3:56 AM
0
orthochristian.com
1.   Judul
Judul kitab ini diambil dari tokoh utama yang diceritakan oleh kitab ini yaitu Ayub. Nama Ayub berasal dari kata Ibrani IYOB dari akar kata AYAB yang artinya ‘memusuhi’ (to be hostile to), ‘menjadi musuh’ (to be an enemy), ‘aku ingin menjerit’ (I will exclaim), ‘membenci’ (hatred), ‘celaka’ (the cry of woe). Arti sesungguhnya sulit dipastikan karena kurangnya bukti-bukti otentik. Namun yang pasti nama Ayub mengingatkan kita akan aib yang harus ditanggung Ayub yang saleh dan berintegritas tinggi, sehingga ia disangka orang terkena tulah dari Allah.
2.   Penulis.
Memang tidak ada bukti yang otentik untuk menunjukkan siapa penulis kitab Ayub. Walaupun begitu ada beberapa ahli yang mengusulkan nama Elihu, Musa dan Salomo sebagai penulis kitab ini. Namun dilihat dari detail yang dicatat dan dari nama kitabnya saja kemungkinan besar bahwa Ayub menulis autobiografinya sendiri (bdn. Yunus, Ester).
3.   Tahun penulisan.
Tahun penulisan kitab Ayub ini sangat sulit untuk dijelaskan. Walaupun begitu ada beberapa prinsip pandangan tentang tanggal penulisan kitab Ayub. Diantaranya yaitu:
o   Ayub hidup pada masa Patriakhat.  Hal ini nyata dari umur Ayub 140 tahun (42:16) umur yang langka zaman Patriakhat, kekayaan Ayub dimana harta kekayaan dibanding dengan jumlah ternak (1:3) merupakan tipe khas zaman Patriakhat, seperti halnya Abraham Ishak dan Yakub, Ayub adalah imam dalam keluarganya (1:5), tidak disebut-sebutnya Bani Israel atau Taurat Musa menunjukkan masa itu sebelum Musa.
o   Walaupun begitu para ahli menganggap bagian-bagian puisi kitab Ayub (3:1 – 42:6) berasal dari waktu yang lebih kemudian. Kemiripan kitab Ayub dengan Kitab Yeremia (bnd. Ayb. 3:3-26 dengan Yer. 20:14-18), dengan paroan akhir Kitab Yesaya (terutama nyanyian hamba Tuhan yang menderita Yes. 52:13 – 53:12), dengan Mazmur  8 (bnd. Ayb. 7:17,18 dengan Maz. 8:6,7) dan dengan Ams. 8 (bnd. Ayb. 15:7,8 dengan Ams. 8:22,25) semuanya menunjuk pada abad ke-7 sM.
Dari data-data diatas kemungkinan kitab Ayub ini ditulis sebelum kitab Amsal namun penyusunan akhirnya diselesaikan zaman penulisan kitab Amsal. Oleh karena itu Kitab Ayub ditulis tahun 700 – 600 sM.
4.   Tema
Tema kitab ini yaitu tentang theodicy.  Theodicy atau problem of evil yaitu ketika kebaikan, keadilan dan kedaulatan Allah ditantang oleh eksistensi penderitaan dan kejahatan. Kitab ini memang membahas pertanyaan yang sudah usang : “Mengapa orang benar menderita, kalau Allah adalah Allah yang penuh belas kasihan ?” Kisah ayub sengaja mengajarkan tentang kedaulatan Allah dan kebutuhan manusia untuk memahaminya. Ketiga sobat Ayub memberikan jawaban yang pada hakekatnya sama yaitu semua penderitaan diakibatkan oleh dosa. Namun Elihu menyatakan bahwa penderitaan sering terjadi untuk memurnikan orang benar. Tujuan Allah melucuti seluruh pembenaran diri Ayub dan membawanya ketingkat penyerahan diri secara lebih total kepada Allah.
5.   Tujuan penulisan
Selain yang sudah dijelaskan dalam points tema diatas, tujuan kitab ini yaitu memaparkan konflik berabad-abad antara Allah dan Satan dan menunjukkan kaitan penderitaan akibat konflik ini. Pada akhirnya kitab ini membuntikan kebenaran yang dicatat Rom. 8:28.
6.   Garis besar.
I.         Prolog : Kesengsaraan Ayub (psl. 1-2).
A.  Karakter Ayub dipaparkan
B.  Karakter Ayub dibahas
C.  Karakter Ayub diuji – coba
1.   Iman dan fasilitas
a.   Allah memberikan fasilitas
b.   Satan mengambil fasilitas
c.   Ayub mengembalikan fasilitas
2.   Iman dan integritas
a.   Allah menguji integritas Ayub
b.   Satan merusak integriotas Ayub
c.   Ayub mempertahankan integritas
II.       Dialog : Ayub dan para sahabat (psl. 3-26).
A.  Ratapan Ayub
B.  Keluhan sahabat
1.   Tanggapan Elifas
2.   Tanggapan Bildad
3.   Tanggapan Zofar
C.  Kegelisahan sahabat
1.   Komentar Elifas
2.   Komentar Bildad
3.   Komentar Zofar
III.      Monolok : Elihu (psl. 27-41).
A.  Dari Ayub ke Ayub
1.   Mengingat masa silam.
2.   Melihat masa sekarang
B.  Dari Elihu untuk Ayub.
C.  Dari Tuhan untuk Ayub
1.   Dimanakah engkau ?
2.   Dapatkah engkau ?
3.   Siapakah yang dapat ?
IV.     Epilog : Allah.
A.  Penyesalan Ayub
Pemulihan Ayub

0 komentar:

Post a Comment