3:57 AM
0
orthochristian.com

1.   Judul
Amsal memperoleh namanya dari isinya yaitu pepatah atau peribahasa yang menyampaikan kebenaran dengan cara yang ringkas dan tajam. Kata Ibrani Mashal (terjemahan Indonesia : misal atau perumpamaan) yang juga berarti ‘paralel’ , ‘serupa’, ‘perbandingan’. Amsal merujuk pada suatu perbandingan atau tamsil yang menggaris bawahi peribahasa moral. Sebagai pepatah ringkas, sebuah Amsal merujuk pada suatu antitesis. Judul ini berasal dari fakta bahwa tulisan ini adalah ringkasan pengajaran moral dan spiritual yang dirancang untuk memungkinkan seseorang dapat hidup bijaksana.
2.   Penulis.
Menurut 1 Raja-raja 4:32, Salomo menggubah 3000 amsal dan 1005 lagu. Sekalipun dia memang menulis sebagaian besar dari kitab Amsal ini, paruh terakhir menunjukkan bahwa dia bukan satu-satunya penulis kitab ini. Rinciannya yaitu Salomo menulis psl. 1-24, koleksi Hizkia psl. 25-29, koleksi Agur psl. 30 dan koleksi Lemuel psl. 31.
3.   Tahun Penulisan
Sebagai Kitab Hikmat, Amsal bukanlah sebuah kitab sejarah tetapi lebih kepada hasil karya sekolah hikmat di Israel. Amsal-amsal Salomo ditulis sebelum wafatnya di tahun 931 sM dan koleksinya disimpan para juru tulis Raja Hizkia sekitar tahun 700 sM. Sedang Amsal yang lain juga ditulis sekitar tahun tersebut. Oleh karena itu kitab Amsal ini ditulis tahun 950 – 700 sM.
4.   Tema
Tema dari kitab ini adalah hikmat untuk hidup melalui pengajaran khusus dalam setiap persoalan hidup: kebebalan, dosa, kebaikan, kesehatan, kemiskinan, lidah, kesombongan, kerendahan hati, keadilan, keluarga, dendam, perselisihan, keserakahan, kasih, kemalasan, sahabat, kehidupan dan kermatian. Tidak ada kitab selain Amsal yang lebih praktis dalam menyampaikan hikmat hidup sehari-hari.
Tesis : “Takut akan Tuhan adalah awal hikmat” (1:7; 9:10). Absennya takut akan Allah menuju pada kebebalan hidup tanpa kendali. Takut akan Tuhan artinya ‘berdiri takjub karena karakterNya dan kekuasaanNya yang kudus’. Pada saat bersamaan, Amsal menunjukkan bahwa hikmat sejati mengarahkan pembaca pada takut akan Tuhan (2:1-5).
5.   Hikmat dalam Kitab Amsal.
Dalam Amsal 8 hikmat dipersonifikasikan sebagai spirit (ruach) hikmat (hokmah). Ia tidak diciptakan, sebab sejak semula ia telah bersama-sama dengan Tuhan. Psl. 8:22 berbunyi “ Tuhan telah menciptakan aku sebagai permulaan pekerjaanNya, sebagai perbuatanNya yang pertama-tama dahulu kala.” Kata yang digunakan untuk ‘menciptakan’ bukanlah kata bara (menciptakan) atau asa (membuat) melainkan qanah yang artinya ‘lebih merujuk pada memiliki’, mendapatkan atau mengupayakan ukuran standart (kanon/ruler) hikmat untuk memulai segala sesuatu pada mulanya. Pengertian ini menunjukkan bahwa hikmat itu sudah ada sejak kekal sebagai standart pengukur pekerjaan Allah sumber hikmat itu.
·        Hikmat itu bersifat ilahi (8:22-31)
·        Hikmat itu sumber kehidupan (3:18; 8:35-36).
·        Hikmat itu benar dan pengukur moral (8:8-9).
·        Hikmat itu tersedia bagi yang mau menerimanya (8:1-6)
·        Hikmat itu didalam Kristus ‘sebab dalam Dialah tersembunyi seluruh harta hikmat dan pengetahuan’ (Kol. 2:3).

0 komentar:

Post a Comment