orthochristian.com
1. Judul
Amsal memperoleh namanya dari isinya yaitu pepatah atau
peribahasa yang menyampaikan kebenaran dengan cara yang ringkas dan tajam. Kata
Ibrani Mashal (terjemahan Indonesia :
misal atau perumpamaan) yang juga berarti ‘paralel’ , ‘serupa’, ‘perbandingan’.
Amsal merujuk pada suatu perbandingan atau tamsil yang menggaris bawahi
peribahasa moral. Sebagai pepatah ringkas, sebuah Amsal merujuk pada suatu
antitesis. Judul ini berasal dari fakta bahwa tulisan ini adalah ringkasan
pengajaran moral dan spiritual yang dirancang untuk memungkinkan seseorang
dapat hidup bijaksana.
2. Penulis.
Menurut 1 Raja-raja 4:32, Salomo menggubah 3000 amsal dan
1005 lagu. Sekalipun dia memang menulis sebagaian besar dari kitab Amsal ini,
paruh terakhir menunjukkan bahwa dia bukan satu-satunya penulis kitab ini.
Rinciannya yaitu Salomo menulis psl. 1-24, koleksi Hizkia psl. 25-29, koleksi
Agur psl. 30 dan koleksi Lemuel psl. 31.
3. Tahun
Penulisan
Sebagai Kitab Hikmat, Amsal bukanlah sebuah kitab sejarah
tetapi lebih kepada hasil karya sekolah hikmat di Israel. Amsal-amsal Salomo
ditulis sebelum wafatnya di tahun 931 sM dan koleksinya disimpan para juru
tulis Raja Hizkia sekitar tahun 700 sM. Sedang Amsal yang lain juga ditulis
sekitar tahun tersebut. Oleh karena itu kitab Amsal ini ditulis tahun 950 – 700
sM.
4. Tema
Tema dari kitab ini adalah hikmat untuk hidup melalui
pengajaran khusus dalam setiap persoalan hidup: kebebalan, dosa, kebaikan,
kesehatan, kemiskinan, lidah, kesombongan, kerendahan hati, keadilan, keluarga,
dendam, perselisihan, keserakahan, kasih, kemalasan, sahabat, kehidupan dan
kermatian. Tidak ada kitab selain Amsal yang lebih praktis dalam menyampaikan
hikmat hidup sehari-hari.
Tesis : “Takut akan Tuhan adalah awal hikmat” (1:7;
9:10). Absennya takut akan Allah menuju pada kebebalan hidup tanpa kendali.
Takut akan Tuhan artinya ‘berdiri takjub karena karakterNya dan kekuasaanNya
yang kudus’. Pada saat bersamaan, Amsal menunjukkan bahwa hikmat sejati
mengarahkan pembaca pada takut akan Tuhan (2:1-5).
5. Hikmat
dalam Kitab Amsal.
Dalam Amsal 8 hikmat dipersonifikasikan sebagai spirit
(ruach) hikmat (hokmah). Ia tidak diciptakan, sebab sejak semula ia telah
bersama-sama dengan Tuhan. Psl. 8:22 berbunyi “ Tuhan telah menciptakan aku sebagai
permulaan pekerjaanNya, sebagai perbuatanNya yang pertama-tama dahulu kala.”
Kata yang digunakan untuk ‘menciptakan’ bukanlah kata bara (menciptakan) atau asa
(membuat) melainkan qanah yang
artinya ‘lebih merujuk pada memiliki’, mendapatkan atau mengupayakan ukuran
standart (kanon/ruler) hikmat untuk memulai segala sesuatu pada mulanya.
Pengertian ini menunjukkan bahwa hikmat itu sudah ada sejak kekal sebagai
standart pengukur pekerjaan Allah sumber hikmat itu.
·
Hikmat itu bersifat ilahi (8:22-31)
·
Hikmat itu sumber kehidupan (3:18; 8:35-36).
·
Hikmat itu benar dan pengukur moral (8:8-9).
·
Hikmat itu tersedia bagi yang mau menerimanya
(8:1-6)
·
Hikmat itu didalam Kristus ‘sebab dalam
Dialah tersembunyi seluruh harta hikmat dan pengetahuan’ (Kol. 2:3).
0 komentar:
Post a Comment