalkan Allah.
Dalam teks diatas, adanya dua paralelisme yang ditemukan
dalam rangkaian puisi teks Hosea 4:14, dimana tidak hanya paralelisme sinonimi
saja namun juga terdapat paralelisme lainnya yang memberikan suatu penegasan
dalam baris sebelumnya. Misalnya dalam
teks Hosea 4:15 dalam terjemahan LAI, sebagai berikut;
Sebab Israel degil seperti
lembu yang degil
Masakan sekarang Allah
menggembalakan seperti domba di tanah lapang
Disini
ditemukan paralelisme sinonimi pada baris pertama yaitu Israel dan lembu. Israel dan
lembu merupakan objek yang berbeda, karena lembu merupakan hewan yang
degil. Namun kejahatan Israel setara
dengan lembu degil, dalam konteks teks kitab Hosea 4:14.
Sebenarnya rangkaian puisi teks
Hosea 4:14 lebih banyak ditemukan paralelisme sinonimi. Berfungsi untuk memberikan suatu penegasan
dari pesan yang diungkapkan oleh Hosea kepada bangsa Israel. Paralelisme sinonimi juga ditemukan dalam
awal dan akhir dari rangkaian puisi teks Hosea 4:14 mengenai penghukuman Allah
terhadap dosa-dosa Israel.
Kedua, Penghukuman
Allah terhadap dosa-dosa Israel
Dalam rangkaian puisi teks
Hosea 4:14 terdapat tentang penghukuman Allah dan juga alur pikir yang masuk
akal. Misalnya teks Hosea 4:6 dalam
terjemahan LAI (lembaga Alkitab Indonesia), sebagai berikut;
Umat-Ku
binasa karena tidak mengenal Allah, Karena engkau menolak pengenalan itu
Maka
Aku akan menolak engkau menjadi imam-Ku
Dan
engkau melupakan penganjaran Allahmu
Maka aku juga melupakan anak-anakmu.
Kata “engkau” merupakan bentuk tegas yang menunjuk kepada tindakan Israel
maka ungkapan Allah kepada Israel ditutup dengan perkataan tegas yaitu “Aku
akan juga akan menolakmu”[12]. Paralelisme sinonimi ditemukan dalam kata Karena engkau menolak pengenalan itu/Maka
Aku akan menolak engkau menjadi imam-Ku dan engkau melupakan penganjaran
Allahmu/Maka aku juga melupakan anak-anakmu. Namun pernyatan tersebut merupakan
paralelisme sinonimi tidak lengkap, karena baris kedua lebih panjang daripada
bagian yang sejajar dalam baris pertama.
Dosa-dosa Israel menyebabkan
penghukuman Allah kepada mereka. Allah
tidak sewenang-sewenang memberikan penghukuman kepada umatNya. Penghukuman Allah tidak hanya ditujukan
kepada Israel, namun juga diberikan kepada Imam. Imam merupakan wakil umat Allah yang bertugas
untuk mengajar hukum, mempersembahkan korban kepada Allah. Imam yang seharusnya menjadi panutan bagi
umatnya, namun memberikan teladan yang buruk bagi umatnya. Misalnya teks Hosea 4:4-5 dalam terjemahan
LAI, sebagai berikut;
Hanya janganlah ada orang mengadu
Dan janganlah ada orang menegor
Sebab terhadap engkaulah pengaduanku
itu, hai imam
Engkau akan tergelincir jatuh pada siang
hari
Juga nabi akan tergelincir jatuh
bersama-sama engkau pada malam hari
Dan Aku akan membinasakan ibumu.
Dalam ayat 4 kata kerja “mengadu”
parallel dengan “menegor”. Kata mengadu
dan menegor merupakan paralelisme sinonimi, dimana adanya
pengulangan makna yang sama. Baris
ketiga dilengkapi dengan paralelisme sinonimi lengkap, dimana memberikan suatu
ide yang memberika penegasan kembali dalam baris sebelumnya. Kata-kata puisi baris kedua dalam ayat 5
dengan jelas menajamkan pokok pirian kata-kata puisi ayat 4. Walaupun dalam ayat 5 tidak ditemukan
paralelisme sinonimi namun disebut degan paralelisme tangga. Paralelisme tangga merupakan pengulangan yang
memiliki pengertian yang lebih jauh daripada paralelisme sinonimi[13].
Penghukuman Allah terhadap Israel dan para imam sangatlah
tegas dinyatakan. Allah akan menghukum
mereka atas pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan. Sikap Allah yang tegas yang diungkapkan oleh
hosea dalam rangkaian puisi teks Hosea 4:14 ini. Upah dosa adalah maut, Allah tetap konsisten
terhadap penghukumanNya. Misalnya dalam
teks Hosea 4:3 diterjemahkan dalam LAI dengan tegas Allah memberikan
penghukuman kepada seluruh bangsa Israel dan serta harta kepunyaan bangsa
Israel akan di binasakan[14].
Sebab
itu negeri ini akan berkabung
Dan
seluruh penduduknya akan merana
Juga
binatang-binatang di padang
Dan
burung-burung diudara bahkan
Ikan-ikan dilaut akan leyap.
Dalam bagian keseluruhan baris-baris pada ayat 3, penulis menemukan adanya
paralelisme sinonimi. Kata
negeri/seluruh penduduk/binatang-binatang/burung-burung/ikan-ikan merupakan
paralelisme sinonimi, dimana menegaskan sutau objek yang akan menerima sasaran
dari penghukuman Allah. Paralelisme
sinonimi juga ditemukan pada kata berkabung/merana/lenyap.
Dalam ayat 14 merupakan inti dari rangkaian puisi
mengenai penghukuman. Sebenarnya ayat 14
ini merupakan suatu petunjuk penting dalam penghukum Allah. Penegasan kembali terhadap keadilan Allah
terhadap dosa-dosa Israel[15]. Dalam terjemahan LAI kata לֹֽא־אֶפְק֙וֹד diterjemahkan “Aku tidak akan menghukum”. Penulis mempertimbangan terjemahan yang tepat
untuk digunakan dalam konteks teks Hosea 4:14, dimana penulis lebih setuju
menerjemahkan frasa לֹֽא־אֶפְק֙וֹד terdiri dari kata kerja aktif
imperatif orang pertama tunggal yang berarti Aku tidak akan mengunjungi. Frasa “Aku tidak akan mengunjungi” merupakan
ungkapan yang mendalam tentang penghukuman Allah terhadap dosa-dosa bangsa
Israel. Namun tidak berarti terjemahan
LAI tidak tepat, dalam terjemahan LAI “Aku tidak akan menghukum” ini sangatlah
lemah, jika dikaitkan tentang penghukuman Allah terhadap dosa-dosa Israel
Adapun struktur puisi dan tipe-tipe paralelisme yang terdapat pada teks Hosea
4:14 yaitu sinonimi dan varian penyeimbang sebagai berikut;
Aku tidak akan mengunjungi,
anak-anak perempuanmu/sekalipun mereka berzinah,
atau menantu-menantumu
perempuan/sekalipun mereka bersundal;
sebab
mereka sendiri mengasingkan diri bersama-sama/dengan perempuan
perempuan
sundal
dan mempersembahkan korban bersama-sama/dengan sundal-sundal bakti/dan umat
yang tidak berpengertian akan runtuh.
Empat baris pertama lebih mungkin memperlihatkan suatu tipe paralelisme
sinonimi, karena anak-anak perempuanmu/menantu-menantumu dan berzinah/bersundal
dan mengasingkan diri/mempersembahkan korban dan perempuan-perempuan
sundal/sundal-sundal bakti memiliki makna yang sama. Paralelisme sinonimi
terjadi ketika baris kedua mengulang yang pertama[16]. Namun baris kedua, (mengasingkan
diri/mempersembahkankan korban dan perempuan sunda/sundal-sundal bakti)
merupakan paralelisme sinonimi tetapi frasa terakhir (dan umat yang tidak
berpengertian akan runtuh) merupakan varian penyeimbang (ballast variant). Dimana baris kedua bukan saja paralelisme
sinonimi tetapi juga terdapat varian penyeimbang. Varian penyimbang ini terjadi ketika baris
kedua mengantikan elemen yang hilang dengan menambahkan suatu pemikiran
lanjutan[17].
Dalam berbagai pola-pola puisi, penulis menemukan
bahwa sebagian besar pola yang digunakan dalam rangkaian puisi teks Hosea 4:14
yaitu parallelisme sinonimi. Maka pesan
yang disampaikan oleh nabi Hosea kepada Israel merupakan suatu ungkapan yang
sangat penting dan tegas tentang penghukuman Allah yang diulang-ulang pada awal
dan akhir rangkaian puisi.
[1]Douglas
Stuart, Eksegese Perjanjian Lama,
(Malang: Gandum Mas, 1997), 76
[2]Terjemahan
LAI tidak menggunakan frasa “Aku tdak akan mengunjungi” LAI menggunakan
frasa Aku tidak akan menghukum. Dalam terjemahan Ibrani frasa
diterjemahkan I will not visit yang terdiri dari kata kerja qal
tunggal. Penulis memilih terjemahan
teks Ibrani yaitu Aku tidak akan mengunjungi, karena frasa Aku tidak akan
mengunjungi merupakan bentuk penghukuman sesuai dengan konteks teks Hosea 4:14.
[3]C.
Hassell Bullock, Kitab Nabi-Nabi
Perjanjian Lama, (Malang; Gandum Mas, 2002), 133
[4]Derek
Kidner, Hosea, (Jakarta: Yayasan
Komunikasi Bina Kasih, 2000), 71
[5]Sastro Soedridjo, Menggali Isi Alkitab-Ayub-Maleakhi, (Malang: Gandum Mas, 2002), 354
[6]Charlesn F. Pfeiffer, The Wycliffe Bible Commentary, (The Moody Bible Institute: Chicago,
1962), 805
[7]Dianne
Bergant. Csa, Tafsiran Alkitab Perjanjian
Lama, (Yogyakarta: Kanisius, 2002), 4
[8]S.
Wismoady Wahono, Disini Kutemukan;
Petunjuk Memahami Alkitab, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2009), 113
[10]Kushartanti,
Dkk, Pesona Bahasa, (Jakarta:
Grandmedia, 2007), 99
[11]Jan
Fokkelman, Menemukan Makna Puisi Alkitab,
(Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2009), 73
[12]Derek
Kidner, Hosea, 70
[13]Tremper
Longman III, Bagaimana Menganalisa Kitab
Mazmur, 119
[14]Pada masa pemerintahan Yerobeam II merupakan masa
pemerintahan yang mendatangkan kemakmuran besar. 2 Raj 14:25 mencatatat bahwa
Israel menerima kembali tanah perjanjian itu dan umat itu mencapai kemakmuran
materiel yang besar selama masa pemerintahan Yerobeam II (Am 6:4-6; Hos 12:9), akan tetapi betapa
buruknya kemakmuran yang dibangun oleh Israel.
Kemakmuran yang terjadi selama masa pemerintahan Yerobeam II mendorong
rasa kepuasan diri sendiri, akibatnya bangsa Israel jatuh dalam kemerosotan
moral, ketidakadilan sosial, perampasan hak orang lain, menyembah berhala. Allah menyerahkan Israel pada raja Asyur
untuk di tindas dan dibuang dalam pembuangan.
Maka sangat jelas, bahwa rangkaian puisi teks Hosea 4:14 mengungkapkan
sebuah nubuatan tengang penghukuman Allah terhadap bangsa yang tidak setia.
[15]Derek
Kidner, Hosea, 72
[16]Ibid
264
[17] Ibid
268
0 komentar:
Post a Comment