www.96five.com
BAGIAN VI
ANALISA TAFSIRAN
Oleh Nita Harefa
Analisa
Tafsiran
Dalam langkah berikut ini yaitu
menganalisa stuktur teksnya, penulis menemukan bahwa inti struktur teks Hosea
4:14 ini terletak pada ayat 14. Pada
umumnya inti atau pembahasan dalam sebuah teks sangat mungkin memiliki
keterkaitan yang sangat erat, baik itu dalam konteks dekat maupun dalam konteks
jauh. Konteks dekat adalah bagian dari
sebelum atau sesudah teks itu dibahas, sedangkan konteks jauh adalah bagian
dari keseluruhan isi firman Tujan baik dalam Perjanjian lama maupun Perjanjian
baru.
Demikian halnya kitab Hosea 4:14,
memiliki keterkaitan yang sangat erat dengan konteks sebelum dan sesudah bagian
teks ini ditulis. Dalam bagian ini,
penulis akan memaparkan tafsiran tentang inti struktur rangkai puisi dari teks
Hosea 4:14 dengan acuan struktur teks yang telah ada atau ditentukan pada
bagian atau langkah sebelumnya.
Ayat 14 : Aku
Tidak Akan Mengunjungi
Bagian ini merupakan suatu penegasan kembali dari
rangkaian puisi dalam teks Hosea 4:14לֹא־אֶפְקוֹד terdiri dari kata kerja qal orang pertama
tunggal yaitu I will not visit yang
mengungkap tentang penghukuman Allah kepada bangsa israel. Dalam bagian teks Hosea 4:14 LAI
menerjemahkan “Aku tidak akan menghukum”,
hal ini merupakan suatu ungkapan yang memiliki makna yang sama tetapi dalam
terjemahan LAI sangat lemah dibandingkan dengan terjemahan teks Ibrani. Israel adalah umat yang dikasihi Allah. Bangsa yang memiliki ikatan perjanjian
dengan-Nya. Namun, Israel berlaku
seolah-olah tidak mengenal hukum Allah dan tidak memiliki ikatan perjanjian apa
pun dengan diri-Nya. Itu sebabnya, Allah
menggugat/perkara dalam bahasa ibrani kata rib
(ayat 1) dengan Israel.
Akibat dari ketidaksetiaan akan perintah Allah, Israel jatuh ke dalam dosa amoral yaitu
mengutuk, berbohong, membunuh, mencuri, berzinah, melakukan kekerasan dan
penumpahan darah yang terus menerus dilakukan oleh orang Israel. Hukum Taurat bagi Israel tidak ada artinya
dan tidak berfungsi sama sekali untuk mengatur hidup mereka. Para pemimpin agama, yang seharusnya menjadi
panutan moral justru adalah pelaku-pelaku kejahatan yang melanggar norma
kebenaran. Israel menggunakan nama dan kepentingan agama sebagai topeng untuk
menipu dan memeras rakyat dengan tujuan memperkaya diri (ayat 4, 7-8).
Selain dosa pelanggaran moral, Israel juga berdosa menyembah ilah-ilah
עַמִּי֙
בְּעֵצ֣וֹ יִשְׁאָ֔ל וּמַקְל֖וֹ יַגִּ֣יד ל֑וֹ yang berarti bangsaku pada pohonnya dia akan menanyakan dan batangnya, dia akan
mengatakan kepadanya dan עַל־רָאשֵׁ֙י
הֶהָרִ֜ים יְזַבֵּ֗חוּ וְעַל־הַגְּבָעוֹת֙ יְקַטֵּ֔רוּ תַּ֣חַת אַלּ֧וֹן
וְלִבְנֶ֛ה וְאֵלָ֖ה כִּ֣י ט֣וֹב צִלָּ֑הּ yang
berarti pada bukit-bukit dan pohon-pohon itu mereka sungguh akan
mempersembahkan kepada Allon dan Elah untuk menggutungkan mereka (ayat 12-13). Seakan belum cukup,
dalam menjalankan praktek penyembahan berhala itu, Israel juga menajiskan diri
dengan melakukan pelacuran bakti. Semua
perbuatan dosa Israel ini ialah perzinaan rohani[20]. Ketika bangsa Israel menetap di Kanaan,
bangsa Israel tidak memaksa semua orang Kanaan keluar dari tanah itu. Sebaliknya
mereka menetap diantara orang-orang Kanaan dan mulai mengadopsi sebagian
dari cara hidup mereka. Dewa Kanaan
merupakan dewa yang membawa keuntungan bagi israel, dimana dewa Kanaan dapat
memberi hujan dan membuat tanah subur untuk hasil panen[21].
Selain itu bangsa Israel juga mengikuti
upacara-upacara keagaman yang menghormati dewa-dewa Kanaan, upacara ini
merupakan ritus pelacuran. Bangsa Israel
menyembah kepada Allah kanaan dan melakukan perzinahan secara terang-terangan[22].
Dalam kehidupan religius dan moral, bangsa Israel mengalami kemorosotan yang
sangat mendalam. Bangsa Israel meninggalkan Allah dan berbakti kepada dewa-dewa[23]. Hal inilah mengapa bangsa
Israel menolak kebenaran yang diberikan Allah kepada mereka melalui Hosea. Melalui nabi Hosea Allah menegur umatNya
untuk berbalik kepada Allah, tetapi Israel menolak Allah. Pemberontakan bangsa Isarel, Allah menghukum
Israel dalam pembuangan dan menyerahkan bangsa Israel kepada raja Asyur[24].
Aku tidak mengunjungi merupakan ungkapan yang
sangat mendalam secara puitis dan pesan yang sampaikan sangat kuat, bahwa Allah
tidak mengunjungi bangsa Israel. Sebab
Allah tidak mengunjungi Israel bukan karena Allah tidak menghukum bangsa Israel
tetapi Allah tidak dapat mengunjungi umatNya dalam dosa, karena Allah maha
suci. Kesuciaan Allah tidak dapat
dicampur oleh dosa UmatNya, maka Allah tidak akan mengunjungi bangsa
Israel. Penghukuman Allah juga
disimbolkan melalui anak-anak Hosea yaitu Yizreel
yang berarti penumpahan darah dan Lo-Ami yang
berarti bukan umatKu dan yang terakhir Lo-Ruhama
yang berarti tanpa kasih sayang[25].
Beberapa pandangan mengenai teks Hosea 4:14 tentang Aku tidak akan mengunjungi yang berarti
penghukuman Allah, sebagai berikut;
Penghukuman adalah tindakan
langsung dari Allah yang keras terhadap
kepemilikanNya[26]. Dalam kitab Perjanjian Lama frasa “I will not visit” juga ditemukan dalam kitab lain. Misalnya, Keluaran 4:31, 3:16 dan Kejadian
50:24 menggunakan kata mengindahkan dan memperhatikan. Kedua kata ini memiliki makna yang sama
dengan kata mengunjungi. Menurut D. R.
Hillers menyebut penghukuman sebagai maledictions
(kutuk)[27].
Ungkapan tuntutan penghukuman yang pakai nabi Hosea sebagai dasar untuk
ucapan-ucapan kutuk. Tuntutan hukum ini
dikenal dalam kata Ibrani rib
(perkara/pengaduan). Tuntutan hukum
berkolerasi dengan kovenan Allah dengan umatNya.
Dalam kitab nabi-nabi, dimana para nabi menyeruhkan
kovenan Allah semula kepada bangsa Israel.
Namun umatNya menolak dan melupakan kovenan yang telah ada sejak semula. Hal ini membuat Allah murka melihat keadaan
bangsa Israel, sehingga Ia memiliki kontroversi terhadap bangsa israel[28]. Ayat 3-11, ayat ini memaparkan bahwa Allah
akan memberikan penghukuman kepada bangsa israel. Frasa תֶּאֱבַל הָאָרֶץ artinya bumi ini akan berkabung. Dalam teks Yunani asli frasa תֶּאֱבַל הָאָרֶץ yaitu σὺν πᾶσιν artinya dengan semua[29],
maka Allah menghukum seluruh bangsa Israel.
[20]Dine Freeman, Dasar
Dasar Membangun Iman, (Amerika: Village Ministries International, 2001), 78
[21]Alkitab, Edisi Studi, (Jakarta : Lembaga
Alkitab Indonesia, 2010), 1417
[22]Darmawijaya,
Warta Nabi Abad VIII, (Yogyakarta:
Kanisius, 1990), 71
[23]F.
L Bakker, Sejarah kerajaan Allah,
(Jakarta: BPK gunung mulia, 1996), 655
[24]2
Raja-raja 17:23, Allah menyerahkan bangsa Israel kepada bangsa lain.
[25]Dianne
Bergant, Simbolik Nama Hosea,
(Malang: Gandum mas, 1982), 159
[26]Harry
Mowvley, Penuntun Kedalam Nubuat
Perjanjian Lama, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2006), 138
[27]D.
R. Hillers, Perjanjian Dan Kutukan,
(Roma: Pontifical Biblical, 1964), 86
[28]Hosea 4:1 Dengarlah
Firman Tuhan, Hai Orang Israel, Sebab Tuhan Mempunyai Perkara Dengan Penduduk
Negeri Ini, Sebab Tidak Ada Kesetiaan Dan Tidak Ada Kasih, Dan Tidak Ada
Pengenalan Akan Allah Di Negeri Ini. Ayat Ini Menegaskan Bahwa Allah
Memiliki Kontroversi Kepada Bangsa Israel. Penulis Menggunakan (Ibrani Rib) Yaitu Kontroversi, Karena Kata
Kontroversi Yang Tepat Digunakan Pada Konteks Teks Hosea 4:1-19. Kata Rib
Ditafsirkan Sesuai Dengan Konteks Hosea 4:1-19 Menggunakan Kontroversi. Kontroversi Merupakan Suatu Pertentangan
Antara Atasan Yang Paling Tinggi Dan Bawaan Yang Paling Rendah. Maksudnya Ialah
Pertentangan Yang Tidak Dapat Diatasi Dengan Penyeselaian Yang Sederhana,
Karena Objeknya Ialah Tuhan Dengan Manusia.
[29]Perjanjian Lama Ibrani-Indonesia,
(Jakarta: Lembaga Alkitab, 2002), 994
0 komentar:
Post a Comment